wiseguy
by wiseguy

Belum usai gema Sully jadi top box office dan diyakini akan mengganjarnya Piala Oscar lagi, perannya sebagai Robert Langdon dalam Inferno segera merajai bioskop Oktober nanti. Dialah Tom Hanks, aktor serba bisa yang menciptakan letupan demi letupan!

Sully

Sejak berperan dalam Big yang membuatnya masuk nominasi Piala Oscar dan mengganjarnya Aktor Terbaik dalam Golden Globe 1989, Tom Hanks tampaknya menjadi aktor kesayangan produser, sutradara, dan para juri festival. Ia bak Meryl Streep, sang legenda modern Hollywood versi pria, yang produktif terlibat di banyak film dan tiap langkahnya beraroma Oscar.

Anda mungkin sudah menikmati akting Tom dalam Sully, karya terbaru Clint Eastwood sebagai sutradara yang hari-hari ini diputar di seluruh dunia, termasuk di bioskop-bioskop Indonesia. Pesonanya sebagai pilot penyelamat nyawa 155 penumpang dengan mendaratkan pesawatnya di atas sungai dan di saat bersaman dianggap melanggar prosedur penerbangan, disebut-sebut akan mengganjar kembali Hanks dengan Piala Oscar.   

Forrest Gump

Ia tak berhenti dengan film penggaet Piala Oscar yang menasbihkannya sebagai Aktor Terbaik, seperti diraihnya lewat Philadelphia (1994) dan Forrest Gump (1995). Ia juga banyak terlibat pada film yang diyakini sukses secara komersial. Sebut saja film-film populer yang dibintanginya dengan Meg Ryan, seperti Joe Versus The Volcano, Sleepless in Seattle atau You've Got Mail. Itu hanya sebagian pesona Tom di layar lebar. Ia adalah aktor segala genre, dan 'sialnya' selalu pas saat harus berperan sebagai siapa pun, termasuk sebagai pengisi suara boneka koboi Woody dalam Toy's Story.

Atau, yang terbaru misalnya Inferno. Dirilis serentak pada 28 Oktober nanti di Amerika Serikat dan rentang waktunya tak lama dengan Sully, diyakini akan jadi ledakan berikutnya dari Tom Hanks.

Sekadar mengingatkan, film yang diperaninya dalam adaptasi novel laris karya Dan Brown, The Da Vinci Code (2006) mengeduk untung lebih dari $758 di seluruh dunia, yang dilanjutkan dengan Angels & Demons (2009). Inferno adalah bagian ketiga franchise ini di mana Hanks berpasangan dengan aktris nominator Oscar Felicity Jones (The Theory of Everything, Rogue One: A Star Wars Story).

Tampaknya, Tom memang dilahirkan sebagai sineas. Ia lebih dari sekadar aktor serba bisa. Ia juga sutradara dan terlebih produser di banyak proyek, baik film layar lebar maupun seri televisi.

Ketika berkuliah, tak satupun peran ia dapatkan!

Jangan berharap menjumpai film Tom saat bocah, karena memang tak pernah ada. Bahkan, tak seorang pun mengira ada talenta akting dalam dirinya hingga ia menjadi mahasiswa.

Bernama lengkap Thomas Jeffrey Hanks, ia lahir di Concord, California. Ibunya, Janet Marylyn, berdarah Portugis dan bekerja di rumah sakit. Sementara ayahnya, Amos Mefford Hanks yang berdarah Inggris dan Jerman, bekerja sebagai juru masak.

Sejak Tom kecil, kedua orangtuanya telah bercerai. Masa kecilnya memang tak diwarnai kekerasan dan alkohol, tapi ia tumbuh menjadi “remaja bingung.” Problem terbesarnya saat kecil adalah terlalu sering berpindah rumah; dari rumah ayah tirinya kemudian pindah ke ibu tirinya, atau sebaliknya berkali-kali.

Merasa berbakat akting, ia mencoba mendapat peran di teater kampus. Tapi, tak satu pun sutradara memberinya peran selama ia menjadi mahasiswa!

Untunglah, ia kemudian mengikuti audisi di suatu teater komunitas, dan diminta sang sutradara untuk pergi ke Cleveland. Di sana, karier teater dan televisinya pun dimulai.

Ia pun bermain di pertunjukan televisi Bosom Buddies (1980) dan Bosom Buddies: All You Need Is Love (1981), di mana Tom bertemu isteri keduanya, aktris Rita Wilson dan memiliki dua anak. Tom juga memiliki putra dan putri dari isteri pertamanya, Samantha Lewes.

Salah satu tahun terpenting pembuktian kariernya terjadi pada 1996, saat Tom membintangi sekaligus memulai debutnya di belakang kamera dengan menulis dan menyutradarai, dalam film That Thing You Do! (1996).

Hingga tahun ini, setidaknya Tom Hanks tercatat telah menjadi produser di 51 proyek film, berakting di 81 film, menulis 6 skenario, dan menyutradarai 8 film. Tapi, pujian terbesar yang sering dialamatkan padanya adalah pada caranya dalam memerani karakter. Peran apa pun menjadi tampak mudah saat ia yang memainkannya.

Tapi, benarkah mudah?

Ketika pertanyaan itu diajukan pada Tom ia menjawab dengan tersenyum. “Jika tak sulit, semua orang akan melakukannya. Karena sukarlah yang membuatnya jadi hebat,” jawabnya.  “Tiap orang punya sesuatu yang harus dikunyah. Bagi saya, itu adalah kesepian. Sinema memiliki kekuatan yang membuatmu tak pernah merasa sepi…”