Jumanji tak sekadar permainan papan kuno, tapi semesta dengan hutan ajaib penuh kejutan dan ketegangan. Kisah ikonik yang dicinta para bocah dan orang dewasa ini tak pernah lepas dari ide brilian kreatornya, Chris Van Allsburg.
Kamu pasti bagian dari penonton yang terkesima serunya Jumanji: The Next Level, aksi petualangan yang dibintangi Dwayne ‘The Rock’ Johnson, Jack Black dan Kevin Hart, yang tayang di bioskop Indonesia pada akhir 2019 lalu. Masih ingat Jumanji: Welcome to the Jungle yang rilis pada 2017, yang mulai dibintangi Dwayne ‘The Rock’ Johnson dan Kevin Hart itu?
Sukses dua sekuel itu tak lepas dari sukses film versi aslinya, Jumanji, yang rilis pada 1995. Aha, umur berapa kamu saat itu? Ayo runut lagi cikal-bakal film yang di kemudian hari jadi blockbuster dan disukai semua orang ini!
Jumanji, saat Robin Williams muda dan Kirsten Dunst si cewek ABG menggemaskan
Pada Jumanji versi aslinya yang disutradarai Joe Johnston (juga pembesut Jurassic Park III), kita bisa menyaksikan penampilan ikonik Robin Williams pada puncak ketenarannya, yang di kemudian hari jadi aktor legendaris Hollywood. Juga Bradley Pierce yang masih bocah dan aktris Kirsten Dunst, yang masih cewek ABG imut! Film ini juga didukung David Alan Grier, Bonnie Hunt, Jonathan Hyde, dan Bebe Neuwirth.
Permainan Jumanji
Jumanji kisahkan permainan papan supernatural, yang tanpa disadari para pemainnya, bisa jadi pintu memasuki hutan ajaib untuk petualangan tak terduga. Seru dan menegangkan! Saat masih bocah, pada 1969, seorang anak bernama Alan Parrish (Robin Williams) terjebak di dalam permainan itu saat bermain dengan temannya Sarah Whittle. Dua puluh enam tahun kemudian, kakak beradik Judy (Kirsten Dunst) dan Peter Shepherd (Bradley Pierce) menemukan permainan tersebut, dan mulai bermain. Tanpa sadar, mereka melepaskan Alan yang sudah dewasa! Setelah melacak Sarah, empat orang tersebut memutuskan untuk menyelesaikan permainan dan mengembalikan semua kerusakan yang ditimbulkannya. Tonton deh film yang tayang di CATCHPLAY+ ini!
Tetap lucu ditonton hingga sekarang
Dipuji banyak kritikus dan jadi tontonan favorit keluarga, Jumanji yang menggunakan terobosan efek visual pada zamannya, sukses menempati box office dengan pendapatan $263 juta di seluruh dunia. Padahal anggarannya $65 juta saja. Jumanji tercatat jadi film berpenghasilan tertinggi ke-10 pada 1995.
Sukses film ini tentu tak lepas dari mana adaptasinya berasal, buku Jumanji, karya Chris Van Allsburg. Buku memukau dan ide brilian membuat Jumanji kini jadi waralaba uar biasa.
Tapi siapa sesungguhnya Chris Van Allsburg? Apa arti kata aneh ‘Jumanji’? Kamu harus tahu!
Chris Van Allsburg tak pernah bercita-cita jadi penulis buku anak-anak
Dibanding Jumanji: Welcome to The Jungle dan Jumanji: The Next Level yang mengadaptasi buku aslinya secara longgar, Jumanji versi 1995 masih setia dengan bukunya. Tapi tahukah kamu, Chris Van Allsburg tak pernah bercita-cita, terpikirkan pun tidak, untuk menjadi penulis buku anak-anak!
Dwayne Johnson juga baca kisah Jumanji lho!
