wiseguy
by wiseguy

Di tengah pandemi Corona yang menguras energi manusia sedunia, kematian George Floyd di AS menyadarkan kita pentingnya sikap antirasial dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Sejumlah film membuktikan relevansi #BlackLivesMatter.

Kematian pria berkulit hitam George Floyd, di tangan polisi berkulit putih dalam sebuah insiden beberapa pekan lalu di Amerika Serikat, akhirnya memicu gerakan global. Warga sipil, termasuk para selebriti, turun ke jalan menunjukkan dukungan mereka. Demo tak hanya terjadi di negeri Paman Sam, tapi juga merambah secara global.

Di California, mantan atlet basket Michael B. Jordan ikut berbaris bersama keluarga dan para sahabat dalam demo mendukung ‘Black Lives Matter’. Sementara di London, aktor kulit hitam John Boyega, dalam  pidatonya mengucapkan, “Kehidupan warga kulit hitam selalu penting. Kami selalu penting. Kami selalu berarti. Kami juga selalu berhasil. Kini sudah berlalu. Saya tak menunggu.” Juga di London, diva pop Madonna juga ikut turun ke jalan bahkan memimpin demo.

Tak terkecuali di Indonesia. Media sosial diramaikan dengan #BlackLiveMatter. Bahkan pada suatu ketika, aksi ‘Blackout Tuesday’ dilakukan warganet sebagai bagian dari aksi global. Sebuah solidaritas atas gerakan pada suatu hari Selasa yang telah disepakati bersama, dengan “menghitamkan” postingan di akun media sosial mereka.

 

SEMANGAT #BLACKLIVESMATTER DALAM FILM

Sejumlah film berikut adalah tontonan terkini berspirit  #BlackLivesMatter. Kita simak, adakah yang belum kamu tonton?

 

Queen & Slim (2019)

Kencan pertama pasti mengesankan. Tapi pasangan kulit hitam ini lebih dari itu. Seru, panas, tak terlupa! Diperankan oleh Daniel Kaluuya (Get Out) dan aktris pendatang baru Jodie Turner-Smith, keduanya bersepakat kencan resmi untuk kali pertama. Sayangnya, sebuah insiden tak terduga membuat karakter Kaluuya terpaksa membunuh petugas polisi kulit putih. Dan sebuah petualangan pelarian pun dimulai!

Ternyata, kisah macam ini terdengar familiar, dan setelah kematian Floyd, banyak warga kulit hitam membuat pengakuan pengalaman atas perlakukan diskriminasi oleh polisi berkulit putih. Misalnya, aktris Tiffany Haddish baru-baru ini mengatakan, tiap kali dia berpapasan dengan polisi, dia bertanya-tanya, apakah itu "hari terakhirnya di bumi". Kekhawatiran ini seharunsya tak terjadi, bukan?

Kembali ke Queen & Slim yang disutradarai Melina Matsoukas ini. Sedikit clue buatmu yang belum menonton. Pasangan kencan pertama ini jadi buronan setelah sepotong video mereka berdua viral. Inilah film yang dipuji sebagai simbol teror, kesedihan, dan ketidakadilan bagi warga kulit hitam.

Queen & Slim

 

The Last Black Man in San Francisco (2019)

Semua orang kangen rumah dan lingkungan masa kecilnya, apalagi jika telah pindah jauh. Inilah kisah mengharukan macam itu! Jimmie Fails, aktor yang sekaligus membintangi film ini, kisahkan pemuda yang ingin mendapatkan kembali rumah masa kecilnya, yang kini berubah jadi rumah bergaya Victoria di kawasan San Francisco. Ikut dalam pencarian, sahabatnya Mont.

Dibesut Joe Talbot, juga dibintangi Jonathan Majors dan Rob Morgan, kisah tentang hati yang merindukan rumah dan rasa mimiliki lingkungan masa bocah ini akhirnya memanas tak terelakkan. Kenangan mungkin tak berubah, tapi zaman berganti, dan sikap orang-orang telah berubah…

 

The High Note (2020)

Olah vokal dan akting ‘titisan’ putri diva Diana Ross, Tracee Ellis Ross, hadir di film ini. Dibesut Nisha Ganatra, The High Note dibintangi Dakota Johnson dan Tracee Ellis Ross. Juga didukung Kelvin Harrison Jr., Zoë Chao, dan Ice Cube, film ini kisahkan Maggie Sherwoode (Dakota Johnson), asisten pribadi penyanyi R&B legendaris Grace Davis (Tracee Ellis Ross), yang masih punya karir tur yang sukses meski tak merilis rekaman baru selama satu dekade. Maggie yang bercita-cita jadi produser, di waktu luangnya, me-remix lagu Grace. Tapi manajer Grace percaya, zaman dan selera telah berubah. Haruskah Grace tampil live selama sisa akhir hidupnya, atau mencoba merilis album baru?

