Novel merupakan salah satu sumber gagasan yang bernas dalam produksi film. Selain bisa mendapatkan ide cerita menarik, produser tak perlu susah payah mencari penonton jika membeli novel laris. Ternyata cukup banyak.
Kisah ini tentang empat orang sahabat kental yang diam-diam ternyata saling mencintai. Harris cinta Keara. Keara cinta Ruly. Ruly cinta Denise. Sedangkan Denise sudah menjadi istri orang. Ah, ribet deh banget pokoknya.
Demikianlah sedikit bocoran jalan cerita Antologi Rasa, novel karya Ika Natassa yang kini difilmkan oleh sutradara Rizal Mantovani. Ika mengupas balada percintaan anak muda era kekinian dengan latar pegawai bank, profesi yang kini Ika lakoni. Kuartet sahabat kental mencari cinta sejati yang ternyata hadir di antara mereka sendiri.
Sulit dibayangkan memang, tapi demikianlah bayangan masakan yang coba diracik sang bankir.
Nama Ika menambah panjang jajaran penulis novel yang karyanya menjadi rebutan pabrik film. Sejak lama, banyak film Indonesia yang gagasannya berasal dari adaptasi novel pop remaja. Umumnya berkisah tentang problem asmara dengan berbagai kemelutnya. Siapa saja sih mereka?
Sumber aslinya lumayan lawas: novel karya Eddy D. Iskandar yang terbit circa 1970-an, kemudian difilmkan oleh Adisoerya Abdy. 4 dekade kemudian MNC Pictures membuat serial tv-nya dan sukses. Nah, ketika diangkat ke film oleh sutradara Monty Tiwa, ternyata mendapat sambutan meriah dari penonton. Roman adalah nama karakternya, sang pecinta sastra. Disebut Roman Picisan karena punya reputasi sebagai pembuat surat cinta buat teman-temannya. Cerita pun berkembang ketika Roman jatuh cinta kepada Wulan. Eddy punya gaya jenaka dalam bertutur, karakter yang disodorkan ceplas-ceplos, sungguh menyenangkan. Dalam Rompis versi Monty, sosok Roman yang serius diperankan oleh Arbani Yasiz (sebelumnya Rano Karno), dan Wulan dibawakan oleh Adinda Azani (dulu Lidya Kandou).
Saat melihat judulnya sudah terasa aroma yang berbau religi. Ini memang judul novel karya Asma Nadia, penulis yang dikenal kerap bertutur dengan santun dan lembut. Berbeda dengan kebanyakan penulis yang gemar menyuguhkan kemesraan dengan bumbu seksualitas. Asma memilih jalan lain. Namun di dalamnya tetap hadir gugatan, setidaknya mempertanyakan demi memperjuangkan nasib kaum hawa. Macam yang dituangkan dalam novel Surga yang Tak Dirindukan ini yang kemudian difilmkan oleh Kuntz Agus. Bahtera rumah tangga Pras (Fedi Nuril) dan Arini (Laudya Cynthia Bella) diuji oleh hadirnya Meirose (Raline Shah). Lantaran laris, sekuelnya Surga Yang tak Dirindukan 2 digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo.
Novel remaja atau teen literature (disingkat teen-lit) merupakan salah satu tambang emas produser untuk produksi filmnya. 3600 Detik ditulis oleh Charon, nama yang tidak terlalu beken di khazanah sastra pop tanah air. Setidaknya dia memikat produser Chand Parwez untuk dieksekusi sutradara sejuta nama, Nayato Fio Nuala. Judulnya terdengar unik dan bikin penasaran, mengupas nasib Sandra, seorang remaja broken home. Karakter yang diperankan oleh Shae ini menjalin cinta yang naik turun bak roller coaster. Pemain lainnya ada Stefan William, Wulan Guritno, Indra Birowo, Ponco Buwono, dan Joshua Suherman.
Nama Raditya Dika amatlah familiar di kalangan anak muda. Jauh sebelum menjadi YouTubers dengan jutaan pengikut, Radit punya reputasi sebagai penulis novel yang laris manis. Ternyata novel-novelnya punya ciri khusus: memakai nama hewan sebagai judulnya, salah satunya ya Cinta Brontosaurus ini. Tajuk lain yang sempat difilmkan ada Kambing Jantan, Marmut Merah Jambu hingga Manusia Setengah Salmon. Radit kerap bercerita tentang nasib pria jomblo yang memperjuangkan cinta dengan berbagai upaya. Standar sih, mungkin juga aneh karena ternyata kisah macam ini ternyata disukai remaja circa pertengahan 2000-an hingga saat ini.
Di era 1990-an namanya dikenal sebagai personil trio Rida Sita Dewi. Belakangan nama Dewi Lestari Simangunsong dikenal sebagai penulis yang karyanya menjadi buruan produser film. Dengan nama pena Dee, novel karyanya tak sekadar mengupas balada asmara menyek-menyek anak ABG. Ada aroma perjuangan keras plus takdir dan hasilnya terasa manis seperti dikupas dalam Perahu Kertas. Oleh produsernya dibuat dua seri dalam satu kali proses syuting oleh sutradara Hanung Bramantyo: masing-masing Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2, dan diperkuat oleh bintang Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Reza Rahadian, Tio Pakusadewo, dan Kimberly Ryder.