Bayangkan malam yang sunyi, lalu tiba-tiba dentuman suara tembakan memecah keheningan.
Kamera menyorot seorang pria bersenjata yang berlari menembus lorong gelap, bukan hanya mengejar musuh tapi juga bayang-bayang masa lalunya. Inilah nuansa khas film aksi Korea: bukan sekadar pertarungan fisik, tapi juga konflik batin yang menusuk hingga ke tulang.
Industri film Korea telah lama dikenal lewat drama romantis yang menggetarkan hati, namun di balik itu, mereka juga piawai menghadirkan kisah-kisah laga yang intens, penuh gaya, dan sering kali melampaui batas ekspektasi.
Setiap adegan perkelahian terasa nyata, setiap ledakan punya makna, dan setiap karakter membawa luka yang lebih dalam dari sekadar goresan di kulit.
Dalam artikel ini, kami menyusun 25 film aksi Korea terbaik yang bukan hanya memacu adrenalin, tapi juga menggugah emosi.

25 Rekomendasi Terbaik Film Korea Action yang Wajib Masuk Watchlist-mu?
Dari kisah balas dendam yang brutal hingga operasi rahasia penuh strategi, inilah 25 film korea action yang tak boleh kalian lewatkan.
1. I Saw the Devil (2010)
Ketika tunangannya dibunuh secara sadis oleh pembunuh berantai Jang Kyung-chul, agen rahasia Kim Soo-hyun memutuskan balas dendam. Tapi bukan dengan cara biasa, ia memburu, menyiksa, dan melepaskan Kyung-chul berkali-kali, menciptakan lingkaran teror yang brutal dan personal.
Film ini tidak hanya menyuguhkan kekerasan grafis, tapi juga pertarungan psikologis antara dua pria: satu haus balas dendam, satu haus darah. Semakin dalam Soo-hyun mengejar keadilan, semakin kabur batas antara pahlawan dan monster. Intensitasnya tinggi, setiap adegan menguras mental.
Dengan rating 81% di Rotten Tomatoes dan status cult classic, I Saw the Devil dipuji karena penulisan dan akting Choi Min-sik serta Lee Byung-hun. Film ini wajib untuk pecinta thriller brutal yang mempertanyakan batas moral manusia.
2. The Man from Nowhere (2010)

Tae-sik menjalani hidup sepi sebagai pemilik toko gadai. Satu-satunya yang memberinya senyum adalah gadis kecil tetangganya, So-mi. Ketika So-mi diculik oleh sindikat narkoba, masa lalu gelap Tae-sik terungkap dan ia berubah jadi mesin pembunuh untuk menyelamatkannya.
Adegan aksi di film ini tidak hanya penuh gaya, tapi emosional. Setiap pertarungan adalah pernyataan cinta diam-diam dari seorang pria yang merasa sudah tak layak mencintai. Won Bin memerankan Tae-sik dengan keheningan yang menyayat dan ledakan kekerasan yang meledak-ledak.
Film ini menjadi blockbuster Korea Selatan tahun 2010, memenangkan Best Film di Korean Film Awards. Aksi tajam dan emosi mendalam menjadikan The Man from Nowhere sebagai salah satu thriller aksi terbaik sepanjang masa.
3. Train to Busan (2016)
Kereta cepat menuju Busan berubah jadi neraka ketika wabah zombie meledak. Seok-woo, seorang ayah dingin, harus melindungi putrinya di tengah kepanikan, pengkhianatan, dan keputusasaan. Dari Seoul ke Busan, kecepatan bukan sekadar waktu, tapi hidup dan mati.
Film ini memadukan ketegangan survival dengan emosi keluarga yang menyentuh. Setiap gerbong adalah tantangan moral, dari egoisme hingga pengorbanan. Dengan setting kereta yang terus bergerak, tekanan tak pernah berhenti. Kita merasa ikut terjebak di dalamnya.
Train to Busan mencetak sukses global, dengan rating 95% di Rotten Tomatoes dan menjadi film zombie Asia terpopuler. Ia membuktikan bahwa horor bisa berpadu manis dengan kisah ayah-anak yang menggetarkan.
4. The Outlaws (2017)
Di Distrik Garibong, Seoul, pertempuran antar geng Tiongkok-Korea mengacaukan ketenangan. Detektif Ma Seok-do yang keras kepala ditugaskan untuk mengakhiri kekacauan, terutama mengincar pemimpin kriminal brutal, Jang Chen, yang memenggal musuh-musuhnya dengan tenang.
