Sama-sama dibesut Ari Aster, benarkah Midsommar horor mencekam serupa Hereditary? Akhirnya di bioskop 11 September ini! Ketahui alasan penundaan penayangannya.
Film horor kedua yang disutradarai dan ditulis Ari Aster, Midsommar, jadi horor terpanas yang dibicarakan belakangan ini. Setelah sang sutradara sukses merilis Hereditary, horor berskor tertinggi sepanjang 2018 versi situs Rotten Tomatoes, orang tak sabar menonton Midsommar, proyek Ari Aster berikutnya.
Maka, begitu Midsommar dirilis di Amerika Serikat pada 3 Juli lalu, kritikus dan penggemar film segera mengulasnya. Semua ulasan positif dengan banyak pujian di sana sini. Mereka memujinya sebagai “ambisius, mengesankan, bikin penonton resah tak tertahankan, membuktikan Ari Aster pencipta horor yang harus diperhitungkan. ”Rotten Tomatoes memberi angka 83% sementara skor versi IMDBs 7.6. Artinya, Midsommar sungguh film wajib tonton apalagi bagi penggemar horor.
Sialnya, hingga artikel ini ditulis, film ini batal tayang di Indonesia pada 21 Agustus karena tak lolos sensor. Ada apa dengan film ini sebenarnya? Ini hal-hal yang perlu diketahui!
Urusan daya cekam, ini persamaan dan perbedaannya!
Midsommar kisahkan perempuan bernama Dani (diperani Florence Pugh) yang berpacaran dengan Christian (diperani Jack Reynor). Hubungan keduanya yang tak harmonis memburuk gara-gara persoalan keluarga sang cewek (pembunuhan, dan bunuh diri!). Tapi Christian yang diundang sahabatnya, Pelle, untuk menikmati perayaan adat musim panas di Hälsingland, Swedia, membuat pasangan bermasalah ini mau bergabung.
Sambil berharap bisa memperbaiki hubungan, keduanya bisa menikmati liburan tak biasa: Perayaan adat sekali seumur hidup, karena diselenggarakan sekali dalam 90 tahun, dan berlangsung sembilan hari. Tapi, hal-hal tak terduga yang amat mengerikan terjadi di siang hari bolong!
Lalu, apa beda dan persamaan Hereditary dan Midsommar, apalagi lahir dari pembuat film yang sama?
Hereditary bergenre drama horor misteri yang dibintangi Toni Collette, Milly Shapiro, Gabriel Byrne, merupakan kisah yang menggunakan elemen suram dan kegelapan seperti umumnya genre horor. Midsommar bergenre sama, namun sajikan segala elemen kengeriannya pada benderangnya siang hari, dalam bingkai latar perayaan adat Swedia.Seperti Hereditary yang para karakternya terhubung karena adanya ikatan keluarga, pun demikian dengan Midsommar. Tapi film ini disebut-sebut “menyebarkanrasa takut yang memuncak, diselingi kekerasan nyata secara berlebihan.”
Mengapa batal tayang di bioskop Indonesia?
Hingga artikel ini ditulis, belum ada penjelasan gamblang kapan Midsommar tayang di bioskop. Sejumlah media berspekulasi, film ini tak lolos sensor karena muatan kekerasan dan sadisme (adegan pembunuhan mengerikan) serta adegan yang dikategorikan pornografi (ketelanjangan). Penjelasan ini bahkan bisa membuat kita makin penasaran, bukan?
Akankah ada versi ‘aman tonton’ yang bisa dinikmati di bioskop tanah air? Atau, akankah tetap tak lolos sensor dan Midsommar hanya dinikmati di platform streaming seperti CATCHPLAY?
Sambil menunggu kepastian penayangan Midsommar, mengapa tidak nonton lagi Hereditary, yang kini tayang streaming di CATCHPLAY? Karena seperti diungkapkan Ari Aster, Midsommar bukanlah sekuel Hereditary, tapi sebuah companion atau film pendamping bagi Hereditary.
