wiseguy
by wiseguy

Lupakan Robert Pattinson si calon Batman. Adu aktingnya dengan Willem Dafoe ciptakan horor paling mencekam dalam film hitam putih. Jangan nonton sendiri!

Lupakan dulu Robert Pattinson jadi Batman berikutnya, yang syutingnya diundur gara-gara merebaknya virus Corona. Aktor yang sempat digilai cewek-cewek muda sedunia hampir satu dekade lalu lewat Twilight itu, kini tampil memukau. Lewat The Lighthouse besutan Robert Eggers, ia adu akting dengan aktor yang berkali-kali jadi nominasi Oscar, Willem Dafoe. Inilah film yang dipuji kritikus dengan metascore IMDBs 88 dan skor penonton 77!. Tak heran, film ini juga banyak dibicarakan vlogger.

The Twilight Saga: Breaking Dawn - Part 2

Apa istimewanya film ini? Mencekam, horor psikologis bernuansa fantasi yang suguhkan hal-hal tak terduga, akting memukau, sehingga kritikus menyebutnya ‘horor terbaik tahun ini’ saat pertama kali dirilis, November lalu. Tapi poin unik dari semuanya adalah The Lighthouse hadir dalam warna hitam putih!  Jadi, ayo simak sekilas film yang tayang streaming di CATCHPLAY+ pada 17 Maret ini.

The Lighthouse

 

Kisah dua penjaga mercusuar

The Lighthouse kisahkan dua penjaga mercusuar yang ‘mencoba mempertahankan kewarasan mereka’ di pulau New England yang terpencil dan misterius pada 1890-an.

Meski didukung sejumlah pemeran, film ini menampilkan dua karakter yang berbicara, tentang Thomas Howard (Robert Pattinson), penjaga mercusuar, yang memulai pergantian tugas di bawah pengawasan Thomas Wake (Willem Dafoe). Seorang pemuda tampan yang tenang, harus bekerja sama dengan pengawas yang sok memerintah, berjenggot lebat, pipa tongkol jagung, dan wajah penuh bintik-bintik. Terlihat menyerupai bajak laut dalam buku-buku kartun.

Sejumlah pekerjaan rutin harus dilakukan cowok ini sebagai penjaga mercusuar dan meladeni segala keanehan yang dilakukan sang pengawas. Plus badai, horor, mimpi buruk, bahkan misteri, termasuk penampakan putri duyung cantik!

Meski hitam putih, dengan sinematografik amat ciamik, kamu serasa bisa mencium air laut berbau garam dengan segala kotorannya. Inilah film yang disebut ‘sensorik dan  claustrophobic.’ Kamu akan serasa terjebak dalam perasaan berada di pulau terpencil, dengan dua orang menyebalkan di sebuah pulau terkutuk.

 

Akting memukau, sinematografi sempurna, dan trivia tak terduga!

Jika film ini mendapat banyak pujian, tentulah didukung kerja luar biasa banyak elemennya. Sang sutradara pernah membesut The Tell-Tale Heart (2008) yang juga dipuji kritikus, serta The Witch (2015). Film ini gaet nominasi Sinematografi Terbaik di ajang Oscar 2020 lalu untuk Jarin Blaschke. Dan tentu saja duo Willem Dafoe dan Robert Pattinson dengan akting wow.

Aquaman

Dafoe setidaknya pernah dinominasi Oscar hingga empat kali sepanjang kariernya, baik sebagai aktor utama maupun pendukung. Di CATCHPLAY+ kalian bisa menjumpainya dalam Aquaman (2018); Dog Eat Dog (2016);  John Wick (2014); Inside Man (2006); bahkan Mr. Bean's Holiday (2007).

John Wick

Sejujurnya, Robert Pattinson tak hanya berakting di Twilight belaka. Kehadirannya juga tetap memukau dalam Lost City of Z (2016), Queen of the Desert (2015), bahkan saat ia masih remaja dalam Harry Potter and the Goblet of Fire (2001).

Harry Potter and the Goblet of Fire

Demi pembuatan film memukau ini, sejumlah hal harus dilakukan. Ini di antaranya!

 

1. Film hitam putih di zaman modern berbeda dengan era di mana teknologi warna belum ditemukan. Demi hasilkan gambar sempurna, diperlukan 15 hingga 20 kali pencahayaan film warna biasa.

2. Robert Pattinson punya pendekatan tak biasa saat beradegan emosional secara ekstrem. Ia memukuli dirinya sendiri! Saat hujan turun, ia meminum air hujan di sela-sela syuting. Dia bahkan menusukkan jari ke tenggorokannya demi membuat dirinya muntah. Oh, huek!

3. Film ini berdasar kisah nyata yang diadaptasi secara longgar dari tragedi  tahun1801, yang disebut "The Smalls Lighthouse Tragedy". Peristiwanya, dua penjaga mercusuar Welsh, keduanya bernama Thomas, terperangkap di stasiun mercusuar selama badai hebat. Saat satu orang meninggal, itu menyebabkan orang satunya jadi gila. Pengaruh lain disebut dari karya sastra klasik karya Herman Melville dan Robert Louis Stevenson, serta horor kosmik H.P. Lovecraft, serta Algernon Blackwood.

4. Demi perannya, Willem Dafoe belajar…..merajut!

5. Apa kata sutradara, juga penulis skenario, Robert Eggers, saat menggambarkan film ini? "Tak ada hal baik yang dapat terjadi saat dua orang terjebak sendirian di pulau terpencil!”

6. Film ini tayang perdana di sesi Director's Fortnight di Festival Film Cannes 2019, tiga hari setelah kabar bocornya Robert Pattinson sedang bernegosiasi untuk perani Batman. Saat wartawan menanyakannya, ia menolak berkomentar. Dua minggu kemudian, berita itu menjadi kabar resmi.