wiseguy
by wiseguy

Kisah nyata keluarga yang dikejar-kejar utang, rumah berpindah-pindah, ibu seniman nyentrik, empat anak tak bersekolah, serta ayah gila yang berjanji akan membangun istana kaca bagi keluarganya. Bagaimana mungkin kemustahilan jadi nyata?

Buku laris selalu bikin gatal sineas untuk mengadaptasinya ke layar lebar, tak terkecuali The Glass Castle, memoar karya Jeannette Walls yang terbit pada 2005. Selain kisahnya bikin pembaca merasa miris sekaligus kagum, buku ini berdaya jual luar biasa karena mampu bertengger di daftar New York Time Bestseller selama 271 minggu, alias lebih dari enam tahun!, dan terjual lebih dari tiga juta kopi. The Glass Castle juga dianugerahi American Library Association's Alex Award (2006) dan Books for Better Living Award. Hingga 2007, buku ini telah dialihbahasakan ke dalam 22 bahasa.

Inilah sekilas bagaimana buku laris tentang keluarga aneh penuh petualangan dan permainan nasib itu diadaptasi jadi film, yang prosesnya tak kalah seru!

Setelah produser datang dan pergi…

"Jangan biarkan Hollywood menyentuh ceritamu, akan jadi rumit, meraka akan meng-Hollywood-kan, begitu seorang teman penulis menasihatiku,” ungkap Jeannette Walls, pada latime.com“Ceritaku memalukan, bertahun-tahun kusembunyikan, masa kecil penuh kemiskinan, alkoholisme, menjadi tunawisma. Tapi itu juga penuh suka cita, kebanggaan, dan cinta. Aku ditantang ibu untuk mengisahkan secara jujur, maka kutulislah buku. Aku tak peduli akan di-Hollywood-kan atau tidak,” kata perempuan kelahiran 21 April 1960 ini.

“Setelah terbit, para aktor dan produser terkenal ingin mengadaptasinya. ‘Suka banget bukumu,’ begitu selalu kata produser,” tuturnya lagi. Ada yang ingin menjadikannya komedi romantis, ada pula yang ingin berlatar modern lengkap dengan ponsel dan perang Twitter.

Tahun-tahun berlalu, produser datang dan pergi, hingga datanglah Gil Netter, produser peraih empat Oscar 2013 dalam The Life of Pi, di antaranya menjadikan Ang Lee Sutradara Terbaik. “Jika bisa bikin seekor harimau dan orangutan di kapal, dia pasti bisa membayangkan bagaimana mengadaptasi ceritaku,” kenang Jeannette. Gil kemudian bertemu banyak sutradara berpengalaman, tapi akhirnya menemukan Destin Daniel Cretton, pembesut I am not a Hipster (2012) dan Short Term 12 (2013).  

Kakak perempuan Jeannette, Lori, yang merasa campur aduk karena akan digambarkan dalam film, menonton basutan Destin, Short Term 12. Lori pun menelepon ibu mereka, "Cerita kita ada di tangan yang tepat!"

Destin kemudian mendaulat Aktris Terbaik Oscar tahun lalu Brie Larson, serta Woody Harrelson dan Naomi Watts -- keduanya dua kali nominator Oscar -- untuk hidupkan kisah nyata ini. Film ini juga didukung Max Greenfield serta sederet pemeran cilik dan remaja: Ella Anderson, Chandler Head, Josh Caras, Charlie Shotwell, Iain Armitage, Shree Crooks dan Eden Grace Redfield.

Apa yang terjadi saat filmnya selesai dibuat? “Brie Larson, yang memerani diriku, menangkap banyak hal yang kulakukan, yang dulu biasa saja, kok jadi menarik saat ia perankan, ya?” katanya usai ia dan keluarganya menonton film ini. “Aku menahan napas, tapi mama teriak, ‘Dia seperti Rex! Mirip dia!’ saat Woody muncul. Ia lalu tersipu-sipu saat giliran Naomi tampil di layar, dan berbisik, ‘Oh, itu aku. Dia juga sepertiku…" Dirilis 11 Agustus lalu di Amerika Serikat, film berjudul sama dengan bukunya itu pun mengagetkan penonton yang tak sempat baca bukunya. Juga pujian dari kritikus. Situs deadline.com memberi judul kritiknya dengan: “Woody Harrelson Bawakan Penampilan Terbaik Sepanjang Kariernya dalam Kisah Nyata Keluarga yang Mengharukan”.

The Glass Castle adalah kisah keluarga aneh, gila, tapi nyata!

The Glass Castle mengisahkan empat saudara Lori, Jeannette, Brian dan Maureen. Mereka tak bersekolah, tapi wajib membaca buku. Sepanjang masa anak-anak di dekade 1970-an, mereka harus saling menjaga diri akibat kedua orang tua mereka -- Rex Walls dan Rose Mary Walls -- terlibat utang, hidup berpindah-pindah, yang diperparah keduanya berkepribadian tak biasa dan pandangan hidup ekstrem. Ada satu masa keluarga ini tinggal di rumah tanpa pasokan listrik dan air, diajari minum air sembarangan agar imun dari penyakit; ada kalanya digigit ular, tikus, bahkan dilecehkan tetangga. Keluarga Rex akhirnya menetap di Welch, Virginia, kampung halaman Rex.

Rex mantan anggota AL, saat berdinas bertemu Mary dan menikahinya. Setelah kematian bayi kedua, Rex kecanduan alkohol dan judi. Ia bekerja jika ada proyek di perusahaan tambang, tapi lebih banyak menganggurnya, terobsesi jadi kaya dengan cepat, dan tiap malam menjanjikan rumah besar dan indah yang ia beri nama The Glass Castle. Rex cerdas dan kreatif saat tak mabuk, memiliki disiplin gila meski sesungguhnya sangat cinta anak-anaknya. Mary pelukis eksentrik, punya sertifikat mengajar, tapi tak peduli perannya sebagai ibu karena yakin hidupnya lebih mudah jika tak harus merawat empat anak.

Di usia 17, Jeannette pindah ke New York, bergabung dengan Lori, seniman yang bekerja untuk Archie Comics. Ia menyelesaikan sekolah menengahnya berkat sumbangan, utang, beasiswa, dan bekerja sebagai penjawab telepon di firma hukum di Wall Street. Setelah lulus dari Barnard University, Jeannette bekerja sebagai penulis kolom gosip.

The Glass Castle terdengar sebagai biopik luar biasa, bukan? Selagi Anda mungkin mencari bukunya, nantikan tayangnya secara streaming di CatchPlay!