Ia pebalap mobil yang bersaing dengan anak sendiri! John Travolta adalah raja disko, polisi jahat, bahkan transjender dan malaikat. Ia dicibir, juga dipuji setinggi langit. Tapi, memang begitulah aktor besar!
Berlatar di arena balap mobil Talladega, Trading Paint (sebuah jargon yang artinya ‘tabrakan mobil’) yang diperani John Travolta, bisa jadi tontonan panas di bulan November. Inilah drama tentang legenda balap yang melakukan ‘penebusan yang tulus’. Pebalap veteran yang berkomitmen tak mau berhenti sebelum mencapai garis finish!
Dibesut Karzan Kader, juga dibintangi penyanyi terkenal Shania Twain dan aktor Toby Sebastian, Trading Paint yang kini tayang secara streaming di CATCHPLAY+ kisahkan Sam Munroe (John Travolta) dan putranya, Cam Munroe (Toby Sebastian).
Sam, legenda balap lokal, merasa wajib mendukung balap putranya, meski hidupnya sedang ribet menghadapi perceraian dengan Becca (Shania Twain). Tapi Cam tak bisa turun arena lagi gara-gara masalah sponsor. Frustrasi karena kalah dengan saingan lama Sam, Linsky, karena masalah mesin, Sam tawarkan Cam bergabung bersama timnya dengan mobil baru. Sialnya, Cam justru meninggalkan sang ayah. Dan bergabung bersama Linsky! Karena peliknya persoalan ini, Sam sang legenda lintasan balap itu, memutuskan turun lapangan. Dan bersaing dengan putranya.
Sejumlah media memuji, Trading Paint adalah bom terbaru Travolta. Adegan balapnya panas, bak mereplikasi arena NASCAR yang menantang.
Travolta, Awalnya Raja Disco!
Kalian generasi milenial bisa jadi tak kenal betul tahu siapa John Travolta. Coba tanyakan pada ortu kalian, yang mengalami masa remaja era 70-an dan 80-an: ‘John Travolta’ identik dengan apa? Asal tahu saja, dialah aktor yang jadi penyebab demam disko di seluruh dunia!
Bernama lengkap John Joseph Travolta, pria kelahiran Englewood, New Jersey ini, tampil dalam sebuah musikal pada usia 16 "Bye Bye Birdie". Di masa anak-anak, ia memang rajin mengikuti kursus menari dan menyanyi. Ia nekad keluar dari sekolah dan pindah ke New York demi menjajal menjadi bintang iklan TV dan hidup melalui aneka pekerjaan musim panas. Ia pun menjajal jadi pemain di panggung musikal berjudul “Grease” yang pernah populer pada 1950-an. Sejumlah peran kecil di Hollywood ia gaet, kemudian.
Peruntungan besar akhirnya menghampirinya. Saturday Night Fever (1977) yang ia bintangi mengantarkan pada peran monumental, yang membuatnya gaet nominasi Oscar dan Golden Globes. Film musikal ini juga jadi pemicu sebuah demam global: Fenomena disko! Setahun kemudian, ia perani musikal Grease (1978), dan lagi-lagi sukses besar. Tak pelak lagi, John Travolta pun ditahbiskan jadi …. Raja Disko! Para perempuan muda sedunia memujanya.
Sukses John Travolta pun berlanjut. Urban Cowboy (1980) disebut-sebut mempengaruhi budaya pop dunia. Kesuksesan ini disusul triler besutan Brian De Palma, Carrie (1976) dan Blow Out (1981), serta komedi heboh besutan Amy Heckerling Look Who's Talking (1989). Tak lupa Phenomenon (1996), Broken Arrow (1996) dan The General's Daughter (1999).
John Travolta dalam Budaya Pop Dunia
Ia nyaris pernah perani apa pun, termasuk menjadi transjender dalam Hairspray (2007); polisi baik dan jahat pada saat yang sama, seperti dalam Face/Off (1997); pengisi suara karakter anjing yang cerdas dan menggemaskan dalam Bolt (2008), hingga ayah bermasalah dalam A Love Song for Bobby Long (2004). Ia bahkan pernah berperan sebagai malaikat yang dikirim ke Bumi, seperti dalam Michael (1996).
Dalam Gotti (2018) yang dibesut Kevin Connolly, John Travolta perani bos mafia Italia yang tinggal di New York, sebuah biopik yang ungkap kehidupan keluarga Gotti dan dunia mereka yang penuh bahaya, pengkhianatan dan balas dendam. Kita dibawa kembali ke masa perjuangan Gotti di jalanan hingga jadi "Dapper Don", dan kisah epik kejatuhannya di tahun 1992, yang ikut menutup era Cosa Nostra.
Sementara dalam Life on the Line (2015) ia beradu akting dengan aktris panas Sharon Stone, plus aktris cantik Kate Bosworth! Film ini kisahkan sekelompok teknisi gardu listrik yang pertaruhkan nyawa mereka agar aliran listrik tetap berjalan saat terjadi badai besar yang bisa sangat menghancurkan.
Lain lagi dengan Killing Season (2013) yang dibesut Mark Steven Johnson, aksi seru yang pertemukan John Travolta dengan peraih Oscar Robert De Niro. Mengisahkan seorang veteran Amerika dan turis Eropa yang tak mungkin bersahabat, tapi ketika niat asli sang turis terungkap, kejadian berikutnya dipastikan mendebarkan penonton.
Sejumlah film yang diperani Travolta, selain mendapat pujian setinggi langit, tak urung mendapat cibiran di film lainnya. Tapi satu hal yang tak bisa dielakkan, John Travolta adalah bagian penting dari film-film populer, yang membuatnya jadi figur ikonik dalam budaya pop dunia beberapa dekade ini. Ah, sudah deh, tonton film-film Travolta ini!