Dinilai hidupkan lagi aura magis ratu horor Suzzanna, Luna Maya kini dianggap sebagai sensasi horor berikutnya. Akankah Suzzanna Bernapas dalam Kubur yang dibintanginya diikuti rangkaian horor yang jadi magnet baru bioskop di tanah air?
Suzzanna adalah nama familiar di telinga pecinta film Indonesia. Aktris bernama lengkap Suzanna Martha Frederika van Osch itu dikenal sebagai ratu horor di jagat sinema kita. Predikat itu disandangnya sejak awal dekade 80-an, diawali saat ia bintangi besutan Sisworo Gautama, Sundel Bolong.
Tampaknya, tak salah jika Suzzanna digelari predikat tersebut. Sundel Bolong jadi film laris pada zamannya, ditambah popularitasnya yang tetap awet selama bertahun-tahun. Selain karakter Sundel Bolong, aktris ini juga kerap terlibat banyak film horor lainnya, seperti Nyi Blorong, Bangunnya Nyi Roro Kidul, Telaga Angker, hingga Malam Satu Suro.
Suzzanna di sepanjang era 80-an adalah legenda hidup yang hiasi dunia film Indonesia. Kendati istri aktor Clift Sangra ini sudah meninggal dunia sejak 2008 silam, ia masih dikenang dengan karakter hantu berpunggung bolongtersebut. Ingat sundel bolong, ingatan akan melayang pada eksistensi Suzzanna.
Mungkinkah itu Luna Maya?
Dunia horor dalam negeri pun kemudian tak pernah sepi dengan datang dan perginya aneka tawaran film horor yang mencoba peruntungannya. Ada yang sukses, banyak yang gagal, tapi hal pasti, sosok dan citra amat kuat Suzzanna bak tak tergantikan.
Puluhan tahun berselang, tepatnya pada 2018, sosok Suzzanna seperti terlahir kembali. Berawal dari rumah produksi Soraya Intercine Films yang akan mereka ulang Sundel Bolong. Kasusnya terasa sedikit unik lantaran filmnya menjual karakter sundel bolong, namun yang dipasang pada judul adalah nama Suzzanna. Alhasil, jadilah semacam campuran antara daur ulang dan biopik. Terserah saja sih, you name it.
Adalah aktris Luna Maya yang dipertaruhkan sebagai hantu perempuan malam tersebut. Nama ini lebih banyak dikenal lewat drama macam Cinta di Saku Celana, Hi5teria, atau Janda Kembang. Dia pernah berkolaborasi dengan sejumlah sutradara tanah air macam Hanung Bramantyo, Guntur Soeharjanto, Ardy Octaviand, Fajar Nugros, Findo Purwono Hw, hingga Awi Suryadi.
Sosok Luna dianggap pas oleh sutradara Anggy Umbara dan Rocky Soraya menggantikan sang legenda. Alasannya, Luna lebih banyak terlibat proyek produksi Soraya sebelumnya. Produser juga punya pertimbangan sendiri mengapa memilih Luna sebagai ‘pewaris’ citra dan imej Suzzanna.
Lawan main Luna di film ini adalah Herjunot Ali yang berperan sebagai suaminya, Satria. Sedangkan karakter yang dia perankan bernama Suzzanna. Mereka tinggal bersama tiga pembantunya yang diperani Ence Bagus, Asri Welas, dan Opie Kumis.
Kemudian masih ada lagi karyawan suaminya, masing-masing diperankan oleh Alex Abbad, Verdi Solaiman, Teuku Rifnu Wikana, serta Kiki Narendra. Para karyawan ini belakangan bersekongkol untuk merampok harta majikannya. Namun rencana mereka berakibat fatal dan berujung pada kematian sang nyonya.
Apa kata Luna saat pertama kali diajak terlibat proyek ini? Ia sempat ragu membawakan karakter horor ikonik ini. Sosok Suzzanna dianggapnya terlalu besar buat dirinya. “Cukup berat, menurutku. Ini sosok yang sudah ada, legendaris, ikonik, jadi bebannya kalau enggak bisa mirip gimana,” tuturnya dalam suatu wawancara.
Kegundahan Luna agaknya didengar pihak produser. Perkara akting memang urusan sutradara untuk memolesnya. Tapi bagaimana dengan kemiripan fisik?
Ternyata sudah disiapkan solusi jitu. Kuncinya, hadirkan make up artist handal dari negeri Beruang Merah, Rusia. Seniman rias itu bernama Tatiana Melkomova dari FX Design Group Int serta Peter Gorshenin. Mereka menyiapkan prostetik khusus agar wajah Luna makin mirip Sang Ratu.
Kerja keras yang terbayar!
Dalam vlognya yang diunggah di YouTube, Luna sempat menceritakan pengalamannya saat bertandang ke Moskow, ibukota Rusia. "Saya diterbangin ke Rusia, ketemu make up artist dan ahli efek bernama Tatiana dan Peter. Di sana muka saya dicetak segala, " ujar Luna. Maka, wajah Luna pun dipadukan dengan prostetik wajah Suzzanna. “Aku sendiri bingung pas lihat. Mukaku dan mukanya digabung!”
Selama syuting, tiap kali Luna butuh tiga jam untuk dirias sebelum berakting. "Tiap hari saya harus duduk selama tiga jam, lumayan pegel, encok, yang tadinya hari pertama oke, lima puluh hari ini saya sakit," ujar Luna.
Sejumlah komentar yang mengatakan, almarhumah Suzzanna hidup kembali di film ini, bisa jadi sebuah pujian bagi Luna, dan semua kru yang terlibat. Oh, Suzzanna kini hidup lagi…!