wiseguy
by wiseguy

Sebagai “festival of premieres,” ada begitu banyak film menjanjikan di Festival Film Belfast 2017 untuk ditayangkan pertama kalinya. Sebagian diyakini akan berkompetisi di berbagai festival tahun ini.

Tak semua festival film dijadikan ajang kompetisi bagi sineas, seperti halnya Festival Film Belfast. Tapi tak berarti festival macam ini kalah menarik dibanding festival yang diadakan sebagai ajang kompetisi. Ajang ini bahkan jadi pesta spesial bagi sineas dari seluruh dunia untuk pamer besutan terbaru mereka. Festival Belfast adalah “festival of premieres,” salah satu gelaran tahunan unik dan terbaik dalam agenda festival film dunia.

Tahun ini, di gelaran ke-17, ajang ini menayangkan untuk pertama kalinya ratusan film baru dari 30 negara, di antaranya feature dan dokumenter internasional, film televisi, film pendek karya sineas lokal, dan banyak forum diskusi post-screening yang tersebar di kota Belfast, Irlandia Utara.

Seperti dikutip dari situs irishnews.com, sebagian penayangan perdana itu di antaranya film politis sekaligus puitis dari Thailand, By The Time It Gets Dark, besutan penulis sekaligus sutradara Ivan Sen dari Australia, Goldstone, film “dreamy, road movie” Always Shine yang dibintangi pemeran serial Halt and Catch Fire yakni Mackenzie Davis dan Caitlin Fitzgerald, serta komedi drama besutan Aki Kaurismaki, The Other Side of Hope.

Untuk dokumenter, yang menarik di antaranya The Peacemaker, kisah makelar kelahiran Dublin Padraig O'Malley, dokumenter besutan nominator Oscar Raoul Peck I Am Not Your Negro, dan Contemporary Color, yang merekam kelompok Talking Heads besutan David Byrne pada 2015 dengan featuring musisi St Vincent, Nelly Furtado, Ad-Rock, TuneYards dan banyak lainnya.

Ajang yang berlangsung pada 30 Maret hingga 8 April lalu ini, pada pertengahan minggu menyajikan malam spesial yang disebut Mid-Week Gala of Handsome Devil, film remaja dari novelis dan sineas Irlandia John Butler. Juga film nominasi Oscar A Man Called Ove, drama komedi berlatar Perang Dunia II, Their Finest, yang dibintangi Gemma Arterton, Mad to be Normal dengan David Tennant sebagai psikiatris Skotlandia RD Laing, serta film terbaru besutan Mark Cousins, Stockholm My Love yang dibintangi  musisi Neneh Cherry.

Tentu, masih banyak lagi ratusan film baru besutan para sienas berbagai negara yang diputar secara maraton! Bayangkan, bagi para penggemar film, hadir di perhelatan ini bisa jadi momentum amat menyenangkan.

Sebagai ajang non-kompetisi, misi Festival Belfast adalah menggairahkan ekonomi kreatif, perayaan budaya, dan meningkatkan pendidikan bagi anak-anak. Wah, misi begini juga amat perlu diterapkan di Indonesia, bukan?