Adaptasi kisah nyata penuh kontroversi. Besutan Anthony Maras berdasar peristiwa terorisme di Mumbai, India pada 2008, inilah sensasi mencekam yang wajib kamu tonton. Simak ulasan berikut ini!
Karakter Kuat dan Latar Visual Memikat
Fantasi yang dibangun oleh Hotel Mumbai ini benar–benar memanjakan mata. Di awal cerita kita dimanjakan latar tahun di mana kejadian itu berada begitu nyata. Kita sulit membedakan beberapa dokumentasi memang benar hasil dari kejadian yang diambil ketika tragedi itu berlangsung. Garapan apik ini dimulai dari aktivitas para pekerja di Mumbai. Film ini juga menampilkan tokoh–tokoh yang kuat mewakili beberapa sudut pandang dari kejadian tragedi Hotel Mumbai itu berlangsung.
Dibintangi Dev Patel, Armie Hammer, Nazanin Boniadi, Anupam Kher, Tilda Cobham-Hervey, Jason Isaacs, Suhail Nayyar, dan Natasha Liu Bordizzo ini, berhasil mendapatkan perhatian di masing–masing perannya. Di awal cerita kita disuguhi cerita kehidupan Arjun (diperani Dev Patel) yang digambarkan seorang yang taat beragama dan kehidupan penuh kerja keras dengan latar belakang sosial dan juga pengambaran kehidupan menengah ke bawah di tahun 2008.
Kita akan menyaksikan keseharian para pegawai hotel, keluarga kaya yang sedang berlibur, hingga persiapan para teroris sebelum melancarkan aksinya. Beberapa editing benar–benar menampilan latar tahun yang nyata. Walaupun di beberapa bagian ada hal yang perlu diperhatikan. Termasuk beberapa lagu latar sepertinya dapat ditingkatkan lagi untuk suasana lebih mencekam.
Sudut Pandang yang Mengesankan
Dengan karakter Arjun kita akan melihat kehidupan masyarakat kelas pekerja yang harus memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah kerasnya hidup. Dia menjadi pegawai berdedikasi yang harus menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Apa yang dialaminya sepanjang film membuat tanpa sadar kita dibuat berkaca–kaca. Sudut pandang perjuangan seorang ayah dalam sebuah keluarga kecil.
Dalam sudut pandang lain, kita akan menemukan tokoh bernama Zahra (Nazanin Boniadi) dan David (Armie Hammer) yang digambarkan sebagai pasangan dari keluarga terpandang yang harus menerima kenyataan pahit dalam peristiwa Mumbai. Kekuatan cerita dan dialog yang melatarbelakangi karakter Zahra dan David begitu apik sehingga kalian akan merasa kagum dengan Boniadi dan Hammer di film ini.
Sudut pandang dikemas apik dengan karakter yang kuat dengan latar belakang erita personal di tipa perannya. Seperti permasalahan rumah tangga, kehidupan mewah, belum lagi karakter–karakter pengambaran personal yang nyata terjadi. Ini mengesankan kita memasuki cerita yang disajikan.
Tragedi Mencekam 2008
Mungkin ada beberapa kritikan jika mengambil sudut pandang tahun digital dengan membandingkan pola mencekam di tahun 2008 itu. Namun, film ini berhasil menyampaikan pesan kepada penonton seolah kembali menyaksikan secara penuh dalam berbagai sudut pandang suasana mencekam Tragedi Mumbai. Dengan fokus Hotel Mumbai yang merupakan hotel termewah kala itu.
Visual yang ditampilkan benar-benar nyata dan tidak berlebihan. Kita merasakan suasana mencekam bukan karena dramatisasi pembunuhan keji oleh para teroris melainkan bagaimana sudut pandang para tokoh agar lolos dalam suasana mencekam itu. Kita sebagai penonton di minta menebak bagaimana akhir dari cerita ini dan peran–peran yang muncul untuk menyelamatkan diri termasuk para teroris itu sendiri. Bagaimana gencatan senjata, bom – bom dan nekatnya para teroris membuat emosi penonton begitu dibuat terguncang.
Penuh Kontroversi, Penonton Harus Cerdas
Ada banyak hal yang membuat kita berpikir tentang Hotel Mumbai ini. Film ini membawa beberapa pesan khusus dan juga hal–hal detail yang menarik untuk di kupas. Mungkin akan banyak kritikan dari beberapa sudut pandang di masing – masing peran. Belum lagi banyak yang mengatakan, ada beberapa pesan personal sang penggarap yang disajikan disini. Namun, jika dikulik cermat. Hotel Mumbai sudah mencoba menghilangkan jejak ketimpangan dengan menampilkan kebenaran terjadinya tragedi di Kota Mumbai.
Bagaimana latar belakang teroris itu membuat terror, juga dilema yang mereka alami. Belum lagi, kita mungkin bisa saja mengecam beberapa sudut pandang siapa yang benar dan yang salah. Namun, Hotel Mumbai telah mencoba netral dengan menampilkan hal yang sebenarnya terjadi dari berbagai sudut pandang. Termasuk pesan–pesan agama yang cukup jelas namun tetap diperlihatkan tidak berlebihan.
*) Alfian Pamungkas adalah pendiri dan CEO IDCloudHost, web hosting provider dengan data center di Indonesia, Singapura dan Inggris. Tergolong CEO termuda di Indonesia, Alfian mengawali bisnis saat duduk di SMA. Web hosting menarik perhatiannya gara-gara ia diminta jadi pengelola web server sekolah. Di sela kesibukan sebagai mahasiswa Teknik Informatika Telkom University, Bandung, ia penggemar film sekaligus banyak belajar dari film-film yang ditontonnya.
Oh ya, jangan lupa manfaatkan kesempatan nonton film dan berbagi yang bikin happy ini. BERBURU film terbaru bareng teman, mulai tanggal 19 Juli 2019, bagikan link film yang sudah kamu tonton ke 3 temanmu, dapatkan Movie Card XXI senilai total Rp.2,5 juta. Buruan, sebelum terlambat!