Sukses perani Kapten Mitch Nelson yang dikirim ke Afganistan setelah serangan 9/11 dalam 12 Strong, Chris Hemsworth ungkap rahasia chemistry dengan lawan main (yang juga isterinya!) Elsa Pataky.
Apakah berakting bersama pasangan dunia nyata dalam film, akan hasilkan sesuatu yang hebat? Atau bencana? Ingat Tom Cruise dan Nicole Kidman, suami-isteri yang berakting sebagai pasangan dalam Eyes Wide Shut (1999). Atau Brad Pitt dan Angelina Jolie, dalam drama perkawinan By the Sea (2015). Hasilnya, yang pertama dikritik kurang chemistry, yang kedua lebih parah, bahkan dianggap ajang pendahuluan perceraian mereka. Cerita berbeda terjadi dengan Chris Hemsworth, yang bermain bersama isterinya, Elsa Pataky, yang memerani suami-isteri dalam 12 Strong.
“Chemistry mereka terasa, terutama saat adegan kebersamaan mereka sebelum sang kapten berangkat ke Afghanistan,” begitu puji independent.co.uk. “Hemsworth dan Pataky mampu menjaga 12 Strong mengalir dan menyentuh; bahkan menambah sendiri dialog asli dari pengalaman pernikahan mereka sendiri.” Sementara situs cinemablend.com menulis, “Bermain sebagai pasangan menuntut dua pemeran membangun chemistry dan kerja sama demi menciptakan dinamika menyakinkan. Itu yang terjadi dalam 12 Strong.“
Jika Nicole Kidman-Tom Cruise dan Angelina Jolie-Brad Pitt dianggap gagal, bahkan pada suatu masa Jennifer Lopez-Ben Affleck yang saat itu berpacaran bermain bareng dalam Gigli (2003) dianggap buruk, apa kiat yang dilakukan Chris Hemsworth dengan Elsa Pataky?
Kisah nyata setelah serangan 11 September
Dibesut Nicolai Fuglsig, drama perang 12 Strong berdasar kisah nyata yang diadaptasi dari buku non-fiksi karya Doug Stanton, Horse Soldiers. Juga didukung aktor Michael Shannon, Michael Peña, Trevante Rhodes, dan Rob Riggle, 12 Strong yang kini ditayangkan secara streaming di CATCHPLAY, mengisahkan pimpinan pasukan khusus beranggotakan 12 orang yang dikirim ke Afghanistan. Itu hanya beberapa hari setelah peristiwa terorisme 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Diawali adegan di rumah Kapten Mitch Nelson (Chris Hemsworth), yang saat itu sedang cuti dan bermain bersama anak dan istrinya, Jean Nelson (Elsa Pataky). Puteri Mitch, yang pertama kali menonton peristiwa teror lewat televisi, membuat seisi rumah terpaku beberapa saat. Serangan terorisme inilah yang menggerakkan Mitch terjun ke medan perang, meski sedang mengusulkan pindah divisi demi bisa lebih banyak waktu berkumpul dengan keluarganya. Di rumah lain, Hal Spencer (Michael Shannon) pergi dengan rasa sedih, meninggalkan anak dan isterinya; sementara di rumah Sam Diller (Michael Peña), sang isteri berusaha tabah di depan suaminya.
Mitch dan timnya pun berangkat ke Afghanistan dengan misi menaklukkan Taliban dan Al-Qaeda. Bekerja sama dengan Jenderal Dostum (Navid Negahban), jenderal dari Aliansi Utara, Mitch dan Dostum yang berbekal peralatan perang sekadarnya dan pasukan berkuda, akhirnya mengandalkan keberanian melawan pasukan Al-Qaeda dan Taliban yang bersenjatakan tank-tank besar dan rudal.
“Jauh lebih mudah Elsa yang memerani isteri. Kami kan berlatih lebih dari tujuh tahun untuk peran ini,” kata Hemsworth sambil tertawa, tentang kiatnya berakting dengan isteri sendiri dalam film. "Kami bercanda saat syuting, 'Jika tak ada chemistry di sini, kami pasti sedang bermasalah'," tambahnya.
Chris, yang awalnya mengencani Elsa saat aktris itu terlibat dalam Fast Five delapan tahun lalu, kini telah dikaruniai puteri lima setengah tahun, India Rose, dan si kembar berusia empat tahun Tristan dan Sasha. Saat syuting, pasangan ini menitipkan anak-anak pada kakek-nenek mereka. Dan menganggap syuting 12 Strong sebagai bulan madu kedua mereka. Oh, makanya!
Mengaku anak kampung!
Sangat dikenal lewat Thor (2011), aksi fantasi besutan Kenneth Branagh yang juga dibintangi Anthony Hopkins dan Natalie Portman, nama Chris Hemsworth makin melejit dengan sejumlah peran berikutnya. Di antaranya lewat The Avengers (2012) yang disutradarai Joss Whedon; beradu akting dengan Kristen Stewart dan Charlize Theron dalam Snow White and the Huntsman (2012) besutan Rupert Sanders; memerani George Kirk dalam Star Trek Into Darkness besutan J.J. Abrams; memerani pebalap legendaris dari Inggris, James Hunt, dalam Rush (2013); dan lagi-lagi dalam Thor: The Dark World (2013) yang disutradarai Alan Taylor, dan Blackhat (2015) dengan beradu akting dengan Viola Davis dan Wei Tang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Chris Hemsworth adalah aktor paling dipertimbangkan penampilannya oleh para sutradara dan produser, terutama untuk film laga dan blockbuster. Tak heran, ia berkiprah di Avengers: Age of Ultron (2015), In the Heart of the Sea (2016), The Huntsman: Winter’s War (2016), Ghostbusters (2016), dan Doctor Strange (2016). Juga, dalam film yang kini memanaskan bioskop seluruh dunia, Avengers: Infinity War besutan duet bersaudara Anthony Russo dan Joe Russo. Sejumlah filmnya juga akan dirilis di paruh kedua tahun ini dan tahun depan, di antaranya Bad Times at the El Royale besutan Drew Goddard yang dirilis Oktober nanti.
Chris adalah aktor asal Australia; abangnya Liam Hemsworth, dan adiknya, Luke Hemsworth juga aktor. Lahir di Melbourne pada 11 Agustus 1983, Chris mengawali karier lewat acara Dancing with the Stars (2004) versi Australia. Sesungguhnya, debut Hollywood-nya dilakukan lewat Star Trek (2009) besutan J.J. Abrams. Perannya di situ cukup dilupakan banyak orang, karena orang mengingatnya lewat Thor (2011).
‘Aktor sukses’ adalah sebutan paling tepat bagi Chris, yang dibesarkan di Phillip Island, bagian selatan Melbourne. Ia menggambarkan dirinya sebagai ‘anak kampung.’ Ungkapnya suatu ketika, “Yang kuingat jelas tentang masa kecilku adalah gambaran buaya dan kerbau.”
Dianggap terlalu ambisius, baik pribadinya maupun para agen yang menanganinya sehingga kini ada di jajaran elit Hollywood, Chris menanggapi segalanya dengan santai. “Jadi superhero itu sangat menyenangkan,” tangkisnya. “Bagiku, hidup adalah tentang pengalaman dan menjadi orang baik....”