
New York bukan tempat yang mudah untuk memulai hidup baru apalagi jika kamu masih remaja dan baru saja kehilangan saudara tercinta. Itulah yang dialami Li Fong, anak muda keturunan Tionghoa yang mencoba menemukan tempatnya di kota penuh tekanan ini.
Tapi takdir mempertemukannya dengan dua legenda: Mr. Han, sang guru kung fu dari Beijing, dan Daniel LaRusso, ikon Miyagi-Do yang sudah akrab bagi penggemar lama.
Disutradarai oleh Jonathan Entwistle dan dibintangi Jackie Chan serta Ralph Macchio, Karate Kid: Legends (2025) menjadi babak baru yang menyatukan dua warisan bela diri: kung fu dan karate.

Film ini tak hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga menyuguhkan koreografi pertarungan yang memukau dan kisah coming-of-age yang menyentuh hati. Tak heran, penampilan Ben Wang sebagai Li Fong menuai pujian, bahkan masuk nominasi Breakthrough Performance dalam ajang MTV Movie & TV Awards 2025.
Penasaran bagaimana kisah Li Fong berkembang, dan apa yang membuat pertarungan terakhirnya di Five Boroughs Tournament begitu emosional? Simak ulasan lengkapnya berikut ini, dimana kita akan bahas konflik, karakter, dan kenapa film ini bisa jadi bagian penting dalam warisan Karate Kid.
Sinopsis Karate Kid: Legend (2025)
Li Fong tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis. Dari jalanan ramai Beijing yang ia kenal sejak kecil, kini ia harus memulai segalanya dari nol di jantung kota New York, tempat di mana perbedaan bisa menjadi senjata, dan kelemahan bisa mengundang bahaya.
Li bukan remaja biasa. Ia membawa luka kehilangan yang belum sembuh, dan diam-diam menyimpan bakat bela diri yang diwariskan ayahnya. Tapi di Amerika, bakat itu tak cukup untuk melindunginya dari ejekan, diskriminasi, dan tantangan dari Connor Day, seorang juara karate lokal yang tak suka pada pendatang.
Saat konflik memuncak, Li nyaris menyerah. Tapi takdir mempertemukannya dengan dua sosok legendaris: Mr. Han, sang guru tenang penuh filosofi dari Timur, dan Daniel LaRusso, sang juara lama yang memahami kerasnya jalan ninja. Bersama-sama, mereka melihat potensi dalam diri Li bukan hanya sebagai petarung, tapi sebagai pemuda yang sedang mencari jati dirinya.

Latihan demi latihan dijalani. Bukan sekadar pukulan dan tendangan, tapi pelajaran tentang kendali, hormat, dan harga diri. Di tengah riuh kota dan tekanan kompetisi, Li menemukan kekuatan sejatinya: bukan untuk mengalahkan, tapi untuk berdiri tegak saat dunia meremehkannya.
Karate Kid: Legends adalah kisah tentang keberanian dalam keheningan, kekuatan dalam kelembutan, dan warisan yang menyatu antara Timur dan Barat. Film ini bukan hanya pertarungan di atas matras, tapi perjuangan seorang anak untuk menjadi dirinya sendiri dengan semua luka, harapan, dan keberaniannya.
Apakah Li akan memenangkan pertandingan? Atau ada kemenangan yang lebih besar dari sekadar sabuk dan medali?
Pemeran Karate Kid: Legends (2025): Ada Jackie Chan!
Melibatkan dua legenda Jackie Chan dan Ralph Macchio serta wajah-wajah muda berbakat seperti Ben Wang dan Sadie Stanley, film ini membentangkan dunia Miyagi-verse ke ranah yang lebih emosional dan modern.
1. Ben Wang sebagai Li Fong
:max_bytes(150000):strip_icc()/ben-wang-101824-e221bc32387940ce855bf9f7a50cbb9e.jpg)
Li Fong adalah remaja asal Beijing yang pindah ke New York bersama ibunya. Ia pendiam, terasing, dan terbebani kenangan masa lalu yang rumit. Namun, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan dua mentor dari dunia yang sangat berbeda, Mr. Han dan Daniel LaRusso. Dalam proses adaptasi dan pelatihan, Li menemukan makna sejati dari keberanian dan kehormatan melalui kombinasi gaya kung fu dan karate.
Ben Wang, aktor muda yang sebelumnya dikenal dalam serial American Born Chinese, tampil luar biasa dalam peran utama ini. Ia memadukan kekakuan karakter dengan transformasi emosional yang organik. Kritikus memuji performanya yang jujur dan menyentuh, menjadikannya sebagai penerus yang layak dari legenda Karate Kid.
2. Jackie Chan sebagai Mr. Han

