wiseguy
by wiseguy

Ia paksa sutradara beri peran lebih “nendang” dan menantang. Maka Sienna Miller pun unjuk gigi lewat Lost City of Z, kisah nyata perempuan yang suami dan anaknya hilang di pedalaman hutan.

Gara-gara harus jadi isteri menderita, lagi dan lagi, Sienna Miller menuntut James Gray. Sutradara inilah yang menyodorinya peran Nina Fawcett, isteri penjelajah Inggris Percy Fawcett, diperani Charlie Hunnam, yang bersama anak lelakinya hilang di hutan pedalaman Amazon pada 1925 dalam The Lost City of Z . Gray yang juga menulis skenario film ini pun menantangnya. Ia berjanji memberi Sienna karakter Nina, perempuan yang kaya akan “kehidupan batin.” Revisi karakter yang dilakukannya demi menekankan perjuangan mendukung obesesi petualangan sang suami, yang membuat Nina jadi isteri dan ibu yang tersiksa karena tak pernah tahu apa yang terjadi pada buah hati dan lelaki yang dicintanya.

Film The Lost Kota City of Z  -- juga didukung Robert Pattinson dan Tom Holland -- menandai untuk ketiga kalinya Miller memerani isteri yang harus menghadapi situasi luar biasa pelik. Inilah film yang membuat aktris ini menuntut karakternya punya peran lebih substansial.

Sienna sebelumnya berperan dalam Foxcatcher besutan Bennett Miller yang meraih lima nominasi Oscar 2015; serta American Sniper yang disutradarai Clint Eastwood dan gaet satu Oscar 2015 untuk kategri Tata Suara Terbaik. Keduanya berdasarkan kisah nyata, dua-duanya pula Sienna memerani istri pria yang meninggal secara tragis, David Schultz dan Chris Kyle. Seperti ditulis businessinsider.com, dengan dua film dan peran isteri menderita sebelumnya, Sienna tak ingin talentanya dipandang sebelah mata, dan aktingnya sebagai “pemicu emosional saat suami dibunuh” belaka.

Gray mengakui, ia bahkan masih meremehkan talenta Sienna hingga pengambilan gambar dimulai. Sutradara ini kemudian mengungkapkan, jika besutannya kemudian dipuji sejumlah kritikus, pujian harus diberikan pula pada Sienna, yang mendorongnya agar Nina berkarakter lebih dimensional. “Ketika kami bertemu, dengan cepat ia membaca tabel daftar pemain di sebelah kiri naskah. ‘Isteri?!’ Aku pun berkata, ‘Memangnya kenapa?’ Ia bilang, ‘Aku memerani isteri lagi! Memangnya tak ada yang lebih hebat yang bisa lakukan lagi?’ Jawabku, ‘Sienna, aku usahakan. Aku akan beri segala yang kupunya.'”

“Kubilang, ‘Jika kau merasa hanya jadi seorang isteri, mengapa kau di sini?’ Dia menjawab, ‘Aku ingin bekerja denganmu, makanya ini harus lebih baik. Lebih baik dari rata-rata perempuan yang tinggalkan rumah mereka!” kata Gray lagi, sambil meniru aksen Inggris aktris itu sambil tertawa.

Saat Gray ditanya apa pendapat Miller tentang The Lost Kota City of Z, sutradara ini menjawab, “Dia sangat suka!”

Sienna Ingin Lebih: Good parts, good films, good directors!

Membandingkan Sienna Miller dengan aktris “kemarin sore” macam Jennifer Lawrence, Aktris Terbaik Oscar 2013 lewat The Silver Linings Playbookatau Emma Stone, Aktris Terbaik Oscar 2017 lewat La La Landdalam banyak sisi tidaklah adil. Hollywood tak hanya butuh kecantikan, bakat, kesempatan, bahkan keberuntungan, serta banyak faktor lain, sesuatu yang sukar dibeli apa pun. Sienna untuk beberapa waktu menjadi aktris underrated, Hollywood cukup mengabaikannya selama ini.    

