wiseguy
by wiseguy

Isu keamanan mewarnai salah satu festival film paling bergengsi di Eropa ini. Siapa akan berjaya:

sutradara gaek atau sutradara muda?

Festival Film Cannes 2016 telah mengumumkan daftar film yang bersaing memperebutkan Piala

Palem Emas. Apa yang menarik dalam festival yang berlangsung dari 11 hingga 22 Mei diadakan di

negeri fesyen ini?

Sutradara asal Filipina, Brillante Mendoza, yang mengusung film Ma' Rosa ada di antara daftar

yang dipenuhi para sutradara senior. Mereka yang wira-wiri masuk dalam daftar di festival ini, tahun ini

juga menjadi unggulan; di antaranya sutradara asal Inggris Ken Loach dengan I, Daniel Blake, Dardenne

Bersaudara asal Belgia, La Fille Inconnue, Pedro Almodovar asal Spanyol, Julieta, Bruno Dumont asal

Prancis, Ma Loute, Park Chan-wook asal Korea Selatan, Agassi dan Woody Allen dengan Café Society.

Allen, sutradara asal Amerika Serikat yang sangat produktif berkarya, karyanya kali ini mendapat

kehormatan sebagai pembuka festival ke-69 ini.

I, Daniel Blake

Isu Keamanan Jadi Sorotan

Berbeda dengan Academy Awards Februari lalu yang diterjang isu rasial dan sempat diboikot

sejumlah selebriti berkulit hitam, isu keamanan menjadi sorotan utama pemerintah dan kepolisian

Prancis. Isu yang sama juga melanda penyelenggaraan Piala Eropa 2016 yang akan berlangsung 10 Juni

nanti. Tentu saja, panitia tak ingin teror bom yang terjadi di ibukota Paris dan Brussels, Belgia,

mencederai festival ini. Sejumlah prosedur keamanan tingkat tinggi diberlakukan oleh kepolisian

setempat selama festival berlangsung: Kamera CCTV hidup selama 24 jam, yang tersebar di penjuru kota

Cannes; barang-barang bawaan dan tas pengunjung diperiksa dengan cermat. "Tak satu pun perahu

yang merapat di Teluk Cannes terlewatkan dari pemeriksaan," ujar kepala kepolisian setempat, seperti

dilansir The Telegraph. Sepekan sebelum festival digelar, kepolisian mengadakan simulasi menghadapi

serangan teroris di Palais des Festivals, area utama festival.

Ajang ini dikenal sebagai festival yang menampilkan karya unggulan dengan film-film personal

yang menggambarkan personalitas para sutradara. Karya-karya yang berkompetisi di ajang ini juga

dianggap sebagai arsitek film-film seni dunia karena kejeliannya menampilkan film-film dengan

pendekatan personal. Dan tentu saja, Festival Film Cannes jadi ajang bersatunya fesyen dan seni di

ibukota fesyen dunia ini, karena para tamu undangan hadir dengan gaya busana yang fashionable.

Diperkirakan, 45.000 orang menghadiri perhelatan ini, sekitar 4.500 di antaranya jurnalis dari segala

penjuru dunia.

The Artist

Salah satu film paling mengesankan yang berhasil menjadi jawara di ajang ini adalah The Artist

(2011) besutan sutradara Michel Hazanavicius. Saat itu, hampir semua orang mengatakan film ini “tidak

menjual”. Siapa mau menonton film bisu hitam putih berdurasi 90 menit di zaman kini? Semua orang

pun tahu, pada akhirnya, film ini tampil cemerlang sebagai pemenang, dan dipuji-puji “memberikan

pengalaman sinematik luar biasa” dan “akan memiliki efek yang jauh lebih abadi pada dunia film

daripada sekadar tren epik berteknologi 3D.” Setidaknya The Artist di Cannes Film Festival 2011

memenangi kategori Aktor Terbaik, Jean Dujardin, dan nominasi bagi sang sutradara. Sementara film ini

sendiri lantas berjaya di ajang Academy Awards dengan memenangi 5 piala Oscar!

Tahun lalu, salah satu film yang berjaya di Cannes dan juga menjadi primadona di berbagai

festival lain, adalah “Son of Saul”, sebuah film Hungaria yang mengisahkan seorang tawanan Nazi yang

ingin menguburkan jasad anaknya. Film ini juga memenangkan Academy Awards untuk kategori Best

Foreign Language.

Dari tahun ke tahun, Cannes memberikan kejutan-kejutan di jagat perfilman. Lalu, apa kejutan

yang akan diberikan Festival Film Cannes Tahun ini? Kita tunggu saja!