Lahir di Michigan, AS pada 18 Juni 1949, Van Allsburg berkuliah di jurusan arsitektur Universitas Michigan, 1967, dan melanjutkan studinya di jurusan seni patung. Setelah lulus, pada 1975, Van Allsburg membuat studio patungnya sendiri. Setahun sebelumnya, ia menikah dengan Lisa, seorang guru sekolah dasar.
Chris dan Lisa
Buku anak-anak tak pernah terlintas dalam pikirannya sampai suatu hari isterinya memintanya membuat ilustrasi buku yang ia gunakan di kelasnya. Van Allsburg, yang telah membuat ilustrasi untuk sejumlah buku karya C.S. Lewis dan Mark Helprin, akhirnya menulis buku anak-anak pertamanya pada 1979, The Garden of Abdul Gasazi (1979). Sejak itu, ia menulis dan mengambar ilustrasi banyak buku. Jumanji buku keduanya, terbit pada 1982 dan memenangkan Medali Caldecott! Van Allsburg kembali raih Medali Caldecott pada 1985 dengan buku The Polar Express (yang dikemudian hari juga difilmkan).
Jumanji, sebuah asal mula tak sengaja!
Saat pertama kali buku Jumanji diterbitkan, dan sekian tahun kemudian difilmkan, selalu yang terbersit di benak orang adalah, apa arti ‘Jumanji’? Meski dalam cerita baik buku maupun filmnya adalah nama permainan papan, tapi itu tetap kata baru yang aneh, karena bahkan nyaris tak berasal dari bahasa apa pun. Ini jawabnya!
Cetakan awal buku Jumanji
“Aku menulis cerita ini sebagai orang dewasa tapi dengan ingatan perasaan kecewa saat bermain permainan papan ketika masih kecil. Imajinasiku baik, tetapi masih ada sesuatu yang mengecewakan tentang bermain Monopoli dan tak memiliki uang sungguhan. Aku berpikir, 'Pasti seru jika ada yang namanya permainan papan? Yang tak memerlukan imajinasi para pemain, karena semua yang terjadi di papan permainan benar-benar hidup, terjadi dalam kehidupan nyata,” tuturnya panjang lebar dalam suatu wawancara.
"Jadi itu semacam, titik awal. Kemudian aku memikirkan jenis permainan berbeda, seperti bermain di permainan hutan, dan kombinasi bahaya hutan di dalam rumah akan jadi kombinasi provokatif.”
Lalu dari mana kata ‘Jumanji’ berasal? "Aku mencari-cari nama ... Aku ingin menemukan sesuatu yang sedikit eksotis, tak terdengar seperti kata dari bahasa Inggris. Kupikir mungkin diawali dengan 'J' menarik, karena itu semacam kata ‘jungle’. Dan, saya tidak tahu, itu hanya muncul di kepala saya, 'Jumanji.' ” Oh, begitu!
Chris Van Allsburg, sebuah trivia yang menginspiratif
Menjadi seniman ternyata tak harus menunjukkan semacam bakat dan tanda-tanda sejak kecil. Minat terbesar Van Allsburg saat kecil dan remaja adalah… matematika dan sains! Bahkan saat dia berminat pada seni, seni itu adalah patung, bukan tulis-menulis dan menggambar. Uniknya lagi, ia mengambil jurusan seni patung karena mendapat undangan kuliah dari Universitas Michigan bukan karena prestasi karya seninya, melainkan prestasi akademiknya. Saat itu, untuk bisa lanjut kuliah di Universitas Michigan, pihak kampus meminta siswa yang mendapat undangan untuk mengikuti ujian pencarian bakat untuk penentuan jurusan. Sebuah kejutan, Chris van Allsburg mendapati bakat seni rupanya dari ujian tersebut, jauh dari diprediksinya!
Apa hikmah dari hal ini? Orang bisa jadi ‘seseorang’ saat mulai dewasa, tak peduli saat kecil belum menunjukkan bakat dan minatnya. Hidup penuh misteri dan penuh kejutan, bukan?