Bernama lengkap Sienna Rose Diana Miller, lahir 28 Desember 1981 di New York City, New York, di usia 18 bulan ia diboyong ke London. Ayahnya, pria kelahiran Amerika Edwin Miller, adalah bankir sekaligus art dealer lukisan Cina modern. Sementara ibunya Josephine Miller, asal Afrika Selatan, pernah jadi model dan asisten pribadi almarhum penyanyi David Bowie. Di usia 6 tahun, orangtua Sienna bercerai. Ia  dan saudarinya, Savannah Miller, kemudian ikut ibunya. Di usia 8 tahun, Sienna mulai belajar akting.

Di usia 18 ia kembali ke New York, mendaftar di Lee Strasberg Theater and Film Institute, lalu bekerja sebagai model, bermain teater dan tampil di film lewat peran-peran kecil. Aktingnya di produksi BBC, Bedtime (2001), bisa dibilang awal karier sesungguhnya, dan perannya sebagai cewek yang ditaksir Daniel Craig dalam Layer Cake  (2004) mulai diperhatikan Hollywood.

Kehadiran Sienna di Hollywood makin terasa saat ia bermain dalam Alfie (2004), yang juga dibintangi Susan Sarandon dan Jude Law. Cinta lokasinya dengan Law -- dimulai jelang akhir tahun 2004 -- bahkan dikukuhkan dalam ikatan pertunangan, sebuah hubungan yang akhirnya berakhir pada Juli 2005. Meski sepanjang hubungannya dengan Law, juga setelah putus, paparazi menjadikan Sienna incaran utama mereka. Tapi tak pernah sukses jadi bulan-bulanan tabloid seperti Jennifer Aniston misalnya.  Sienna tetap melaju dengan karier aktingnya lewat Casanova (2005), beradu akting dengan Heath Ledger; ia bahkan tampil memukau sebagai Edie Sedgwick dalam Factory Girl (2006), sebuah biopic tentang muse Andy Warhol, yang juga dibintangi Hayden Christensen dan Guy PearceInterview (2007), bermain dengan Steve Buscemi ; film yang banyak dibicarakan kritikus The Edge of Love (2008) di mana ia beradu penampilan dengan Keira Knightley

Pada 2012, ia menjadi muse Hitchcock, Tippi Hedren, dalam film produksi HBO The Girl, di mana perannya dinominasikan di ajang Golden Globe. Tapi, seperti pernah ditulis Vogue pada 2014 dalam sebuah artikel, “Miller wanted more. Good parts, good films, good directors.” Setidaknya, itu ia buktikan saat beradu akting dengan Ben Affleck, Elle Fanning dan Zoe Saldana dalam Live by Night (2016); dan tentu saja dalam The Lost City of Z, film yang kini segera ditayangkan secara streamimng di CATCHPLAY.

Tahun ini, yang masih sisakan empat bulan lagi, ia punya sejumlah film yang siap dirilis, di antaranya The Burning Woman besutan Jake Scott, The Private Life of Modern Woman garapan James Toback, serta The Catcher Was a Spy yang disutradarai Ben Lewin.  Sementara pada Juli lalu, di Appolo Theatre, London, ia bermain dalam Cat on a Hot Tin Roof, drama dua babak karya Tennesseee Williams, yang pernah difilmkan pada 1957 dengan pemeran utama Elizabeth Taylor.

Aku sangat beruntung hidup dari akting, sesuatu yang amat kucintai. -- Sienna Miller

Meski penampilan Sienna disindir kurang total, ia bisa menerimanya. “Diperlukan waktu lama bagiku untuk dikenali sebagai aktris,” katanya pada theguardian.co.uk. “Bisa saja aku jadi pemeran utama di film Marvel, suatu ketika…. Tapi aku tak frustrasi. Aku merasa nyaman saja. Aku sangat beruntung hidup dari akting, sesuatu yang amat kucintai,” kata perempuan 36 tahun yang kini tinggal di New York bersama puterinya, Marlowe, yang kini berusia 5 tahun itu, gadis cilik hasil cintanya dengan aktor Inggris Tom Sturridge yang kini telah menjadi mantannya. 

“Ketika makin matang, aku makin merasa nyaman sendiri,” kata Sienna, satu dari 100 perempuan terseksi di dunia versi sebuah majalah pria itu.