wiseguy
by wiseguy

Apa yang terjadi antara Robin dan Diana Cavendish, sepasang kekasih yang mengubah sejarah medis dalam Breathe? Inilah fakta-fakta amat mengharukan di balik adaptasi film yang diproduseri anak kandung sang pelaku sejarah!

Jonathan Cavendish, aktor yang pernah memproduseri Bridget Jones's Diary (2001) dan Elizabeth: The Golden Age (2007), merasa tak biasa dengan Breathefilm yang juga ia produseri.  Dibesut Andy Serkis, dibintangi Andrew Garfield dan Claire FoyBreathe jadi film istimewa tentang orang-orang terpenting dalam hidupnya dengan kedekatan emosional luar biasa.

Bridget Jones's Diary

Betapa tidak. Ini tentang cerita nyata hubungan cinta kedua orangtuanya, bahkan mengungkap kecerobohan Jonathan pribadi saat bocah, yang membuatnya nyaris ‘hidup tanpa ayah.’ Breathe mengisahkan Robin Cavendish, diperani Andrew Garfield, yang berusaha bertahan hidup dengan polio yang dideritanya dan mengakibatkan mengalami kelumpuhan pada leher. Keinginan tetap hidup normal membuatnya jadi kreator kursi roda bagi penderita penyakit seperti dirinya.

Sosok dan kisah ayahnya yang inspiratif itu menggugah Jonathan Cavendish untuk memproduseri film ini. Ia pun mengajak Andy Serkis dan menjadikan proyek ini debut penyutradaraannya. Maka, Breathe jadi cara menghargai jasa kedua orangtuanya dan sebentuk catatan manis dalam sejarah medis dunia.

Inilah 7 trivia amat menyentuh dalam drama biopik Breathe, yang bisa Anda tonton secara streaming di CATCHPLAY.

1. Breathe berlatar 1950-an, mengisahkan Robin Cavendish yang menderita polio di usia 28, tapi ingin menikmati keindahan dan serunya petualangan dunia. Kelumpuhan tak menghalanginya, berkat bantuan isteri cerdas dan amat mencintainya, Diana Cavendish. Robin hidup hingga 36 tahun kemudian, terhitung di hari terakhir ia meninggalkan rumah sakit.

 

2. Siapa membiayai proyek kursi roda bagi Robin dan teman-temannya sesama penderita polio pada masa itu? Meski dalam film hanya diceritakan tentang seorang perempuan dermawan, Robin saat itu punya kakek kaya-raya berkat penemuan emas di pertambangan.

3. Alasan Jonathan Cavendish menunjuk William Nicholson sebagai penulis skenario, yang juga penulis Gladiator (2000), Nell (1994) dan adaptasi Shadowlands (1993)? “Ia hebat, bayarannya mahal. Untunglah, dia bisa dibayar setelah syuting selesai. Syaratnya, tak ada orang lain yang sok mengatur, kecuali aku dan ibuku.” Selama tujuh tahun berikutnya, keduanya bertemu 12 kali di tengah jadwal sibuk mereka. Nicholson merevisi naskah, Jonathan memberi umpan balik.

Gladiator

4. Pemilihan Andy Serkis sebagai sutradara lebih dari sekadar karyanya selama ini. Ibunya aktivis untuk anak disabilitas, saudarinya penderita sclerosis yang hidup di kursi roda. Andy bahkan pernah memerani bintang rock Ian Dury, yang masa kecilnya lumpuh sebelah, dalam Sex & Drugs & Rock & Roll (2010) besutan Mat Whitecross.

5. Akting Andrew Garfield dipuji karena bisa menampilkan emosi hanya lewat otot wajahnya. Andrew terpilih memerani Robin Cavendish saat audisi sebagai Rodrigues untuk Silence (2016) besutan Martin Scorsese. Peran Diana Cavendish jatuh pada Claire Foy, si bintang The Crown, yang diharapkan bisa “memberi kita versi ratu yang lebih baik.”

Silence

6. Saat syuting di sejumlah tempat eksotis dalam petualangan Robin juga disertai kehadiran Jonathan dan Diana Cavendish yang sebenarnya. Kini 83 tahun, Diana tak pernah menikah lagi, yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat sang suami dan puteranya Jonathan.

7. Adegan dramatis Jonathan yang mencabut steker listrik saat berusia 2 atau 3 tahun itu, adalah nyata adanya. Senyata kisah Robin di usia 64, yang ingin mati. Robin yang mengalami pendarahan hebat bertahun-tahun menggunakan tabung pernapasan, meminta izin Diana dan Jonathan, agar menerima keinginannya. Keduanya kemudian menciptakan alibi "pesta yang ditinggalkan" yang dramatis dan amat menyentuh itu. Maka, Robin tak pernah menderita depresi lagi. Kata Jonathan, "Dia jiwa dan raga dari pesta itu."

Breathe

Saksikan kisah cinta inspiratif ini! Akting piawai Andrew Garfield, petualangan di tempat-tempat eksotis, dan sentuhan humanitas yang gemanya tak berhenti saat film berhenti ditayangkan…