Mr. Han, mantan guru kung fu dari Shanghai yang kita kenal sejak The Karate Kid (2010), kembali sebagai sosok mentor penuh filosofi. Kini ia bermukim di New York, dan kembali melatih setelah bertemu Li yang mengingatkannya pada murid lamanya. Karakter ini tampil lebih tenang, namun menyimpan luka yang belum sembuh dari masa lalu.
Jackie Chan membawa kembali kebijaksanaan dan sisi rapuh Mr. Han, berbeda dari citra aksinya yang biasa. Ia tampil penuh perasaan, dengan chemistry kuat bersama Ben Wang. Banyak kritikus menilai penampilannya di sini sebagai salah satu yang paling reflektif dan matang dalam kariernya.
3. Ralph Macchio sebagai Daniel LaRusso
:max_bytes(150000):strip_icc():focal(722x348:724x350)/ralph-macchio-karate-kid-franchise-033125-13abef7f0124438bb36d7ff36e11871d.jpg)
Sebagai ikon orisinal dari The Karate Kid (1984), Daniel LaRusso hadir sebagai jembatan antara generasi Miyagi dan Li. Ia menjalankan dojo Miyagi-Do di New York dan menyambut Li sebagai murid, meskipun awalnya skeptis terhadap pendekatan Mr. Han. Interaksinya dengan Mr. Han menjadi refleksi perbedaan filosofi dua dunia seni bela diri.
Ralph Macchio kembali membawa karisma dan kedalaman emosional pada Daniel, seperti yang ditunjukkan dalam serial Cobra Kai. Hubungannya dengan Li menggambarkan pertumbuhan Daniel sendiri sebagai mentor, yang kini juga belajar menerima kebijaksanaan baru dari rekan lintas budaya.
4. Sadie Stanley sebagai Mia Lipani

Mia Lipani, putri pemilik restoran pizza setempat, menjadi teman dan pelipur lara bagi Li. Ia cerdas, berani, dan mendukung penuh perjalanan Li, meski juga berhadapan dengan tekanan dari mantan pacarnya yang kini jadi rival Li di turnamen.
Sadie Stanley, yang dikenal lewat The Goldbergs dan Kim Possible, membawa pesona remaja New York yang kuat. Perannya memberi sentuhan romansa ringan dan dinamika emosi remaja yang memperkaya dengan narasi.
5. Joshua Jackson sebagai Victor Lipani

Sebagai ayah Mia dan mantan petinju yang kini mengelola restoran, Victor Lipani menjadi sosok ayah alternatif bagi Li. Ia memahami dunia kekerasan dan kegagalan, dan menjadi penyeimbang antara Li dan ibunya yang tegas.
Joshua Jackson, aktor senior yang dikenal lewat Dawson’s Creek dan Dr. Death, memberikan performa yang kuat dan penuh empati. Karakternya memperluas tema keluarga yang menjadi inti dari film ini.
6. Ming-Na Wen sebagai Dr. Fong

Dr. Fong, ibu Li yang protektif, awalnya menolak keras keterlibatan anaknya dalam seni bela diri karena trauma dari masa lalu. Namun seiring waktu, ia belajar membuka hati dan mendukung anaknya dengan sepenuh jiwa.
Ming-Na Wen, aktris ikonik dari Mulan dan The Mandalorian, menyampaikan kekuatan seorang ibu Asia dengan penampilan yang emosional namun tegas. Ia memberi bobot dramatis penting dalam cerita.
Pemeran Pendukung Lainnya
Aramis Knight sebagai Conor Day: rival Li di sekolah dan turnamen, sekaligus mantan pacar Mia. Karakternya memancarkan arogansi namun juga kerentanan.

