wiseguy
by wiseguy

Dengan penjagaan amat ketat, Festival Film Cannes kembali digelar, mengusung banyak film menjanjikan. Tapi, sebuah isu mengemuka: Apakah film peserta kompetisi harus tayang terlebih dulu di bioskop?

Festival Film Cannes kembali digelar di Cannes, Prancis. Ajang yang kini memasuki usianya yang ke-70 itu, bak perayaan kejayaan film masa lalu dan menandai masuknya era sinema digital masa depan.

Berlangsung dari 17 hingga 28 May 2017, sutradara terkenal asal Spanyol Pedro Almodovar terpilih sebagai President of the Jury untuk festival, sementara aktris Italia Monica Bellucci menjadi host di acara pembukaan maupun penutupan seremoni. Sementara itu, Ismael's Ghosts yang dibesut sutradara Prancis Arnaud Desplechin didapuk sebagai film pembuka.

Seperti dikutip situs festival-cannes.com, pada akhir Maret lalu poster resmi festival dirilis, menampilkan aktris Italia  Claudia Cardinale. “Aku merasa terhormat dan bangga jadi bagian dari bendera resmi ‘70th Festival de Cannes’ dan amat senang dengan pilihan fotonya!”

Festival ini mengusung setidaknya 50 judul film yang tayang perdana, di antaranya karya-karya Todd Haynes, Sofia Coppola, Michael Haneke, Noah Baumbach, Arnaud Desplechin, Agnès Varda, David Lynch serta Abbas Kiarostami, yang meninggal pada Juli lalu.

"Film adalah cara untuk memahami dunia, mengenal orang lain dan diri sendiri," ucap Thierry Frémaux, ketua festival, dalam sebuah wawancara dengan media. "Sejak diadakan pada 1946, Festival Film Cannes, bioskop dan budaya, masih jadi bagian penting dalam rekonstruksi dunia pascaperang. Karenanya budaya, termasuk bioskop, masih memiliki suara. "

Film Wonderstruck besutan Haynes adalah salah satu film paling dinanti, kisah dua anak tuna rungu yang masing-masing dalam periode waktu yang berbeda, 1927 dan 1977. Diadaptasi dari buku karya Brian Selznick, film ini dibintangi aktris Julianne Moore dan Michelle Williams.

"Yang unik dari film ini, dan salah satu alasanku membuatnya, adalah film yang bisa ditonton anak-anak," kata Haynes.

Hal berikutnya yang tak kalah menarik adalah besutan Sofia Coppola, yang menafsir ulang The Beguiled (1971), kisah era Perang Saudara yang dulu dibintangi Clint Eastwood dan kini dibintangi Nicole Kidman dan Colin Farrell.

Juga, Okja besutan Bong Joon-ho, yang membayangkan jenis monster baru; Carne y Arena, tentang sulitnya melintasi perbatasan Meksiko dengan Amerika Serikat besutan Alejandro G. Iñárritu. Juga film yang dibintangi Juliette Binoche, Let the Sunshine In, yang diputar pada acara yang disebut Directors’ Fortnight. 

Gebyar dunia televisi kembali disegarkan dengan kembalinya serial Twin Peaks besutan sutradara David Lynch, yang banyak ditunggu pemirsanya.

Di festival tahun ini juga diumumkan perubahan aturan main tentang film yang berhak diikutsertakan dalam kompetisi. Ini merupakan tanggapan atas kontroversi layanan dan distribusi film secara streaming. Aturan baru tersebut menyatakan, mulai 2018, "tiap film yang akan berkompetisi di Cannes harus pernah ditayangkan di bioskop Prancis." Tampaknya, dunia sedang menyongsong era digital, dan banyak pihak masih belum mau mengubah definisi “bioskop”!

Seperti tahun lalu, festival diselenggarakan di bawah penjagaan ketat petugas keamanan di seluruh penjuru kota Cannes, sebagai antisipasi ancaman bom.

Ikuti hal-hal menarik di Festival Film Cannes 2017 ini pada artikel berikutnya.