Film ini menyajikan aksi jalanan mentah, penuh pukulan dan tendangan langsung ke wajah. Ma Dong-seok bersinar sebagai polisi jalanan yang lebih suka meninju daripada bicara. Ketegangan meningkat dari konflik antar geng hingga duel epik satu lawan satu.
Dengan box office yang kuat dan status sebagai film aksi urban populer, The Outlaws membuka jalan bagi franchise The Roundup. Thriller ini wajib untuk penggemar aksi yang kasar tapi memuaskan.
5. Veteran (2015)
Detektif Seo Do-cheol dikenal keras kepala dan cerdas. Tapi saat penyelidikannya menyentuh pewaris konglomerat kaya yang brutal dan tidak tersentuh hukum, dia harus melawan bukan hanya penjahat, tapi sistem. Benturan antara keadilan dan kekuasaan dimulai.
Meski bergenre aksi, film ini kaya humor gelap dan sindiran tajam terhadap ketimpangan sosial. Setiap adegan adalah kombinasi antara ketegangan investigasi dan sindiran keras terhadap kapitalisme. Aksi kejar-kejaran dan pertarungan di parkiran jadi highlight.
Veteran sukses secara komersial dan disukai publik karena relevansinya. Ia menghibur sekaligus mengkritik, menjadikannya pilihan tepat untuk pecinta aksi yang cerdas dan menggigit.
6. The Man Standing Next (2020)
Di balik kejayaan militer Korea 1970-an, terjadi pertempuran diam-diam antar pemegang kekuasaan. Kim Gyu-pyeong, kepala KCIA, terjebak antara kesetiaan dan rasa bersalah saat ia mendekati keputusan yang akan mengubah sejarah: pembunuhan presiden.
Film ini bukan tentang ledakan, tapi tentang ketegangan politik yang perlahan mendidih. Setiap percakapan, setiap berkas yang diserahkan, bisa berarti akhir kekuasaan atau awal pengkhianatan. Lee Byung-hun tampil luar biasa sebagai pria yang hancur dalam diam.
Dengan banyak penghargaan termasuk Best Actor dan Best Film, The Man Standing Next adalah thriller politik elegan yang membuka sisi kelam sejarah Korea dengan cermat dan menghantui.
7. The Match (2025)
Pertarungan terjadi bukan dengan senjata, tapi dengan batu Go di papan strategi. Cho Hun-hyun, legenda permainan Go, mendidik Lee Chang-ho hingga murid itu menjadi saingan yang lebih tajam darinya. Kini, pertandingan bukan sekadar olahraga, tapi medan perang psikologis.
Film ini menegangkan bukan karena ledakan aksi, tapi karena intensitas dalam diam. Setiap bidak di papan punya makna mendalam, dan persaingan batin antar tokoh menyajikan drama sekuat duel fisik. Permainan Go menjadi metafora sempurna untuk ambisi dan pengkhianatan.
Disambut baik dan menang banyak penghargaan, termasuk Best Actor untuk Lee Byung-hun di Baeksang Arts Awards, The Match menunjukkan bahwa strategi bisa lebih menegangkan dari peluru.
8. The Childe (2023)
Marco Han, petinju blasteran Korea-Filipina, tiba di Korea untuk menemui ayah kandung demi menyelamatkan ibunya yang sakit. Namun bukannya jawaban, ia justru dikejar pria muda flamboyan yang memanggil dirinya "The Nobleman." Dalam waktu singkat, Marco terjebak dalam lingkaran kekuasaan, keluarga kaya, dan jaringan kriminal.
Aksi kejar-kejaran intens dan dialog menggoda membangun atmosfer penuh kejutan. Sosok pemburu misterius membuat Marco terus menerka siapa yang jujur dan siapa yang memanipulasi. Film ini bermain di antara ironi dan sadisme, dengan visual neon dan gaya neo-noir yang kental.
Disutradarai Park Hoon-jung, The Childe mendapat pujian atas gaya visual yang elegan dan performa menawan dari Kim Seon-Ho. Rating penonton tinggi di berbagai platform membuktikan bahwa ini bukan sekadar aksi biasa, tapi thriller penuh gaya dan ketegangan psikologis.
