wiseguy
by wiseguy

Film yang akan membawamu menikmati pemandangan bawah laut menakjubkan di perairan Taiwan. Dan kisah meyentuh betapa ‘harta karun’ paling berharga adalah keluarga!

Meski pemandangan bawah laut bisa sangat menakjubkan, tak banyak orang yang punya nyali lakukan olahraga diving alias penyelaman di bawah permukaan laut. Selain dituntut punya keahlian berenang tingkat mahir yang dilengkapi pakaian khusus, penyelam juga harus berkondisi fisik sangat prima dengan teknik pernapasan teruji.

Blood of the Blue tawarkan sensasi keindahan laut

Blood of the Blue tawarkan sensasi keindahan laut

Untunglah, lewat besutan sineas Taiwan Taiwan Hsu-Hu YuanBlood of the Blue menawarkan sensasi dan pengalaman menikmati keindahan alam bawah laut di perairan Taiwan bagi siapa saja. Yang tak kalah memukau dibanding di perairan di Pulau Bali dan Bunake di Manado, lho!

Dibintangi Kai Cheng, Jerry Ko, serta Pong Fong WuBlood of The Blue yang kini tayang di CATCHPLAY+ ini bisa jadi tontonan sekaligus wisata dasar laut yang memukau. Inilah drama keluarga mengharukan berlatar pemandangan laut Penghu, karya kedua sutradara Mermaid Whispering, yang suguhkan penampilan utama terakhir aktor terkenal Pong Fong Wu.

Blood of the Blue

Kisahnya tentang dua bersaudara Yen Dong-Jing dan Yen Bei-Wei, yang tumbuh bersama di bawah asuhan sang ayah. Keluarga ini mengabdikan seluruh hidup mereka demi menemukan harta karun, yang diduga tersembunyi di laut oleh nenek moyang mereka. Tapi kehidupan mengajarkan, harta karun sejati mereka adalah cinta di antara mereka.

 

Blood of The Blue suguhkan keindahan dasar laut Taiwan

Seberapa indah dasar laut Taiwan? Memukau! Bisa jadi, keindahan yang ditawarkan perairan Bali dan Manado sebanding. Jika perairan dasar laut sama-sama menawarkan pemandangan terumbu karang dan sejumlah ikan unik berseliweran, sesungguhnya ada sedikit perbedaan. Jika para penyelam kita biasa melihat ikan pari dengan sayap lebar dan ekor panjangnya itu, perairan di kepulauan Taiwan banyak suguhkan kura-kura laut maulai dari yang kecil hingga yang raksasa.

Sang sutradara tampilkan film dari sudut pandang unik

Sang sutradara tampilkan film dari sudut pandang unik

Tentu saja, sisi lain yang menarik dari Blood of The Blue adalah bagaimana sang sutradara suguhkan latar film ini dengan keterampilan kelas satu dalam pemrosesan gambar, penguasaan pencahayaan, bayangan dasar laut, warna karang, dan sudut bidikan ikan. Bahkan penyelam berpengalaman mungkin tak punya kesempatan menghargai laut dari sudut pandang seperti di film ini.

Dengan musik latar yang indah, mengagumi lautan dalam film yang pengambilan gambarnya dilakukan di empat pulau selatan Penghu ini, bak kita ditenggelamkan dalam semesta mimpi yang puitis, alam yang biasanya tak bisa kita jangkau. Seperti sekawanan ikan blacktail yang seperti badai, barakuda, ikan air tawar berdiri, kura-kura dan pari manta hantu, semuanya membuat kita yang menontonnya berasa segar. Seperti nyemplung ke dalam dasar laut sungguhan.

Kisah tentang ayah dan anak yang cinta keluarga

Kisah tentang ayah dan anak yang cinta keluarga

Sementara kisah tentang ayah dan anak yang cinta keluarga, dukungan saudara, dan mereka bertiga mencari harta karun yang terpendam di dasar lautan selama ratusan tahun lalu, memberi sensasi emosional tersendiri. Sebuah gagasan cerita yang langka!

 

Taiwan secara historis pusat transportasi laut

Secara historis, Taiwan awalnya merupakan pusat transportasi laut. Kapal Belanda dan Spanyol sering bepergian ke sini, dan bajak laut Zheng Zhilong juga menggunakan Taiwan sebagai markasnya. Dari era Ming, Qing, Republik Tiongkok hingga Perang Dunia II, lebih dari 300 bangkai kapal tenggelam di wilayah laut ini.

Blood of The Blue adalah film yang menggabungkan dua elemen keindahan alam, birunya langit dan birunya laut, serta kegairahan petualangan berburu harta karun. Plus, kasih sayang keluarga yang menyentuh. Tontonan indah yang sayang dilewatkan begitu saja!