Dalam sebuah wawancara, Tracee Ellis Ross, peraih Aktris Terbaik di ajang Golden Globe 2017 lewat Black-ish ini mengungkapkan pandangannya. Di tengah pandemi Corona, ia mengungkapkan apa arti momen saat ini bagi narasi dan representasi kulit hitam di Hollywood. "Kita hidup di dunia di mana usia, seksisme, rasisme, tumbuh dengan baik," kata Ross. Tapi dia menunjuk contoh yang diberikan oleh para perempuan lain yang dia kagumi. "Lihatlah Michelle Obama. Lihat ibuku. Lihat Jennifer Lopez. Lihat Sanaa Lathan. Lihat Gabrielle Union." Lewat The High Note, ia merasa terdorong dengan apa yang terjadi saat ini dan tak bisa dipertahankan lagi. "Penyanyi kulit hitam lebih sedikit daripada kulit putih,"  seperti dialognya dalam film itu.  

 

Detroit (2017)

Drama kriminal berdasarkan kejadian nyata ini, bagian dari sejarah kelam sikap rasial di Amerika Serikat. Berlatar di Detroit, 1967, film ini kisahkan sekelompok perwira polisi yang secara brutal menangkap sekelompok pemuda kulit hitam tak berdosa yang berakhir kerusuhan massal. Sebuah letupan kembang api yang diduga letusan senjata, jadi penyebabnya.

Karya sutradara pemenang Oscar, Kathryn Bigelow, yang dibintangi John Boyega, Anthony Mackie, dan Algee Smith ini adalah drama amat menegangkan dan mengejutkan. Sebuah mahakarya interpretasi sejarah!

Detroit

 

Waves (2019)

Inilah kisah perjalanan epik nan emosional dari keluarga Afrika-Amerika di pinggiran urban. Dibesut sekaligus ditulis sineas beken Trey Edward Shults (It Comes at Night), Waves adalah sebagian biopik sekaligus kisah cinta di saat terkelam, menampilkan ensembel aktor Kelvin Harrison Jr. dan Lucas Hedges. Seorang atlet muda ditempa ayahnya yang dominan (Sterling K. Brown), yang menggiring kita pada emosi, problematika keluarga dan rasa kehilangan yang mempengaruhi hidup mereka.

Dengan skor penonton di IMDb 7.6, film apik ini dipuji sebagai “pengalaman meditasi penuh kasih tentang cinta, kehilangan, dan keluarga. Film amat bergaya dengan dasar emosi kuat. Dramatis, berhati besar, mengharukan sekaligus menyakitkan…”

Waves

 

Green Book (2018)

Ingin tahu satu pesan paling menohok esensial dari #BlackLivesMatter? Tonton film ini. Pemenang Oscar untuk Film Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Aktor Pendukung Terbaik ini secara kuat kisahkan era rasisme buruk di Amerika dan bagaimana satu orang ciptakan perubahan.

Tony Lip (Viggo Mortensen) adalah petugas keamanan di kawasan Italia-Amerika di kawasan Bronx. Dia dipekerjakan untuk mengantarkan Dr. Don Shirley (Mahershala Ali), pianis kulit hitam terkenal dalam tur konser yang membawa mereka dari Manhattan ke Deep South. Duo ini mengandalkan panduan bernama “Green Book” yang mengarahkan mereka ke perusahaan di wilayah Selatan yang tak mendiskriminasi orang Afrika-Amerika. Dihadapkan rasisme dari publik yang mengarah ke situasi yang berpotensi berbahaya, mereka pun menjalin persahabatan dengan amat manis dan penuh hormat.

Bagaimana pun kematian George Floyd memberi hikmah begitu banyak bagi kita. Salah satunya, kesetaraan adalah milik semua, tak pandang bulu apa pun ras dan warna kulit kita.