Ada sejumlah film yang saat menontonnya kita merasa larut dan emosi kita terlibat karena suasana yang dihadirkannya. Ini film perang dan perjuangan yang bikin kita merasa bak jadi bagian dari para pahlawannya!
Di Indonesia, tiap 10 November selalu dikenang sebagai Hari Pahlawan, peringatan atas momentum heroik yang pernah terjadi di Surabaya pada 1945. Saat itu, terjadi pertempuran hebat pejuang Indonesia melawan tentara Sekutu. Sejarah mencatat, inilah pertempuran pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Semangat kepahlawanan ini agaknya penting dijaga, salah satunya melalui film. CATCHPLAY punya lho sejumlah film bertema kepahlawanan; tak hanya dari Hollywood, ada juga koleksi film Mandarin dan negeri sendiri. Ini yang kami rekomendasikan!
Dunkirk (2017)
Mei 1940. Serdadu Jerman terus merangsek ke arah Barat dengan tank dan pesawat tempurnya. Alhasil, tentara sekutu terjebak hingga di pantai Dunkirk, Prancis. Film ini menggambarkan heroism operasi penyelamatan terhadap mereka dengan segala upaya kembali ke Inggris. Berdasar kisah nyata, ini juga jadi salah satu proyek sutradara keren Christopher Nolan dengan gaya khasnya.
Jangan lewatkan film ini, yang diperani aktor James D'Arcy, Kenneth Branagh, Cillian Murphy, hingga Tom Hardy ini.
Hacksaw Ridge (2016)
Sikap kepahlawanan tak dimonopoli para prajurit di garis depan atau pilot pesawat tempur. Prinsip ini dipegang Desmond T. Doss (Andrew Garfield), serdadu muda di bagian kesehatan yang bertugas di Okinawa pada PD II. Desmond sosok yang unik. Dia menganut paham tak mau membunuh orang. Sutradara Mel Gibson menyodorkan keberaniannya dalam menyelamatkan rekan senegaranya dengan menembus desingan peluru. Sungguh, ini film inspiratif!
13 Hours (2016)
Film persembahan sutradara pembesut Transformers, Michael Bay, dan pernah dinominasi Oscar untuk Sound Mixing. Sebuah adaptasi dari kisah nyata yang ditulis Mitchell Zuckoff, tentang penyerbuan atas Konsulat Amerika di Benghazi, Libya pada September 2012. Sejumlah armada pasukan komando berusaha mati-matian untuk menyelamatkan pejabat negaranya yang terancam dihabisi teroris. Diperkuat oleh John Krasinski, James Badge Dale, Pablo Schreiber film ini menyuguhkan semangat perjuangan yang luar biasa.
Fury (2014)
Film dengan cerita dari sudut pandang berbeda: Bagaimana armada kavaleri Amerika memenangi pertempuran saat merangsek masuk wilayah Jerman pada April 1945. Peristiwa ini dituturkan kembali oleh sutradara David Ayer dengan memasang nama besar seperti Brad Pitt, Shia LaBeouf, hingga Logan Lerman. Rasakan sensasi bagaimana armada tank dengan jumlah lebih sedikit, bertempur mati-matian melawan pasukan Nazi Jerman.
Age of Heroes (2011)
Ini merupakan kisah nyata tentang penulis novel James Bond, Ian Fleming, saat berdinas sebagai tentara Inggris pada Perang Dunia II. Sebuah unit pasukan komando dibentuk untuk menyusup ke Norwegia dalam rangka perang melawan Jerman. Film yang digarap oleh sutradara Adrian Vitoria ini menyajikan adegan perang memikat dan diperkuat sederetan aktor seperti Sean Bean, Danny Dyer, Izabella Miko, hingga James D'Arcy.
Laskar Pemimpi (2010)
Sutradara Monty Tiwa dikenal memiliki selera humor dalam karyanya. Maka ketika membuat film beraroma perang sekalipun, dia mengemasnya dalam genre komedi. Judulnya mengingatkan pada film drama inspiratif, Laskar Pelangi namun ini dibuat dalam versi humor segar, kadang bahkan konyol. Maklum, aktor utamanya saja komedian Project Pop. Ditambah Dwi Sasono, Gading Marten, Shanty, hingga Masayu Anastasia semakin memperkuat kadar jenaka dari proyek ini. Ceritanya sendiri tentang sejumlah pejuang amatir yang bergabung dalam pasukan tentara betulan. Jadi, terbayang kan kelucuan yang diusungnya?
Eight Hundred Heroes (1976)
Selain film dari era kekinian, CATCHPLAY punya satu film lawas era 1970-an, zamannya opa-oma kita mungkin masih pacaran! Film yang digarap oleh sutradara Shan-Hsi Ting ini diperkuat nama-nama beken pada zamannya, yakni Brigitte Lin, Chin Han, Sylvia Chang. Alkisah pada 1937, Jepang melakukan agresi udara ke Shanghai. Sebagai bentuk perlawanan, dibentuk sebuah resimen dengan anggota 800 personil.
Sanggupkah mereka bertahan melawan gempuran pasukan yang jauh lebih kuat, dengan persenjataan modern? Buktikan dengan mata kepala sendiri!