wiseguy
by wiseguy

Film-film bioskop kini tayang makin singkat, karena penggemar film makin suka nonton film secara streaming. Ketika dunia berubah cepat, pusat industri film dunia pun mulai kelabakan.

Menonton film kini jadi aktivitas yang makin personal, tak terikat waktu dan tempat, berkat keberadaan layanan video on demand (VOD). Ini menggelisahkan Hollywood, terutama para pemilik studio dan jaringan bioskop. Isu itulah yang menyeruak pada CinemaCon 2017, konvensi tahunan para pemilik studio dan bioskop yang berlangsung 27-30 Maret lalu di Las Vegas, Amerika Serikat.

Seperti dikutip situs hollywoodreporter.com, bioskop tradisional kini sedang berubah seiring perubahan kebiasaan penontonnya. Meski CinemaCon tahun ini meriah dengan baliho promosi dari studio besar, dihadiri banyak bintang dan para penyanyi membawakan lagu baru mereka di Colosseum Theater, Caesars Palace, ada isu lebih besar yang dihadapi industri ini. Para pemilik studio dan bioskop mengeluhkan makin pendeknya jadwal tayang film mereka, yang mempengaruhi masa depan bisnis mereka.

Jelang akhir tahun lalu, The Hollywood Reporter pernah memberitakan bahwa para pemilik studio dan bioskop untuk pertama kali mendiskusikan secara serius keberadaan VOD. Layanan menonton film secara streaming di layar lebar maupun perangkat bergerak itu – laptop, tablet atau ponsel -- ditengarai memperpendek masa edar sebuah film di bioskop, yang rata-rata berlangsung 90 hari. Pada saat yang sama, film relatif baru bisa dinikmati lebih awal oleh pelanggan layanan. Tak mau ketinggalan kereta, sejumlah studio bahkan berinvestasi pada layanan VOD sebagai cara bersaing dengan studio lainnya.

Universal Pictures, yang dimiliki Comcast (yang juga punya layanan VOD), adalah salah satu studio yang agresif menawarkan layanannya. Dengan tarif $40, pelanggan bisa menikmati film di rumah atau perangkat bergerak mereka setelah 10 hari tayang di bioskop. Warner Bros memberi tawaran $50 setelah 17 hari tayang di bioskop. Sementara Fox berencana menarik bayaran pada pelanggannya sebesar $30 untuk film yang ditayangkan 45 hari setelah dirilis di bioskop. Studio ini, bersama Sony dan Paramount, berpendapat VOD bisa menggantikan pasar DVD yang makin lama makin tergerus.

Studio yang belum berencana menggunakan sistem macam ini adalah Disney, yang segera merilis Pirates of the Caribbean: Dead Man Tell No Tales, di mana Johnny Depp kembali berperan sebagai Kapten Jack Sparrow. Studio ini sejauh ini puas dengan rekor box office yang mereka ciptakan, dan tak ingin terlibat dalam diskusi layanan menonton film secara streaming.

Selama bertahun-tahun, para pemilik bioskop mulai gelisah dengan lonceng kematian bioskop. Tapi sikap mereka mulai bergeser.

"Perubahan tak bisa dihindari. Mungkin yang tepat adalah, setelah empat hingga lima minggu di bioskop, film-film blockbuster telah meraup untung besar. Usulan VOD setelah 45 hari tayang di bioskop bisa dicoba, seperti studio yang biasa menawarkan film premium single rental di hotel-hotel," kata analis Jeff Bock dari Exhibitor Relations.

Sementara itu, seorang analis dari Wall Street, Eric Handler dari MKM Partners menuturkan, "VOD akan makin  berkembang dan tak terhindarkan lagi. Anda harus datang dengan solusi ciamik untuk semua pihak."

Selamat datang di dunia nonton film secara streaming! Selamat datang masa depan!