Wyatt Oleff sebagai Alan: sahabat aneh tapi setia, yang memberi ruang latihan bagi Li di atap apartemennya.
Shaunette Renée Wilson sebagai Ms. Morgan: guru sekolah Li yang melihat potensinya sebagai pejuang dan pemimpin.

Tim Rozon sebagai O’Shea: sensei dari dojo pesaing yang menggunakan cara-cara keras dan manipulatif.
Kenapa Karate Kid: Legends Diberi Rating PG‑13?
Sejak diumumkan sebagai kelanjutan dari waralaba legendaris, Karate Kid: Legends (2025) sudah menarik perhatian berbagai kalangan. Namun banyak orang tua dan penonton remaja bertanya-tanya: mengapa film ini tidak masuk kategori ramah anak, dan malah diberi rating PG‑13?
Jawabannya terletak pada kombinasi intensitas adegan, tema emosional yang kompleks, serta unsur bahasa yang lebih dewasa dibanding pendahulunya.
1. Kekerasan Realistis yang Lebih Intens

Berbeda dari film klasik yang lebih bersifat motivasional, Legends menampilkan adegan pertarungan yang lebih realistis dan brutal. Beberapa adegan memperlihatkan perkelahian jalanan, tendangan ke wajah, pukulan berdarah, dan satu pertarungan ilegal yang berakhir dengan korban koma. Visualisasi luka dan ketegangan dalam turnamen juga jauh lebih eksplisit.
MPA menyatakan bahwa kekerasan fisik yang “sustained” menjadi salah satu alasan utama di balik rating PG‑13 ini.
2. Bahasa & Tema Sosial

Film ini juga mengandung beberapa kata kasar ringan serta ejekan diskriminatif yang dilontarkan kepada karakter utama Li Fong. Bahasa seperti “d--k”, “ass”, dan penghinaan berbasis rasial muncul dalam konteks bullying, membuat film ini tidak cocok bagi anak kecil tanpa bimbingan orang tua.
Tema yang diangkat pun lebih dewasa: konflik identitas, trauma akibat kehilangan saudara, tekanan emosional dalam kompetisi, serta hubungan romantis remaja yang cukup eksplisit secara emosional, meski tidak secara fisik.
3. Panduan untuk Penonton

Bagi penonton di bawah 13 tahun, pendampingan orang tua sangat dianjurkan. Film ini menawarkan pesan kuat tentang keberanian dan pengampunan, tetapi membungkusnya dengan intensitas yang mungkin belum cocok untuk anak-anak kecil.
5 Fakta Terepik Film Karate Kid: Legends (2025)

Apa jadinya jika dua ikon bela diri lintas generasi bersatu dalam satu film? Karate Kid: Legends menghadirkan lebih dari sekadar nostalgia ada momen-momen mengejutkan, keputusan kreatif tak terduga, dan kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di balik layar, tersimpan detail-detail menarik yang membuat film ini tak bisa dilewatkan begitu saja. Berikut lima fakta terbaik yang wajib kamu ketahui.
1. Kolaborasi Ikonik: Jackie Chan & Ralph Macchio

Untuk pertama kalinya dalam sejarah karate kid, Mr. Han (Jackie Chan) dari versi 2010 dan Daniel LaRusso (Ralph Macchio) dari seri orisinal dan Cobra Kai bersatu melatih satu murid simbol penyatuan dua era “Karate Kid”.
2. Murid Baru, Beban Lama: Li Fong

Ben Wang memerankan Li Fong, pemuda Beijing yang pindah ke New York usai tragedi keluarga. Dia menghadapi tekanan turnamen “Five Boroughs” sambil membawa beban masa lalu dan ekspektasi dua aliran bela diri.
3. Lanjutan Resmi Cobra Kai

