wiseguy
by wiseguy

Bikin jatuh cinta jagat film Prancis dan sukses menggetarkan Hollywood, Marion Cotillard aktris paling bankable di abad ke-21!

Orang lupa Brigitte Bardot atau Catherine Deneuve jika terpesona Prancis, karena di kemudian hari tergantikan aktris cemerlang macam Jane Birkin, Issabelle Adjani, Sophie Marceu, Isabelle Huppert dan Audrey Toutu.

Pada generasi berikutnya, ada satu sosok lagi aktris yang selalu mencuri perhatian penonton dan bikin jatuh hati juri festival di Prancis dan Hollywood. Ia tiada lain adalah … Marion Cotillard!

Masih segar di benak kita akting  mengesankan aktris ini dalam Allied. Gara-gara berpasangan dengan Brad Pitt pula, ia dituduh jadi penyebab retaknya perkawinan Pitt dan Angelina Jolie. Selain tuduhan itu tak benar, membandingkan Jolie dan Cotillard terdengar sedikit janggal. Meski keduanya lahir dari keluarga sineas, Jolie adalah nama kondang di Hollywood, Cotillard juga punya nama besar dengan “citra lebih segar” dari Paris. Jika Oscar adalah hal istimewa bagi Hollywood, ia pernah meraihnya. Padahal hanya hitungan jari tangan saja sineas Prancis yang bisa meraihnya

Film berbahasa Inggris pertama yang kutonton adalah "E.T. the Extra-Terrestrial". Aku terhanyut, menangis amat keras, hingga penonton di sekitarku ingin mengusirku dari bioskop! – Marion Cotillard

From Paris with Love of Acting!

Tampaknya, Cotillard lahir untuk menjadi aktris. Lahir di kota Orléans 42 tahun lalu, ia adalah putri pasangan Jean-Claude Cotillard yang aktor, penulis skenario dan sutradara; dengan Niseema Theillaud, seorang aktris dan guru drama.


Debut aktingnya dimulai lewat peran drama panggung besutan ayahnya. Di usia 16, ia pindah ke Paris untuk studi jurusan drama di Conservatoire d'Art Dramatique in Orléans.

Lahir dari keluarga sineas tak berarti peran datang secara mudah. Ia memulai segalanya dari bawah. Setelah beberapa kali tampil di drama panggung, ia kemudian ditawari peran-peran kecil untuk serial TV.

Karier sesungguhnya sebagai aktris layar lebar dimulai pada pertengahan 1990-an. Di usia 18 ia membintangi L'histoire du garcon qui voulait qu'on l'embrasse (1994), disusul film besutan Arnaud Desplechin, My Sex Life...or How I Got Into an Argument (1996) dan film komedi besutan Coline Serreau, La belle verte (1996). Di tahun itu pula, ia mendapat peran utama film televisi Chloe (1996), memerankan remaja yang minggat karena dipaksa jadi perempuan peghibur.

Penghargaan pertama ia gaet di Festival Rencontres Cinématographiques d'Istres di Prancis, 1997, atas peran narapidana muda dalam film pendek Affaire classee. Peran besar pertamanya saat ia memerani karakter Lilly Bertineau besutan Gerard Pires yang merajai box-office di Prancis dalam Taxi (1998), dan sekuelnya Taxi 2 (2000) dan Taxi 3 (2003). Peran inilah yang membuatnya untuk pertama kali mendapat nominasi César 1999 (setara Oscar) untuk kategori Most Promising Actress. Di tahun itu pula, Cotillard memerani drama perang Swiss, War in the Highlands, yang memenangi Aktris Terbaik dalam Autrans Film Festival di Prancis.

Terobosan besar Cotillard di Prancis terjadi pada 2003 saat ia membintangi drama romantik muram besutan Yann Samuell, Love Me If You Dare, di mana ia memerani putri imigran Polandia yang menjalin hubungan dengan teman masa kecilnya. Film ini jadi top box-office di Prancis, sehingga membuatnya dilirik banyak sutradara dan produser.