9. Hijack 1971 (2024)
Sebuah pesawat komersial Korea dibajak oleh seorang pemuda penuh dendam sosial yang ingin membelokkan penerbangan ke Korea Utara. Di tengah tekanan udara dan ketakutan kolektif, pilot dan awak kabin bertaruh nyawa untuk menyelamatkan semua penumpang.
Film yang diambil dari kisah nyata ini membangun ketegangan di ruang terbatas, menyuguhkan drama psikologis antara ideologi, rasa bersalah, dan keberanian. Setiap keputusan dalam kokpit bisa berarti keselamatan atau kehancuran. Intensitasnya tidak meledak-ledak, tapi menggigit dari dalam.
Dipandu akting kuat Ha Jung-woo dan Yeo Jin-goo, Hijack 1971 mendapat apresiasi karena pendekatan realistisnya. Film ini membawa tragedi sejarah menjadi pelajaran empati dan keberanian. Skor kritikus rata-rata 4 dari 5 menjadikannya rekomendasi solid dalam genre thriller berbasis kejadian nyata.
10. The Villainess (2017)
Sejak kecil, Sook-hee dilatih menjadi pembunuh mematikan. Setelah dijebak dan kehilangan orang yang dicintainya, ia setuju bergabung dengan badan intelijen rahasia untuk memulai hidup baru. Tapi masa lalu yang berdarah tak membiarkannya lepas dengan mudah.
Film ini dikenal lewat adegan aksi ekstrem, termasuk tembak-menembak dari perspektif first-person dan duel brutal dengan pedang motor. Dengan latar belakang emosi seorang ibu dan pencarian jati diri, film ini menyuguhkan lebih dari sekadar kekerasan.
The Villainess mendapat standing ovation di Festival Cannes dan diakui dunia internasional karena koreografi inovatif dan gaya sinematiknya. Film ini adalah contoh sempurna bagaimana sinema Korea menggabungkan seni dan aksi berdarah dingin dalam satu tarikan napas.
11. Kill Boksoon (2023)
Gil Boksoon, pembunuh bayaran legendaris, dikenal tak pernah gagal menyelesaikan kontraknya. Tapi hidupnya yang sempurna di dunia hitam mulai terguncang ketika ia ragu menyetujui kontrak baru terutama saat anak perempuannya mulai mempertanyakan masa lalu ibunya.
Pertarungan emosi dan darah terjadi secara bersamaan. Di satu sisi, Boksoon bertarung dengan pisau dan peluru. Di sisi lain, ia bertarung dengan hati dan kesadaran. Film ini menyoroti konflik batin seorang wanita yang dibesarkan oleh sistem kekerasan namun mencoba menjadi ibu yang baik.
Jeon Do-yeon memikat dengan peran ganda sebagai algojo dan ibu. Kill Boksoon disebut sebagai “John Wick versi emosional” oleh kritikus Barat, dengan review positif dan daya tarik visual tinggi.
12. Citizen of a Kind (2024)
Deok-hee, ibu tunggal pemilik laundry kecil, menjadi korban voice phishing yang menguras tabungannya. Saat sistem hukum gagal melindunginya, ia memutuskan mengejar pelaku sendiri hingga ke luar negeri. Perempuan biasa berubah menjadi pahlawan sipil yang tak mengenal takut.
Perjalanan penuh tekad ini dipenuhi komedi, harapan, dan keberanian. Deok-hee tidak punya pelatihan militer atau senjata yang ia miliki hanya tekad dan keadilan. Film ini memancarkan semangat anti-hero dari perspektif domestik yang segar.
Diangkat dari kisah nyata, Citizen of a Kind menjadi sleeper hit di box office Korea dan dipuji karena menyuguhkan aksi sipil dalam narasi personal yang menyentuh. Kritikus menyebutnya sebagai “kisah rakyat yang inspiratif dalam balutan drama komedi kriminal”.
13. The Roundup: No Way Out (2023)
Detektif Ma Seok-do kembali dalam kasus narkoba berskala internasional. Kali ini, ia harus menghadapi geng Jepang dan polisi korup di Seoul. Setiap langkahnya dihantui jebakan dan kekerasan brutal yang tak pandang bulu.
Dari kejar-kejaran di jalanan ke perkelahian brutal di lorong, film ini menegaskan kembali kekuatan fisik dan karisma Ma Dong-seok. Tapi lebih dari itu, film ini memperluas dunia The Roundup menjadi franchise aksi lintas negara.
