wiseguy
by wiseguy

Aktingnya amat meyakinkan sebagai kekasih Matthew McConaughey dalam Gold, yang berencana menggali deposit emas terbesar di dunia di kawasan di Indonesia. Semasa kecil tak boleh kenal televisi, film, dan ingar-bingar bisnis hiburan, puteri bangsawan Hollywood ini pun berontak.

Jalan menjadi aktris memang cukup unik dan berliku. Ceritanya menjadi tak biasa, bahkan ironis, bagi Bryce Dallas Howard.

Ayah Bryce, Ron Howard, adalah aktor terkenal yang kemudian meraih dua Oscar sebagai Sutradara Terbaik dan produser Film Terbaik 2009 lewat Beautiful Mind. Ibunya, Cheryl Howard, aktris sekaligus penulis. Pamannya adalah aktor Clint Howard, sementara kakek dan neneknya adalah pasangan aktor dan aktris Rance Howard dan Paige Howard.

Ketika masih bocah, Bryce pernah tiga kali tampil sebagai figuran di film besutan ayahnya, di antaranya bahkan bersama sang ibu dalam Apollo 13 (1995), film yang dibintangi Tom Hanks dan almarhum Bill Paxton. Meski begitu, ayahnya memutuskan anak perempuannya ini harus jauh dari ingar bingar Hollywood. Caranya? Dengan “memingit” Bryce kecil yang dibesarkan di Greenwich, Connecticut itu, dengan menjauhkan dari akses ke televisi, film, dan mengirimnya ke  Greenwichh Country Day School. Ketika remaja, ia disekolahkan di Byram Hills High School di Armonk, New York.

Awalnya, upaya ayahnya sukses. Bryce pun jadi gadis kutu buku. Dari buku pula ia belajar konsep eksistensialisme dan pembebasan diri lewat buku-buku seniman dan filsuf Albert Camus dan Jean-Paul Sartre.

Bryce remaja berkesempatan belajar di sekolah prestisius Steppenwolf School mengikuti pelatihan di Stagedoor Manor Performing Arts di Catskills dengan sahabatnya, Natalie Portman. Dan kelak semua orang di seluruh dunia tahu, Portman adalah peraih Aktris Terbaik di ajang Oscar 2011 untuk aktingnya dalam Black Swan.

Dengan Portman yang saat itu juga masih gadis bau kencur, ia mendaftar di pertunjukan drama sekolah sebagai “Bryce Dallas” saja. Ia sengaja menyembunyikan nama “Howard” agar tak ketahuan jati dirinya.

Bryce yang menunjukkan keseriusannya pun melanjutkan kuliahnya di jurusan seni peran pada kurun waktu 1999-2003. Ayahnya, tanpa bisa berbuat banyak, akhirnya membiarkan darah kebangsawanan Hollywood-nya diteruskan Bryce, dan kemudian dua puteri kembarnya Jocelyn dan Paige Howard yang kemudian juga menjadi aktris.

“Aku suka bercanda. Tapi aku memerani karakterku dengan amat serius. Aku bekerja amat serius!” Bryce Dallas Howard

Ia gantikan Nicole Kidman!

Debutnya diawali sebagai pemeran pendukung dalam Book of Love (2004) besutan sutradara Alan Brown, di mana ia bermain bersama Frances O'Connor, Simon Baker dan Gregory Smith. Sutradara M. Night Shyamalan yang terkesan dengan penampilannya di sebuah pertunjukan drama Broadway, menggaetnya untuk bermain dalam dua film thriller The Village (2004) dan Lady in the Water (2005). Ia bahkan terpilih menggantikan peran Nicole Kidman untuk sekuel Dogville (2003), yakni Manderlay (2005).

Kariernya yang makin mulus membuatnya dilibatkan dalam dua film yang kemudian hasilkan box-office besar, sebagai Gwen Stacy dalam Spider-Man 3 (2007) dan sebagai Claire dalam Jurassic World (2015). Juga dalam film-film berbujet besar tak terlupa, Terminator: Salvation (2009) dan The Twilight Saga: Eclipse (2010), serta peran yang mencuri perhatian dalam The Help (2011) yang memberinya nominasi Oscar. 

Mengenai perannya dalam Gold, salah satu film terakhirnya, ia anggap sebagai amat mengesankannya. Apalagi, itu kali pertama ia beradu akting dengan McConaughey. “Ini kisah nyata amat memesona, menggambarkan pasangan kekasih pada momen amat spesifik dalam sejarah Amerika Serikat. McConaughey bermain mengalir begitu saja! Ia begitu bersemangat di puncak kariernya, berperan dengan penuh kreativitas, eksplorasi dan keberanian.”

Lalu, apa yang ia berikan pada karakter-karakter di semua filmnya? Puteri bangsawan Hollywood yang lahir pada 2 Maret 1981 di Los Angeles, California ini, menjawab: “Aku orang yang santai dan amat suka bercanda. Tapi aku memerani karakterku dengan amat serius. Aku bekerja dengan amat serius!”