wiseguy
by wiseguy

Triler terbaru dari Blumhouse, The Invisible Man, siap bikin jantungmu berdegub lebih cepat. Inilah ‘reboot’ yang hidupkan Dark Universe!

Fiksi ilmiah klasik The Invisible Man (1933) kini dihidupkan lagi. Setelah lebih dari 8 dekade, apakah versi barunya semencekam film aslinya?

Versi lamanya dibesut James Whale berdasar novel laris karya H.G. Wells. Lewat kerjasama Universal Pictures, pemilik versi asli, dengan Blumhouse Pictures, The Inivisible Man kini dibuat versi reboot yang disutradarai Leigh Whannell, yang juga penulis skenario Saw (2004) dan sutradara Upgrade (2018). Kini dibintangi Elisabeth Moss, Aldis Hodge, Storm Reid dan Oliver Jackson-Cohen, The Inivisible Man yang tayang di bioskop Indonesia pada 28 Februari 2020 janjikan sejumlah hal baru yang segar dan tetap semencekam aslinya.

Inilah yang perlu kamu tahu tentang The Invisible Man versi reboot, sebagai bekal menontonnya.

 

Alasan harus reboot, bukan remake

Penggila drama horor dan triler selalu suka film Blumhouse. Rumah produksi ini sering menggarap film berbujet rendah, tapi bisa bikin penonton berduyun-duyun ke bisokop. Misalnya The Gift (2019), The Purge (2018), Split (2018), Upgrade (2018), Halloween (2018), Happy Death Day (2017), Get Out (2017), Sinister (2012), Insidious (2010), juga Paranormal Activity (2007). Selain horor dan triler, Blumhouse juga memproduksi drama yang tak kalah mengesankan, seperti BlacKkKlansman (2018) dan Whiplash (2014). Coba cek deh film-film produksi Blumhouse yang tayang di CATCHPLAY+.

Get Out

Mengapa Universal menggandeng Blumhouse untuk memproduksinya? Tentu karena alasan-alasan sukses tadi. Asal tahu saja, The Invisible Man versi reboot adalah upaya terkini Universal untuk memulai kembali jagat monster mereka, setelah Dark Universe hanya berumur pendek. Itu gara-gara The Mummy (1999) yang dibintangi Tom Cruise. Meski nama-nama besar macam Russell Crowe dan Sofia Boutella sudah dilibatkan, upaya itu tak bisa bikin tersenyum para petinggi Universal.

Dengan me-reboot The Invisible Man sebagai awal baru, Universal berusaha melakukan pendekatan lebih segar. Sutradara diberi karakter atau "monster" di Dark Universe yang fokus bikin film ciamik, tanpa harus menghubungkannya ke jagat lebih besar. Itu tak berarti karakter-karakternya tak dimungkinkan saling bergabung. Cuma itu bukan fokusnya saat ini. Jika DC sukses bikin pendekatan baru pada film-film superhero mereka setelah reaksi negatif terhadap DCEU, resep ini diprediksi sukses bagi Universal!

 

Antara versi Asli dan ‘Reboot’

Jika kamu berniat menontonnya di bioskop akhir pekan nanti, ini sedikit gambaran The Invisible Man tanpa harus tahu spoiler-nya. Film ini kisahkan Cecilia Kass (Elisabeth Moss) yang hidupnya selalu dianiaya mantan pasangannya, ilmuwan kejam Adrian Griffin (Jackson-Cohen). Saat sang cowok bunuh diri dan meninggalinya sejumlah kekayaan, ia curiga kematiannya itu hoax semata. Tapi ketika serangkaian kejadian kebetulan berubah jadi mematikan, perempuan ini berusaha membuktikan, ia sedang diburu seseorang yang tak kasat mata.

Di salah satu trailer yang beredar, kamu akan melihat Cecelia Kass menatap kursi kamar tidur yang ia percayai suaminya yang tak kasat mata dan kejam itu duduk di dalamnya. Menggetarkan, mendirikan bulu roma!

Jika kita tengok versi aslinya, film hitam-putih yang dulu diperani Claude Rains, Gloria Stuart dan William Harrigan itu, kisahnya tentang ilmuwan Jack Griffin, yang bekerja di laboratorium Dr. Cranley. Griffin selalu diberi kebebasan melakukan banyak eksperimennya sendiri.

Kepergiannya yang tiba-tiba bikin putri Cranley, Flora, mengkhawatirkannya. Griffin yang telah memesan kamar di Lion's Head Inn, tak jauh dari laboratorium, berharap bisa membalikkan eksperimen yang ia lakukan pada dirinya sendiri, yang membuatnya tak terlihat. Sialnya, formula yang ia gunakan juga bikin pikirannya jadi aneh, membuatnya agresif dan berbahaya. Maka ia siap melakukan apa pun demi mengembalikan penampilannya, meski beberapa organ tubuhnya akan mati dalam prosesnya.

 

Ini menariknya versi reboot!

Sutradara Leigh Whannell, yang kini jadi andalan Blumhouse sesumbar, inilah horor fiksi ilmiah dengan tekanan pada aspek sains. Sineas ini melihat karakter dalam The Invisible Man bak Aquaman dari Dark Universe; karakter yang jadi objek lelucon dan sering tak mendapat respek seperti karakter lain di jagat raya sinema. Maka, ia ingin membuatnya jadi keren, seperti yang dilakukan James Wan dengan karakter Arthur Curry dalam Aquaman (2018).

Ah, jadi penasaran kan?

Aquaman