Setiap 10 November dikenal sebagai Hari Pahlawan. Buat merayakannya, boleh dong sambil nonton film bertema perang. Kita bisa meniru semangat kepahlawanan dari sana. Ini ada dua film yang bisa jadi perbandingan.
Menurut tujuannya, film tak hanya dikenal sebagai media untuk pendidikan. Konon film juga bisa sebagai media propaganda. Kalau propaganda bertujuan baik kan oke-oke aja ya. Intinya: kayak gini ini nasionalisme bangsa kami!
Di CATCHPLAY+ ada film perang asal Taiwan berjudul Seediq Bale (2011), dua waralaba karya sineas Te-Sheng Wei. Dari sisi style bikin kita ingat Braveheart (1995, Mel Gibson) atau The Last of the Mohicans (1992, Michael Mann). Asiklah, realis banget. Sebagai perbandingan, dari Indonesia ada Merah Putih (2009, Yadi Sugandi), salah satu dari trilogi film drama perang yang tak kalah keren. Efek visualnya standar Hollywood, ala ala Michael Bay gitu deh.
Baik Seediq Bale maupun Merah Putih sama-sama menyandang predikat film termahal di negaranya. Sepadan deh. Kita cek yuk, seperti apa perbandingannya.
Genre
Seediq Bale: Drama sejarah adaptasi kisah nyata. Tepatnya film biografi kaum seediq bale (manusia sejati), penduduk pribumi di pedalaman Taiwan.
Merah Putih: Drama perang fiktif. Sebuah dramatisasi kisah perang berlatar Agresi Militer Belanda I pada 1947.
Biaya
Seediq Bale: 47,5 juta dollar AS - 23 juta dollar AS (Part 1), 24,5 juta dollar AS (Part 2)
Merah Putih: 6 juta dollar AS (bareng 2 film waralaba lainnya).
Lini Masa dalam Cerita
Seediq Bale: Puncak insiden pada 1930, setelah beberapa pertempuran kecil pada 1902 dan 1903 di pedalaman Taiwan.
Merah Putih: sekitar 1947 setelah sebuah kamp pelatihan militer di Semarang, Jawa Tengah diserang Belanda.
Pihak yang diperangi
Seediq Bale: Jepang. Ketika perundingan Shimonoseki 1895, Tiongkok menyerahkan Taiwan kepada Jepang. Namun penduduk pribumi tetap berkeras enggan menyerah begitu saja.
Merah Putih: Belanda. Ketika Indonesia merdeka pada 1945, Belanda tetap mencari cara untuk kembali, pada 1947 mereka melakukan Agresi Militer.
Bumbu Drama
Seediq Bale: banyak karakter hadapi pergulatan batin. Mona Rudao (Nolay Piho) enggan memimpin perang, menurutnya pribumi kalah senjata dan taktik perang. Namun tetap dilakoni juga. Dakis Nomin (Yi-Fan Hsu) seorang pribumi yang ganti nama jadi Hanaoko Ichiro dan menjadi polisi Jepang. Membujuk Mona agar tak bertempur, eh malah diajak bergabung dengan laskar pribumi.
Merah Putih: ada enam karakter utama. Amir (Lukman Sardi) berhenti jadi guru dan masuk kadet, Kemudian Tomas (Donny Alamsyah) merantau dari Sulawesi demi balas dendam kepada tentara Belanda yang membantai keluarganya.
Senjata dan Ketrampilan Perang
Seediq Bale: senjata tradisional berupa panah, tombak, jebakan batu cadas. Sejumlah senjata rampasan berupa senapan plus amunisinya. Ketrampilan perang masih tradisional, berburu dan memenggal kepala manusia.
Merah Putih: senjata rampasan dari musuh. Plus stok senjata dari akademi. Ketrampilan campuran antara kadet akademi militer dan gerilyawan sipil.