wiseguy
by wiseguy

Biopik Vinny Paz lebih dari kisah petinju yang bangkit setelah patah leher dan terancam tak bisa berjalan lagi. Demi pertandingan pamungkas, ia nekad kembali ke ring tinju. Kisah di balik layarnya tak kalah seru!

Apa jadinya jika petinju juara dunia alami patah tulang leher dan divonis tak bisa berjalan lagi, tapi ingin kembali ke ring tinju demi sebuah pertandingan pamungkas? Hanya satu yang pernah melakukan ide gila ini: Vinny Pazienza. Menonton Bleed for This, yang kini ditayangkan secara streaming di CATCHPLAY, seperti mengingatkan lagi kegilaan yang benar-benar pernah terjadi di arena tinju dunia.

Pada 1980-an, Vinny Paz menjuarai sejumlah pertandingan secara mengesankan. Ia gaet gelar juara dunia pertama di kelas bulu IBF pada 1987. Tak lama setelah menjuarai kelas menengah junior, Paz menyerahkan gelarnya akibat kecelakaan mobil yang membuat tulang lehernya patah. Dokter memvonisnya tak akan bisa berjalan lagi. Bertarung lagi di ring tinju adalah mustahil. Meski sejumlah sekrup terpasang di tulang tengkoraknya, dan selama 3 bulan harus mengenakan halo metal brace di sekeliling kepala, Paz berlatih lagi tanpa mematuhi perintah dokter. Tiga belas bulan setelah kecelakaan, impiannya terwujud: Memenangi kejuaraan WBC World! Dan ia terus bertanding hingga tahun 2004 silam. 

Dibintangi Miles Teller yang bermain sebagai Paz, Aaron Eckhart yang memerani pelatih Kevin Rooney, serta aktor Irlandia Ciarán Hinds dan Katey Sagal sebagai ayah - ibu sang petinju, film ini sukses menggambarkan comebacks tergila seorang atlet. Dibesut Ben Younger -- pernah menyutradarai Boiler Room (2000) yang dipuji-puji kritikus, juga Prime (2005) --  film ini pun bikin senang kritikus dan penonton. Rotten Tomatoes memberi skor 71% untuk film ini dengan kalimat "Bleed for This meningkatkan kekuatan akting Miles Teller, memberi drama tinju berdasar kisah nyata melebihi genre sejenis yang cenderung klise.”

Ben Younger, yang juga menulis naskahnya mengungkapkan, ia yang vakum bikin film selama 10 tahun, suatu kali didatangi teman semasa kecil Paz. "Jika kau tertarik, ini jadi milikmu,” katanya. Ben pun memberi tahu Martin Scorsese -- kemudian jadi produser eksekutif proyek ini – yang berucap, "Ini cerita terhebat yang pernah diceritakan."

Bleed for This

Meski ada banyak film tentang tinju, Ben tak ingin filmnya jadi klise. Dengan Scorsese sebagai produser eksekutif, Ben membuatnya sedikit mengingatkan Raging Bull, yang memberi para aktor kesempatan membuktikan komitmen mereka melalui transformasi fisik dramatis.

Ben mengaku tak suka olah raga tinju. “Kau tak perlu jadi penggemar olah raga tinju untuk suka film tinju,” katanya. Urusan patah tulang, ia mengaku pernah mengalaminya. Saat remaja ia mengikuti kelas bela diri dengan pelatih seorang master dari Tiongkok di Brooklyn. “Kami push-up di beton. Meski telah berlatih tiga tahun, yang begituan aku bahkan tak tahu caranya. Maka tulang rusuk dan kakiku pun patah!”

Paz dan Teller, sama-sama korban kecelakaan

Setelah bermain cemerlang sebagai aktor utama dalam Whiplashfilm peraih 3 Oscar 2015 di antaranya Aktor Pendukung Terbaik untuk J.K. Simmons, Miles Teller merasa tertantang dengan proyek Bleed for This. “Seminggu setelah deal, aku menolak bertemu Paz. Aku harus persiapkan tubuhku dulu! Jika tidak, dia tak akan setuju aku pemerannya,” ungkapnya pada Hollywood Reporter.

Maka ia pun mati-matian membentuk wajah dan tubuh agar meyakinkan Paz. Ia berusaha tumbuhkan bulu di wajah, meski hasilnya cuma segaris kumis tipis. Tubuhnya yang semula 85,3 kg dengan lemak 19 persen sukses ia lenyapkan 10 kg dan menyisakan 6 persen lemak tubuh. Otot-ototnya pun terbentuk selayaknya petinju. "Aku amat gugup saat pertama memeraninya. Aku ingin Paz melihat hidupnya sendiri, seperempat abad lalu," ungkapnya.

Serupa tapi tak sama dengan Paz, Teller pernah mengalami kecelakaan mobil pada 2007 dengan bekas luka di dagu, pipi dan leher saat dalam mobil yang disopiri teman sekamarnya. Kecelakaan yang bikin wajahnya rusak di usia 20 itu merupakan alasan ia tak punya banyak teman semasa mahasiswa. "Aku jalani berkali-kali operasi laser, mirip operasi menghilangkan tato. Amat menyakitkan, tapi sakitnya tak pernah kutunjukkan pada temanku itu, agar ia tak merasa bersalah berlebihan,” aku Teller. 

Sejak awal ia menerima halo metal brace dari sebuah rumah sakit untuk ia coba kenakan. “Dipakai tak nyaman; tapi tak nyaman bukan intinya. Ketika aku menemui Paz delapan bulan kemudian dengan bentuk tubuh tak memalukan, hal pertama yang kutanyakan adalah seperti apa rasanya tulang leher patah, sehingga harus pakai halo?”  

Vinny Paz suka biopik dirinya!

Sebutan mantan petinju gila yang menang setelah remuk leher, hanya bisa disematkan pada Vinny Paz. Ia yang kembali ke ring tinju melawan Luis Santana secara menakjubkan bisa bertahan hingga 12 ronde. Dan menang angka! Lalu, apa reaksinya setelah menonton film ini? Kini 54 tahun, Paz menangis terharu menonton kisahnya dihidupkan kembali oleh Teller. Pada USA Today ia bilang, ia melihat semua yang terjadi dalam film seperti menengok ulang yang terjadi dalam kehidupannya di dunia nyata.

Jadi petinju gara-gara menonton Rocky (1976) yang dibintangi Sylvester Stallone, Paz mengungkapkan rasa kagumnya pada Bleed for This. “Ini surreal, gila, liar, menakjubkan. Mereka bekerja hebat dengan film ini. Para aktornya super!”

Paz, yang digoda dengan pertanyaan “biopik biasanya berlebihan dalam detil demi dramatisasi,” menjawab: “Mereka tak melebih-lebihkan apa pun. Segala yang kamu tonton 1.000 persen – bukan 100, tapi 1.000 persen – terjadi. Semua nyata, dari awal hingga akhir. It’s all true!”

Tapi, Paz buru-buru mengoreksi sedikit fakta dalam film. Ia digambarkan memenangi $65,000. Angka sebenarnya adalah $64,000. Ia sempat protes Ben Younger. “Ben, Ben, jumlah yang kumenangi $64,000. Jawaban Ben? Dengan dengan cuek ia bilang, “Vinny, I know that. Nobody will believe it.” Nah, lo!