Dibikin ulang dengan ekspektasi luar biasa, Papillon besutan Michael Noer jadi ajang banding akting Steve McQueen–Dustin Hoffman versus Charlie Hunnam-Rami Malek. Seberapa akurat adaptasi ini? Seru!
Ekspektasi luar biasa dibebankan pada daur ulang Papillon, yang dirilis pada 2017 lalu. Film legendaris ini akhirnya dibesut sutradara asal Denmark, Michael Noer, setelah lebih dari empat dekade versi aslinya yang dirilis pada 1973. Biopik berdasar memoar Henri Charrière yang terbit di Prancis, Papillon (1969) dan Banco (1973), adaptasi film aslinya diperani Steve McQueen dan Dustin Hoffman. Sementara versi daur ulangnya dibintangi Charlie Hunnam dan Rami Malek.
Papillon kisahkan narapidana Prancis, Henri Charrière, diperani Charlie Hunnam, yang dijuluki "Papillon" (“kupu-kupu”) karena ia bertato kupu-kupu di dadanya. Awalnya ia ditahan pada 1933 di penjara bawah tanah di Paris. Papillon yang merasa diperlakukan tak adil karena kasus pembunuhan, dijatuhi hukuman seumur hidup dan dimasukkan koloni narapidana di Devil’s Island di Guyana Prancis, Amerika Selatan. Bertekad kembali bebas, Papillon bersekongkol dengan terpidana kasus pemalsuan, Louis Dega, yang diperani Rami Malek. Keduanya kemudian terikat persahabatan abadi.
Antara buku, film klasik, dan versi daur ulang
Papillon versi klasik melegenda di kalangan penggemar film. Berbiaya termahal pada zamannya, US$ 12 juta, film ini hasilkan lebih dari $53 juta untuk wilayah AS saja. Dibesut Franklin J. Schaffner, ia sebelumnya gaet Sutradara Terbaik di ajang Oscar 1971 lewat Patton. Di Oscar 1974, film ini dinominasi untuk kategori Musik Latar Terbaik.
Saat syuting, Dustin Hoffman telah populer sebagai aktor utama The Graduate (1967). Sementara McQueen, yang populer lebih dulu, aktingnya dalam film ini dianggap terbaik sepanjang kariernya. Hoffman dikabarkan marah saat tahu McQueen dibayar lebih besar $750,000. Meski tak saling sapa beberapa waktu, keduanya bekerja secara profesional saat syuting.
Aktris utama film ini, silakan terkejut jika belum tahu, adalah Ratna Assan, perempuan keturunan Indonesia, penari dan model yang tinggal di California. Ratna perani Zoraima, gadis pantai suku Indian yang menolong pelarian Papillon. Ia bertelanjang dada dalam satu adegan, yang disensor habis saat tayang di bioskop Indonesia kala itu!
Di tangan sutradara Franklin J. Schaffner, Papillon yang berdasarkan kisah nyata ini jadi rangkaian ujian kehidupan amat menyakitkan dan sensasi petualangan pelarian. Di situs IMDB, film ini gaet skor penonton 8,0 dan 58 dari kritikus.
Bagaimana dengan versi Charlie Hunnam dan Rami Maleki? Sutradara Michael Noer dan penulis skenario Aaron Guzikowski tampaknya punya pandangan berbeda. Mereka ciptakan sesuatu yang mirip “kisah cinta,” karena kisah persahabatannya berkembang jadi bromance. Mereka sepert tak terpisahkan, saling butuh dalam hubungan yang rela mengorbankan diri sendiri. Karena “pelarian butuh taruhan, harus ada spirit ‘kamu peduli, aku pun peduli.’” Noer merampingkan sisi perjuangan beratnya, yang muncul berbelit-belit dalam versi asli. Adegan laganya berkurang, diganti adegan berefek emosi, dan ini dinilai yang membedakan dengan gaya Hollywood 1970-an. Dengan gaya sinematik 2017, Papillon dinilai suguhkan nuansa cinta dan empati. Aktris utama di versi daur ulang diperani Eve Hewson yang juga putri penyanyi kelompok U2, Bono. Ia dikenal di antaranya di film Paper Year (2018) dan Bridge of Spies (2015).
Akting Charlie Hunnam dan Rami Malek, bagaimana pun tak perlu diragukan lagi. Charlie konon menolak tawaran peran Christian Grey untuk Fifty Shades of Grey, karena ia selalu rindu peran menantang. Setidaknya, itu ia buktikan lewat King Arthur: Legend of the Sword (2017), Lost City of Z (2016), dan Pacific Rim (2013). Sementara Rami Malek dikenal sebagai aktor utama seri TV populer Mr Robot. Saat film ini dibuat, ia kandidat kuat peran utama biopik Freddie Mercury, Bohemian Rhapsody. Besutan Bryan Singer ini akhirnya akan rilis jelang akhir tahun ini.
Lalu, bagaimana Papillon baru dibanding versi bukunya? Apakah berdasarkan buku Henri Charriere, atau peran Steve McQueen?
“Buku sumber materi kami. Michael Noer memberi buku lain sebagai rujukan, The Dry Guillotine karya Rene Belbenoit,” ungkap Malek. Sementara Noer mengungkapkan, “Aku baca buku itu saat remaja. Tapi, ada DNA kuat dalam film tentang harapan di lingkungan paling suram. Film debutku tentang penjara (R, rilis 2010). Aku ingin kembali ke genre penjara, dan ini harus jadi antitesis emosi film masa laluku."
Singkatnya, bagaimana film ini versus bukunya? Ini penjelasan sang sutradara: “Tiap elemen penulisan ulang dan casting dalam film ini tentang persahabatan. Betapa jujur versi bukunya bisa diperdebatkan, tapi aku melihat buku sebagai ‘jurnalis’ dengan banyak detail hebat.”
Oh, begitu…