wiseguy
by wiseguy

Kehilangan bobot badan demi peran berbuah Oscar untuk Dallas Buyers Club, ia kebablasan gemuk demi Gold. Dinilai terlalu tampan, Matthew McConaughey selama ini ternyata harus merusak penampilan demi peran-perannya.

Di antara hiruk-pikuk berita nominasi sejumlah festival yang semuanya akan berpuncak di Piala Oscar 2017 pada 26 Februari nanti, ada hal yang mulai luput dari riuhnya perbincangan: Matthew McConaughey dengan film Gold-nya, yang dirilis 27 Januari nanti.

Hidup adalah serangkaian koma, bukan tanda titik. - Matthew McConaughey

Menang di kategori Ensemble of the Year pada ajang Hollywood Film Awards 2016 dan dinominasikan untuk Best Original Song - Motion Picture di ajang Golden Globe 2016, apa pun hasilnya di akhir semua festival nanti, Gold lagi-lagi mengingatkan betapa Matthew McConaughey terus-menerus bertransformasi sebagai aktor. Ia tak lagi si cowok tampan dalam kisah-kisah rom-kom kesukaan gadis-gadis muda. Matthew McConaughey telah jauh bertransformasi. Ia aktor sejati.  

Dinilai terlalu tampan, Matthew McConaughey ternyata harus merusak penampilan demi peran-perannya sejak film debutnya, Dazed and Confused (1993).

Nyaris jadi pengacara

Jika minatnya pada ilmu hukum melebihi kegairahannya pada dunia film, bisa jadi namanya hanya dikenal segelintir kliennya. Untung, itu tak terjadi.

Bernama lengkap Matthew David McConaughey dan lahir di Uvalde, Texas, ia lulus SMU pada 1988. Sempat tertarik bisnis minyak ayahnya, ia mengikuti program pertukaran pelajar di Australia. Bukannya belajar giat, Matthew justru jadi anak gaul sehingga aksen Aussie-nya lancar. Juga, kerja sampingan sebagai tukang cuci piring dan tukang bersih-bersih kotoran ayam di peternakan!

Setahun di Australia, ia pulang kampung ke negeri Paman Sam untuk berkuliah di Fakultas Hukum di University of Texas di Austin, karena ingin jadi pengacara. Gara-gara salah satu tugas kuliahnya mengharuskan baca buku Og Mandino, The Greatest Salesman in the World, tiba-tiba ia mengubah keputusannya: pindah ke jurusan film!

Karier aktingnya dimulai pada 1991 dalam film karya mahasiwa, iklan TV lokal dan menyutradarai film pendek Chicano Chariots (1992). Suatu kali, di bar hotel di Austin, ia dikenalkan produser Don Phillips, yang mengenalkannya pada Richard Linklater. Tapi, Matthew dinilai terlalu tampan untuk proyek Dazed and Confused (1993), peran cowok alumni SMU pengejar cewek-cewek muda yang masih sekolah. Tak mau melepas bakat yang baru ditemuinya, sutradara ini meminta Matthew menggondrongkan rambut, menumbuhkan kumis dan berewok. Peran yang rencananya tiga adegan saja, berkat Linklater yang mendorongnya berimprovisasi, membuat Matthew bahkan berbicara hingga 300 baris kalimat dalam film ini.

Sejarah film Hollywood di kemudian hari mencatat, Dazed and Confused tak saja film debut amat penting bagi Matthew, tapi juga bagi Linklater!

Pada 1995, ia membintangi Texas Chainsaw: The Next Generation (1994) sebagai pembunuh sadis haus darah, dengan lawan main Renée Zellweger. Tak lama setelahnya, ia jadi sensasi baru di Hollywood berkat perannya dalam Lone Star (1996) dan terutama A Time to Kill (1996), di mana ia memerani pengacara muda idealistik. Segera saja Matthew dinobatkan sebagai salah satu aktor muda terpanas bahkan dianggap sebanding Paul Newman pada zamannya. Nama-nama besar Hollywood pun tak kuasa menggaetnya, seperti  Jodie Foster dan Steven Spielberg


Memasuki pergantian milenium, Matthew banyak berperan dalam rom-kom seperti The Wedding Planner (2001), dengan lawan main Jennifer Lopez, dan How to Lose a Guy In 10 Days (2003), bersama Kate Hudson. Juga, ia memerani Denton Van Zan, prajurit Amerika dan pemburu naga dalam thriller futuristik Reign of Fire (2002) sebagai aktor pendukung Christian Bale

Mulai 2011, perannya makin “berani” dan beragam, seperti dalam The Lincoln Lawyer (2011), Killer Joe (2011), Mud (2012), The Paperboy (2012), bahkan jadi pemilik klub dan penari telanjang dalam film garapan Steven Soderbergh, Magic Mike (2012) yang dibintangi Channing Tatum

Kariernya dianggap mencapai puncak saat memerani penderita HIV dalam biopik peraih tiga Oscar Dallas Buyers Club (2013), yang membuatnya menggaet Aktor Terbaik dan sang aktor pendukung Jared Leto sebagai Aktor Pendukung Terbaik dalam Oscar 2014. Di tahun yang sama, ia tampil di seri TV True Detective, yang dihujani pujian baik oleh para kritikus maupun penonton.

Lalu, apa yang menarik dari segala pengalamannya sebagai sineas yang dibesarkan di Hollywood? “Saya suka film, terutama proses pembuatannya. Serupa asiknya seniman keramik yang bermain-main dengan tanah liat,” kata suami dari model Camila Alves dan ayah tiga anak ini.

Konon, karena film Gold yang diperani menuntutnya berbadan gemuk, ia harus sering menyantap burger. Lagi-lagi, ia terlalu tampan untuk peran pebisnis bangkrut yang frustrasi berat. Dan ia menikmatinya. Celakanya, seisi rumah ikut-ikutan jadi pemakan burger, sehingga bobot badan mereka bertambah semua. Sebuah keluarga yang jenaka. Dan terancam tembem semua!