Box office sukses besar, No Way Out menandai pencapaian baru dalam waralaba. Kritikus menyebutnya sebagai sekuel yang pantas, dengan kekuatan koreografi dan humor khas Ma yang tetap menjadi daya tarik utama.
14. The Roundup: Punishment (2024)
Di era digital, kejahatan berkembang. Kali ini, Ma Seok-do berhadapan dengan kejahatan cyber dan jaringan judi cryptocurrency ilegal. Musuhnya bukan hanya manusia, tapi juga algoritma dan tentara bayaran berdarah dingin.
Kisah aksi tetap jadi jantung film, tapi ditambah dengan konspirasi yang lebih kompleks. Ma tetap jadi tumpuan keadilan jalanan, dengan pukulan cepat dan prinsip tanpa kompromi. Namun latar dunia digital memberi nuansa modern yang menyegarkan.
Dengan pendapatan global lebih dari US$80 juta dan respons positif dari berbagai festival internasional, Punishment menjadi penutup trilogi yang megah. Ia menyajikan aksi berlapis yang tetap grounded dan menghantam emosi dengan keras.
15. Confidential Assignment 2: International (2022)
Ketika organisasi kriminal global mengancam stabilitas internasional, agen Korea Utara Im Chul-ryung kembali ke Korea Selatan. Ia dipasangkan lagi dengan detektif Jin-tae, tapi kali ini bergabung pula agen FBI yang penuh kejutan. Tiga kepala keras ini harus bekerja sama untuk menangkap buronan kelas kakap.
Aksi lintas negara ini dikemas dalam kombinasi komedi dan ketegangan. Kejar-kejaran mobil, adu tembak, hingga kekonyolan gaya kerja masing-masing agen membuat film ini ringan tapi tetap intens. Interaksi antar tokoh yang kontras menjadi daya tarik utama dalam setiap situasi krisis.
Dengan rating 84% di Rotten Tomatoes dan sambutan box office positif, Confidential Assignment 2: International menawarkan hiburan aksi penuh tawa dan semangat kolaborasi lintas batas. Cocok bagi penonton yang menginginkan aksi ringan dan karakter-karakter dinamis.
16. Alienoid: Return to the Future (2024)

Pedang legendaris Divine Blade menjadi kunci bagi penyihir masa lalu dan alien masa depan dalam mencegah kehancuran bumi. Saat dimensi mulai bertabrakan, pahlawan-pahlawan lintas waktu harus bersatu dalam pertempuran yang menembus realitas.
Film ini menghadirkan aksi sci-fi dalam skala besar dengan visual megah dan konflik antar dimensi yang mendebarkan. Setiap karakter membawa elemen magis atau teknologi futuristik yang saling bertabrakan, menciptakan suasana epik penuh kejutan dan humor.
Sebagai sekuel yang lebih padat dan fokus, Alienoid 2 berhasil menarik kembali penonton dengan gaya visual unik dan plot yang lebih tajam. Rating 67% dari kritikus dan ulasan positif soal sinematografi menjadikannya tontonan wajib bagi pecinta aksi fantasi Korea.
17. Escape (2024)
Lim Kyu-nam, prajurit Korea Utara, memutuskan untuk kabur ke Selatan demi kehidupan baru. Tapi pelariannya melalui DMZ menjadi medan laga berdarah, saat ia diburu oleh unit militer elit pimpinan mantan sahabatnya. Misi pribadi berubah menjadi survival brutal.
Film ini membangun ketegangan dari langkah pertama Kyu-nam di zona demiliterisasi. Dengan pemandangan alam yang dingin dan sunyi, setiap bunyi ranting atau tembakan menciptakan atmosfer ancaman konstan. Dilema moral dan konflik pribadi memperdalam narasi.
Diputar di festival dan disebut sebagai "thriller berintensitas tinggi", Escape mendapat pujian karena menyajikan ketegangan yang mencekam dengan pendekatan emosional. Cocok untuk penonton yang menyukai cerita pelarian penuh risiko dan konflik manusiawi.
18. Ballerina (2023)
Ok-ju, mantan bodyguard, dihantui rasa bersalah atas kematian sahabatnya yang merupakan seorang ballerina. Tanpa keraguan, ia melacak dan memburu pria yang menjadi penyebab tragedi itu dan membayar semua rasa duka dengan peluru dan pisau tajam.