Film ini menjadi kelanjutan semesta setelah serial Cobra Kai berakhir pada Februari 2025. Kemunculan cameo Johnny Lawrence (William Zabka) mempertegas kesinambungan naratif dalam dunia Miyagi‑verse.
4. Footage Arsip Pat Morita, Simbol Warisan Miyagi

Film ini menyisipkan cuplikan arsip mendiang Pat Morita sebagai Mr. Miyagi sebagai bentuk penghormatan emosional terhadap karakter yang membentuk fondasi moral dan teknik Miyagi-Do karate.
5. Reaksi Beragam: Nostalgia Dibalas Antusiasme Penonton

Meskipun kritikus memberi ulasan campuran (RT 59%, Metacritic 51), penonton menyambut film ini positif dengan CinemaScore “A–”. Pendapatan global mencapai US$106 juta dari budget US$45 juta.
Apakah Karate Kid: Legends Terkait dengan Cobra Kai?
Jawabannya: ya, sangat terkait. Meskipun Karate Kid: Legends diproduksi sebagai film bioskop yang berdiri sendiri, ia merupakan bagian resmi dari dunia Cobra Kai dan memperluas semesta Miyagi‑verse ke arah yang lebih global dan sinematik.
Lanjutan Naratif Cobra Kai

Film ini mengambil latar sekitar tiga tahun setelah akhir musim ke-6 Cobra Kai, menjadikannya secara kronologis sebagai kelanjutan langsung. Ralph Macchio kembali memerankan Daniel LaRusso, yang kini bertindak sebagai mentor dalam dunia baru karate. Kemunculannya bukan sekadar nostalgia, tapi bagian penting dalam narasi baru yang mempertemukan warisan Miyagi dengan filosofi kung fu dari Tiongkok.
Pertemuan Dua Dunia: Miyagi‑Do dan Mr. Han

Yang membuat Legends istimewa adalah kehadiran Jackie Chan sebagai Mr. Han, karakter dari reboot The Karate Kid (2010). Untuk pertama kalinya, dua cabang warisan Miyagi‑Do dan kung fu Mr. Han bertemu dalam satu narasi. Keduanya bersama-sama melatih karakter baru, Li Fong, seorang remaja Asia-Amerika yang menjadi tokoh sentral film ini.
Film ini dengan berani menyatukan dua warisan bela diri melalui filosofi “dua cabang, satu akar,” mengisyaratkan bahwa nilai-nilai kebijaksanaan lintas budaya bisa saling melengkapi.
Post-Credit Scene dan Koneksi Cobra Kai

Tak hanya ceritanya berkelanjutan, film ini juga menyertakan adegan post-credit yang melibatkan Johnny Lawrence (William Zabka), salah satu karakter utama Cobra Kai. Momen itu menjadi “jembatan resmi” yang mengonfirmasi bahwa Legends adalah bagian dari dunia yang sama. Meskipun Johnny tidak muncul dalam cerita utama, kehadirannya menjadi simbol bahwa cerita mereka belum selesai.
Cara Nonton Karate Kid: Legends Sub Indo di CATCHPLAY+ Mudah dan Murah
Ingin Nonton Film Karate Kid: Legends? Salah satu pilihan terbaik adalah melalui CATCHPLAY+, platform streaming yang menawarkan fleksibilitas dan harga terjangkau!
Kenapa pilih CATCHPLAY+?
Fleksibel: Bisa langganan bulanan, atau cukup sewa satu film saja lewat fitur single rental cocok buat kamu yang cuma ingin nonton satu film tanpa komitmen!
Update Cepat: CATCHPLAY+ dikenal sebagai salah satu platform tercepat yang menghadirkan film baru dari bioskop ke layanan streaming, terutama lewat opsi single rental.
Kualitas Waktu Bersama: Jadikan momen menonton film sebagai waktu berkualitas bersama keluarga atau orang terdekat, tanpa harus keluar rumah!
Tonton Karate Kid Legend sekarang juga di CATCHPLAY+. Klik di sini untuk langsung mulai nonton!