Ia menciptakan debut Hollywoodnya dalam besutan Tim Burton, Big Fish(2003), berpasangan dengan Billy Crudup. Beberapa tahun kemudian, ia disutradarai Ridley Scott dalam A Good Year (2006) bersama Russell Crowe. Pada 2004, ia memenangi Chopard Thophy of Female Revelation di Festival Film Cannes. Pada 2005, Cotillard memenangi César untuk Aktris Pendukung Terbaik lewat film besutan Jean-Pierre Jaunet, A Very Long Engagement.  

Allied

Marion Cotillard Aktris Langka!

Tahun 2007 jadi saat istimewa bagi kariernya. Ia mendapat pengakuan internasional atas peran ikonik penyanyi legendaris Edith Piaf dalam La Vie en Rose. Sutradara Olivier Dahan mengaku ia memilihnya untuk memerani penyanyi legendaris Prancis itu karena matanya amat mirip Piaf. Peran inilah yang membuatnya menggondol begitu banyak penghargaan sebagai Aktris Terbaik: César, Lumière Award, BAFTA Award, Golden Globe, dan puncaknya Oscar!

Saat ia memenangi César, aktor Prancis Alain Delon yang menyerahkan penghargaan menyebutnya sebagai “La Môme Marion” (The Kid Marion). Di panggung, Delon mengatakan: “Marion, kupersembahkan César ini. César adalah untuk aktris amat sangat hebat, dan kuyakin dengan yang kami persembahkan ini.”

Pencapaiannya membuat Cotillard jadi aktris kedua yang memenangi Oscar dalam film non-bahasa Inggris setelah Sophia Loren lewat Two Women (1960). Hanya dua aktor pula yang pernah memenanginya,Roberto Benigni dalam Life is Beautiful (1997) dan Robert De Niro dalam The Godfather: Part II (1974).

Setelah memenangi Oscar, ia banyak terlibat film berbahasa Inggris, seperti: berpasangan dengan Johnny Depp dalam Public Enemies (2009), berperan dalam film musikal  Nine (2009), dalam besutan Christopher Nolan, Inception (2010), dan peran amat memorable di film Woody Allen Midnight in Paris (2011),  Contagion  (2011), dan kembali disutradarai Nolan dalam trilogi Batman: The Dark Knight Rises (2012).

Pada 2011 dan 2012, ia jadi selebritas berbayaran paling tinggi di Prancis, dan untuk pertama kalinya selama sembilan tahun seorang perempuan masuk dalam daftar itu. Juga, ia aktris asing berbayaran tertinggi di Hollywood!



Cotillard tetap mendapat apresiasi tinggi untuk kiprahnya di tahun-tahun selanjutnya, seperti dalam Rust and Bone (2012); saat pertama baginya jadi aktris utama di film Amerika dalam besutan James Gray, The Immigrant (2013), bermain dalam film Belgia Two Days, One Night (2014), memerani Lady Macbeth berpasangan dengan Michael Fassbender dalam besutan Justin Kurzel, Macbeth (2015), besutan Nicole Garcia, From the Land of the Moon (2016), besutan Xavier Dolan dalam It's Only the End of the World (2016), dan kembali bertemu dengan Justin Kurzel dalam Assasin's Creed.  

Talenta dan kemampuannya amat teruji saat ia memerani drama panggung “Joan of Arc” di berbagai negara antara 2005 hingga 2015. Akting, menurutnya, adalah, “Tak perlu kau pelajari. Tapi kau perlu menggunakan emosi dan perasaanmu.”

Sejak 2007, ia menjalin hubungan dengan Guillaume Canet, aktor sutradara dan penulis skenario asal Prancis. Dengan pria ini, mereka memiliki dua anak. Saat ini mereka baru saja merampungkan sebuah proyek bersama Rock N' Roll, sebuah komedi dunia musik.