Setiap adegan adalah pernyataan kemarahan dan cinta yang terpendam. Dengan koreografi pertarungan yang artistik dan visual bernuansa gelap, film ini menggabungkan estetika balet dan kekerasan emosional dalam balutan aksi balas dendam yang dingin.
Sebagai salah satu original Netflix Korea paling mencolok di 2023, Ballerina mendapat respons positif atas performa Jeon Jong-seo dan gaya penceritaannya yang menghantui. Aksi feminis penuh gaya ini wajib bagi penonton yang haus aksi dan estetika.
19. Phantom (2023)
Tahun 1933, Korea di bawah pendudukan Jepang. Lima orang dari berbagai latar belakang dicurigai sebagai agen rahasia "Phantom". Terjebak dalam hotel yang dikawal ketat, mereka harus saling mengawasi dan bertahan hidup di tengah konspirasi dan paranoia.
Film ini menyajikan suasana tertekan dan ketegangan psikologis, disertai dengan aksi sesekali yang menghantam keras. Setiap tokoh membawa rahasia dan kecurigaan, menciptakan permainan identitas yang memusingkan tapi menegangkan.
Phantom diapresiasi di festival film Asia berkat atmosfernya yang gelap dan narasi penuh lapisan. Meski bukan aksi murni, ketegangan dalam setiap adegan menjadikan film ini pengalaman menonton yang intens dan elegan.
20. Smugglers (2023)
Tahun 1970-an, sekelompok perempuan di kota pelabuhan hidup dari penyelundupan bawah air. Saat aturan berubah dan kompetisi meningkat, mereka harus melindungi wilayahnya dari penyusup kejam. Persahabatan dan pengkhianatan mewarnai perjuangan hidup mereka.
Film ini unik karena memadukan aksi dengan dunia bawah laut, menciptakan ketegangan dalam ruang yang tak biasa. Gerakan kamera di dalam air, konflik antar karakter, dan dinamika wanita-wanita tangguh menjadi kekuatan utama film.
Dikenal sebagai heist retro dengan energi baru, Smugglers dipuji kritikus karena penyegaran tema dan pendekatannya terhadap protagonis wanita. Cocok bagi pecinta cerita aksi yang bergaya dan berbobot sosial.
21. Pilot (2024)
Han Jung-woo adalah pilot top yang kehilangan pekerjaan karena satu insiden. Untuk bertahan hidup, ia menyamar menjadi saudara perempuannya dan mencoba kembali ke dunia aviasi. Identitas baru ini membawa tantangan, tapi juga momen refleksi mendalam.
Walau dibungkus komedi, film ini menyinggung isu identitas, tekanan maskulinitas, dan peran gender di dunia kerja. Perjalanan Jung-woo penuh kehangatan dan kekacauan, tapi juga menyentuh.
Dengan Jung-suk Jo memenangkan Best Actor di Baeksang Arts Awards 2025, Pilot mencatat prestasi baik di box office dan disambut hangat sebagai drama komedi penyamaran yang humanis dan menghibur.
22. Mission: Cross (2024)

Park Kang-moo dulunya agen rahasia terbaik, namun kini ia tinggal di rumah mengurus anak sampai istrinya, Kang Mi-seon, seorang detektif yang keras kepala, menyeretnya kembali ke dalam jaringan misteri dan konspirasi. Ketika kasus hilangnya agen lama mulai menguak organisasi militer rahasia, pasangan ini harus menavigasi bahaya sambil tetap menjaga keharmonisan rumah tangga mereka.
Film ini memadukan laga tajam dengan dinamika rumah tangga yang lucu. Dari penyamaran, kejar-kejaran mobil, hingga ledakan dadakan, aksi diselingi dengan konflik batin antar pasangan. Chemistry antara Hwang Jung-min dan Yum Jung-ah menjadi sumber komedi dan ketegangan, menghadirkan petualangan penuh intrik dan cinta.
Mission: Cross mendapat sambutan hangat dengan pujian dari South China Morning Post sebagai “crowd-pleaser musim panas”. Dinilai 4/5 oleh berbagai media Asia, film ini cocok untuk penonton yang menginginkan spionase ringan tapi tetap memompa adrenalin.
