Genta Kiswara
by Genta Kiswara

Serial Normal People bikin saya berdecak kagum, karena mengubah sudut pandang tentang kehidupan. Jika merasa hubungan asamaramu dirundung masalah tak berkesudahan, luangkan waktu sejenak untuk menuntaskan serial ini!

Di era New Normal, kebiasaan orang mulai bergeser. Sejak Covid-19 mulai mewabah di Indonesia, saya sempat pesimis industri film akan tiarap. Ketakutan tersebut diiringi fakta tak ada satu pun bioskop yang boleh beroperasi hingga pandemi benar-benar kelar.

Sebagai orang yang menjadikan film sebagai hiburan rutin, pandemi yang diiringi tutupnya bioskop adalah kabar buruk. Namun ketakutan tersebut ternyata tak beralasan. Kini makin banyak layanan streaming film yang bisa diakses dengan mudah. CATCHPLAY+ salah satunya!

Serial Normal People tayang eksklusif mulai 19 Agustus 2020 di CATCHPLAY+. Oh ya, jangan ketinggalan info menarik nih...

-   DAFTAR deh jadi MOVIE FANS, GRATIS Nonton Ep.1.
-   Mau nonton puas semua episode, plus ribuan film lain? Manfaatkan Promo Kemerdekaan. Langganan 3 bulan hanya Rp 75.000 pakai kode [MERDEKA75].
-   Setelah nonton Normal People, dapat kesempatan untuk menangkan novel kerennya. Buruan promo terbatas! Sebelum 6 September 2020.

Selama dua bulan ini, ada beberapa film yang sudah saya tamatkan, mulai dari serial sampai ke film pendek. Namun ada satu serial yang saya rasa wajib dimasukkan dalam list tontonan kawan-kawan semua: Normal People.

Normal People

Kenapa penting dan wajib? Saya punya alasan yang dapat meyakinkan kawan-kawan bahwa serial ini layak ditonton. Normal People kisahkan Connell dan Marianne yang saling jatuh cinta di sekolah menengah dan berlanjut hingga ke universitas. Keduanya berasal dari latar belakang sosial berbeda.

 

Sambutlah Normal People, Kisah yang Dekat dengan Kehidupan Kita

Beri tepuk tangan untuk serial Normal People, yang telah mengubah sudut pandang saya tentang kehidupan, beserta manusia yang melingkupinya. Serial ini terbagi jadi dua belas episode dengan durasi per episode yang tak terlalu panjang. Diadaptasi dari novel dengan judul sama karya penulis Irlandia, Sally Rooney, membuat saya berdecak kagum setelah berhasil menuntaskan kedua belas episode dari serial ini.

Novel Normal People versi Amerika dan Indonesia

Hal paling mendasar yang ingin saya tekankan kenapa serial ini penting  ditonton adalah, kisah antara Marianne dan Connell sebenarnya dekat dengan kehidupan banyak orang, di mana sebuah hubungan akan selalu memiliki konflik, yang menyeret tiap pelakunya pada keadaan stres atau mungkin frustasi. Dalam film ini pula, kita akan menemukan pembelajaran bahwa peran mental serta kepribadian sangat berdampak besar terhadap hubungan asmara.

Normal People telah mengubah pandangan saya terhadap siklus hubungan asmara secara menyeluruh, di mana kebiasaan kita kadang terlalu memaksakan pasangan untuk berubah sesuai yang kita kehendaki. Atau, menjadikan perbedaan latar kehidupan sebagai problem besar. Padahal kita tahu, cinta tak memilih tempat untuk tumbuh, tak peduli keadaan seperti apa yang memaksanya untuk merekah.

Cinta tak memilih tempat untuk tumbuh, tak peduli keadaan seperti apa yang memaksanya untuk merekah.

Selain itu, hal lain yang saya suka dari Normal People ini tak hanya berbicara tentang kisah asmara saja. Serial ini juga mengangkat beberapa hal tentang mental issue, meski tak secara kontras. Film ini membuat saya menyadari, manusia itu indah dengan berbagai kepribadian unik yang terlahir dari dirinya. Keanehan sikap kadang hanya bergantung pada lingkungan atau keadaan yang sedang kita jalani, sementara tak akan ada satu pun keanehan jika kita berada pada tempat yang semestinya atau pada lingkungan yang sejalan dengan diri kita.

 

Visualnya indah!

Ini serial dengan paket komplet. Framing pengambilan video serta latar yang digunakan sepenuhnya sangat dekat dengan estetika. Seakan sutradaranya paham, di zaman di mana banyak orang berharap menjadi sosialita di lingkungannya, estetika adalah penilaian utama yang akan diakusisi oleh banyak orang. Mata saya tak henti-hentinya dimanjakan banyaknya framing yang memukau; serupa diajak mempelajari sesuatu hal penting tentang kehidupan, namun dengan pendekatan hal-hal yang indah.

Oh ya, saya sampai lupa menyampaikan, korelasi serial ini dengan keadaan New Normal yang sedang berlangsung. Jadi, percaya atau tidak, apa yang kita lihat dan yang kita rasakan, mau tak mau akan mengambil perannya tersendiri dalam kehidupan kita.

Pandemi telah menekan banyak hal di kehidupan ini, pun juga menekan mental dan keseharian kita. Jika keadaan ini dikaitkan dengan sebuah tontonan, hendaknya kita dapat memilih film yang dapat memberi dampak baik serta tak membuat keadaan psikis kita jadi terganggu. Bukankah pandemi telah melahirkan banyak kesulitan dan mengubah banyak hal dalam hidup kita? Untuk itu, jika kamu menjadikan film sebagai ruang hiburan, pilihlah film yang menghibur dan membuat keadaan dirimu menjadi lebih baik.

Terakhir, saya ingin menyampaikan artikel ini saya tulis bukan semata-mata karena saya menyukai pembelajaran dari serial tersebut. Lebih dari itu, Normal People menjadi tontonan sangat layak di tengah keadaan dan tuntutan hidup yang membuat kita jauh dari kata-kata layak tersebut. Jika kamu merasa hubungan asamaramu terlalu berat atau dirundung masalah tak berkesudahan, luangkan waktumu sejenak untuk menuntaskan serial ini.

Saya berharap kita dapat memiliki pandangan yang sama bahwa tak ada hubungan antar manusia atau antar pasangan yang benar-benar berjalan mulus. Kemudian menyadari, menjadi manusia hanya butuh satu kata yaitu ‘penerimaan’ agar diri kita juga dapat diterima dunia beserta penghuninya.

Terima kasih Marianne, Connell dan seluruh pemeran yang telah membuat serial ini terasa sangat sempurna!  

 

*) Genta Kiswara atau bisa dipanggil Gegen adalah lelaki berdarah Minang yang fokus pada dunia literasi. Telah menerbitkan lima buku romance fiction dan aktif menulis prosa di berbagai platform media sosial.