Vincent Vega
by Vincent Vega

Demam Crazy Rich Asians menggugah humor lokal tentang kegilaan orang kaya kita. Maka terciptalah ‘Crazy Rich Surabayan’. “Horang kayah mah bebas!” kata mereka. Inilah sebagian kegilaan itu…  

Heboh Crazy Rich Asians yang diputar di bioskop beberapa bulan silam menyisakan catatan menarik. Besutan Jon M. Chu berdasar novel karya Kevin Kwan itu, memang punya kedekatan kultural dengan kita. Dengan nyaris semua pemerannya berdarah Asia dan berlatar Singapura, nuansa budaya dan perilakunya yang serupa dengan kita sebagai sesama orang Timur, bikin kita tertawa geli.

Cerita menarik, dan akting ciamik dari Constance Wu, Henry GoldingGemma ChanLisa LuAwkwafinaKen Jeong hingga Michelle Yeoh menjadi kekuatan utama film ini. Mereka yang sesekali bertutur jenaka lantaran faktor gegar budaya, dan sejurus kemudian suasana berubah jadi tegang, membuat kita betah menontonnya.   

Crazy Rich Asians

Film ini juga jadi cara pandang Barat kepada bangsa Asia. Penulis Kevin Kwan memang kelahiran Singapura yang hijrah ke negeri Paman Sam. Novel karyanya menarik perhatian studio Hollywood untuk kemudian diadaptasi ke layar lebar. Tak pelak, Kevin memberi warna Asia dalam sinema Hollywood yang lebih beraneka warna.

Kesamaan budaya ini rupanya bikin pecinta film kita tergila-gila. Mereka menikmati humor jenakanya. Saking isengnya, mereka mencoba mengadaptasinya. Dan hasilnya lebih mencengangkan!

 

Memindahkan Starbucks ke Sekolah, Imunisasi di Jepang!

Dalam Crazy Rich Asians, yang kini tayang streaming di CATCHPLAY, pada sebuah adegan, Eleanor Young (Michelle Yeoh) mendadak meminta sang suami membeli hotel tempatnya ingin menginap. Alasannya karena direndahkan resepsionis dengan alasan rasis.  

Adakah di luar sana lebih gila dari mendadak beli hotel setelah direndahkan sang resepsionis? Ada. Banyak. Di Surabaya!

Di media sosial pun riuh parodi pelesetan Crazy Rich Asians. Tagar #CrazyRichSurabayan muncul, berisi kisah-kisah mengundang senyum tentang kaum superkaya asal Surabaya. Apa jadinya jika seorang mama muda males bawa bayinya untuk imunisasi di puskesmas? Besok kereka akan imunisasi bayinya ke Jepang. Apa jadinya jika anak SMA pengen ngopi-ngopi di jam sekolah tapi dilarang guru keluar kelas sebelum waktunya? Mereka minta ortu buka Starbucks. Di samping kantin sekolah! Kisah-kisah gila macam ini pun bermunculan.

Tagar itu pertama kali diperkenalkan netizen bernama Judith, pemilik akun @btari_durga. Sehari-hari, Judith adalah guru TK. Tiap hari dia mendapatkan pengalaman menarik saat mengajar murid yang berasal dari kelas atas, namun tetap rendah hati. Berikut ini beberapa sampel ceritanya dan perbandingan sekilas dengan film Crazy Rich Asians.

- Di scene pembuka Crazy Rich Asians, Eleanor Young ditolak untuk menginap di suite yang sudah dipesan dengan alasan bernada rasis. Dilanda perasaan kesal, dia beli saja hotel itu.

Pandangan mata terantuk pada tagar #CrazyRichSurabayan. Jadi teringat percakapan ibu-ibu tak saya kenal di suatu restoran, berbulan-bulan silam.

Rumah di Manyar Kertoarjo itu akhir'e kubeli.

Kena piro?

Murah. Cuma 24 M.

CUMAAAA Rp24 miliar?

- Di Crazy Rich Asians, rumah milik keluarga Nick Young berada di atas sebidang tanah yang luasnya puluhan ribu meter persegi. Tentu saja rumah sebesar ini butuh banyak pengurus rumah tangga. Uniknya, rumah itu dirancang untuk tidak terlacak oleh GPS.

Barbie's Mom: kemaren ndak mau sekolah miss. Soale maunya dianter sama sus nomer 3, sus nomer 3 ndak masuk.

Me: lha, susternya Barbie ada berapa emangnya?

Her: 7.

#CrazyRichSurabayan

- Untuk perkara pesta nikah, di Crazy Rich Asians hari H-nya justru tidak terlalu mentereng. Tetapi pesta bujang Colin dan Araminta sungguh mengejutkan. Diawali dengan menerbangkan teman-teman Colin pakai helikopter di atas laut lepas. Mereka ikut pesta gila di atas kapal tanker dengan menghadirkan cewek-cewek seksi. Sedangkan untuk teman Araminta diajak belanja branded item sepuasnya.  

Ada sodara ngeshare video prewed #CrazyRichSurabayan. Foto2 di 5 benua, proposal di Macao, engagement party di Surabaya tamu banyak, mau nikah di Bali, undangan bentuk music box, rumah super gede ada indoor pool sama lift.

 

Dari ucapan mereka, terasa tak ada maksud pamer. Apa yang mereka punya diceritakan apa adanya. Diam-diam fenomena ini menarik perhatian produser. “Banyak kisah lucu dan menarik dalam tagar itu. Kami yakin akan lebih menarik jika diangkat ke layar lebar,” katanya suatu kali. Tentu saja bukan hanya filmnya, mereka juga akan merilis novel sebelum filmnya dibuat.

Jadi, apakah akan benar-benar ada novel Crazy Rich Surabayan yang kemudian diadaptasi ke layar lebar? Kita tunggu. Dengan hati berdebar!