23. The Point Men (2023)
Dalam sebuah misi diplomatik penuh risiko, Jung Jae-ho diplomat Korea Selatan dan Park Dae-sik, agen NIS, dikirim ke Afghanistan untuk menyelamatkan sandera warga negara mereka. Ketika negosiasi gagal dan korban mulai berjatuhan, keduanya harus beradu strategi dan prinsip demi menyelamatkan nyawa di negeri asing yang penuh bahaya.
Film ini menampilkan tensi diplomatik dan aksi nyata di medan perang, mencerminkan benturan cara kerja dua tokoh utama: satu lembut dan rasional, satu lagi cepat dan agresif. Dengan latar padang pasir dan tekanan waktu, film menyoroti dilema etika dan kepahlawanan dalam situasi internasional yang genting.
Dengan lebih dari 1,7 juta penonton lokal dan review rata-rata 3/5, The Point Men adalah film aksi yang membawa nilai kemanusiaan dan kisah nyata menjadi tontonan menegangkan. Akting solid dari dua aktor besar menjadikan film ini tetap menarik meskipun tensi aksinya relatif ringan.
24. Badland Hunters (2024)

Beberapa tahun setelah gempa bumi menghancurkan Seoul, kota berubah menjadi zona liar tanpa hukum. Nam-san, pemburu tangguh yang menjaga komunitasnya, harus menghadapi dokter gila yang menggunakan manusia untuk eksperimen mutasi. Misi penyelamatan berubah jadi perang di padang tandus distopia.
Koreografi laga brutal, latar dunia rusak, dan tempo cepat menjadikan film ini ledakan aksi dari awal sampai akhir. Ma Dong-seok kembali tampil sebagai pahlawan keras kepala dengan pukulan mematikan. Film ini tidak hanya menawarkan visual kuat, tapi juga membangkitkan adrenalin lewat pertarungan tanpa kompromi.
Dengan rating 75% di Rotten Tomatoes dan peringkat #1 film non-Inggris global di Netflix, Badland Hunters menjadi tontonan wajib bagi penikmat laga keras dan dunia pasca-apokaliptik. Ini adalah spin-off yang mampu berdiri kokoh dengan gayanya sendiri.
25. Project Silence (2023)

Saat jembatan ambrol akibat bencana, sekelompok orang terperangkap bersama eksperimen militer berupa anjing-anjing mutan haus darah. Di tengah malam yang sunyi, satu per satu korban berjatuhan dan ketakutan menyebar, mereka harus bertahan dari ancaman biologis yang lepas kendali.
Atmosfer gelap, ketegangan survival, dan konspirasi militer membangun film yang mendebarkan dari awal. Makhluk buas dan latar sempit menciptakan intensitas tinggi, dengan ledakan dan kekacauan semakin memuncak saat waktu semakin habis dan kepercayaan antar manusia terkikis.
Meski plotnya dinilai tipis oleh sebagian kritikus, Project Silence mendapat perhatian besar di Cannes 2023. Film ini menyajikan pengalaman survival yang memacu detak jantung dan menyenangkan bagi penonton yang menyukai ketegangan bencana dan eksperimen sains gila.
Nonton Film Korea Action Sub Indo Terbaik di CATCHPLAY+ Mudah dan Murah
Ingin nonton film Korea sub indo? Salah satu pilihan terbaik adalah melalui CATCHPLAY+, platform streaming yang menawarkan fleksibilitas dan harga terjangkau!
Kenapa pilih CATCHPLAY+?
Fleksibel: Bisa langganan bulanan, atau cukup sewa satu film saja lewat fitur single rental cocok buat kamu yang cuma ingin nonton satu film tanpa komitmen!
Harga Terjangkau: Mulai dari hanya Rp16.500 per bulan jika berlangganan tahunan bahkan lebih murah dari harga makan siang!
Update Cepat: CATCHPLAY+ dikenal sebagai salah satu platform tercepat yang menghadirkan film baru dari bioskop ke layanan streaming, terutama lewat opsi single rental.
Kualitas Waktu Bersama: Jadikan momen menonton film sebagai waktu berkualitas bersama keluarga atau orang terdekat, tanpa harus keluar rumah!
Tonton film Korea sub indo di CATCHPLAY+ klik di sini untuk langsung mulai nonton!

























