Jika buku Scary Stories to Tell in the Dark amat menantang untuk dibaca, versi filmnya amat menantang untuk ditonton. Bikin merinding semua orang!
Triler, horor, misteri, atau kisah hantu, adalah genre film yang disuka penonton hampir di seluruh dunia. Bagi sineas, ide cerita film mereka bisa berasal dari mana saja: Folklor, komik atau novel, legenda urban, terinspirasi kisah nyata, atau imajinasi liar kreatornya.
Lalu, apa yang menarik dari Scary Stories to Tell in the Dark? Judulnya sangat menggoda bagi penggemar horor. Lebih greget lagi, film yang kini tayang secara streaming di CATCHPLAY+ ini besutan André Øvredal yang berdasar buku anak-anak. Isinya berdasar cerita rakyat atau folklor yang telah lama dituturkan dari mulut ke mulut. Ketahui bikin merindingnya di mana!
Buku anak 80-an dan 90-an!
Jika ortu kalian, atau kalian sendiri, jadi remaja pada 80-an dan 90-an, suka baca buku horor, sangat barangkali kenal seri buku bergambar Scary Stories to Tell in the Dark karya Alvin Schwartz. Ada tiga buku dalam seri ini.
Apa istimewanya buku ini? Horornya mencekam! Isinya bukan bualan sang pengarang, tapi mengisahkan ulang folklor atau cerita rakyat dan legenda urban yang pernah ia dengar dari ortu, kakek-neneknya, atau dari masyarakat, yang dituturkan secara tradisional dari mulut ke mulut. Buku ini sangat sukses, terutama di Amerika Serikat, menjadi bacaan menantang bagi anak-anak yang membacanya.
Jika Jerman punya penulis anak-anak terkenal, si Grimm Bersaudara, Amerika punya Alvin Schwartz, yang kelahiran Brooklyn, New York. Ia awalnya sopir taksi, yang kemudian berkuliah di jurusan Sastra Anak-anak hingga meraih gelar master bidang jurnalistik. Alvin kemudian jadi wartawan dan menerbitkan 50-an buku cerita, umumnya ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Alvin meninggal dunia di Princeton, New Jersey pada 1992, enam minggu sebelum berusia 65.
Versi filmnya, juga berjudul Scary Stories to Tell in the Dark, merupakan produksi bersama internasional Amerika Serikat dan Kanada, dibintangi Zoe Colletti, Michael Garza, Gabriel Rush, Austin Zajur, Natalie Ganzhorn, Austin Abrams, Dean Norris, Gil Bellows, dan Lorraine Toussaint. Penonton suka film ini, sementara kritikus memujinya. Tak heran, film dengan bujet hanya $ 28 juta saja ini sukses meraup $95 juta dari seluruh dunia. Filmnya seseram bukunya. Bikin merinding semua orang!
Filmnya tak kalah seram dan menantang!
Jadi, Scary Stories to Tell in the Dark horor macam apa? Begini. Berlatar tahun 1968, di kota kecil Mill Valley, Pennsylvania, ada tiga remaja yang bersahabat. Stella, penulis amatir yang terobsesi cerita horor, punya dua sahabat, Auggie, dan Chuck. Pada malam Halloween, Auggie dan Chuck menakut-nakuti salah satu dari geng pertemanan lain, Tommy Milner. Saat Tommy dan gengnya ingin membalas dendam dan mengejar mereka, ketiganya melarikan diri ke bioskop drive-in yang sedang menayangkan Night of the Living Dead, di mana seorang pengendara mobil bernama Ramón menyembunyikan mereka di mobilnya. Kemudian, mereka mengajak Ramón untuk melihat-lihat rumah angker yang dulunya milik keluarga Bellows yang kaya.
Di dalam rumah, mereka menemukan ruang rahasia dan buku cerita horor yang ditulis Sarah Bellows. Setelah melacak kelompok itu, Tommy mengunci mereka di dalam ruangan.
Tapi ini bagian menariknya dan mulai menegangkan! Di dalam rumah, Stella menemukan buku kumpulan cerita horor. Sarah, sang penulisnya, ternyata baru selesai menulis cerita berjudul "Harold" dengan karakter utama Tommy. Anehnya, di luar rumah, Tommy yang malam itu mabuk, dimangsa orang-orangan sawah. Setelah makhluk itu menikamnya dengan garpu rumput, Tommy muntah jerami dan … berubah ujud.
Keesokan harinya, Tommy dilaporkan hilang. Stella dan teman-temannya yang menyelidiki, menemukan orang-orangan sawah mengenakan pakaian Tommy! Apakah Tommy kini jadi orang-orangan sawah? Yang jelas, segala horor dimulai dari sini…
Tonton deh. Berani jika nonton sendiri? Atau ajak gengmu untuk nonton bareng. Horor seru yang rugi besar besar jika dilewatkan!