Dark Knight
by Dark Knight

Peter Jackson adaptasi novel keren Mortal Engines setelah sukses dengan The Lord of the Rings dan The Hobbit. Tapi ada 5 hal beda dengan novelnya. Ini yang perlu tahu!

Mortal Engines

Peter Jackson beberapa tahun belakangan ini menghidupkan novel J.R.R Tolkien, trilogi The Lord of the Rings dan prekuelnya The Hobbit. Kini ia membesut Mortal Engines, buku pertama dari empat novel karya Philip Reeve. Buku ini berhasil memenangkan Nestlé Smarties Book Prize dan nominator Whitbread Book Awards 2002 dan menarik minat Peter Jackson untuk memproduserinya.

The Hobbit: The Desolation of Smaug

Mortal Engines mengisahkan dunia yang hancur dan manusia hidup dalam kota yang bergerak layaknya mobil raksasa. Namun, mereka saling bersaing dan saling menghancurkan. Disutradarai Christian Rivers, jagoan utamanya diperani Robert Sheehan sebagai Tom Natsworthy dan Hera Hilmar sebagai Hester Shaw. Mereka berdua bergabung dengan kelompok pemberontak pimpinan Anna Fang (Jihae) untuk menghentikan Thaddeus Valentine (Hugo Weaving) yang membuat senjata terlarang bernama MEDUSA untuk menguasai dunia. Jagat dalam cerita ini sedikit mengingatkan Mad Max: Fury Road (2016) yang dibintangi Charlize Theron dan Tom Hardy.

Mad Max: Fury Road

Penuh efek visual memukau, ada 5 hal yang membedakan film ini dengan novelnya. Cermati daftar ini!

 

1. Magnus Crome

Walikota London ini sangat berbeda dengan di novelnya. Dalam novel, Crome adalah kepala dari para insinyur dan memilih memakai jas laboratorium putih sebagai seragam kerjanya.  Dalam film, tokoh ini diperani Patrick Malahide, tampil seperti sosok walikota pada umumnya, yang ingin kota London menjadi lebih baik. Crome dalam versi novel justru menginginkan senjata penghancur masal MEDUSA demi kelangsungan hidup kota London. Kejam, bertangan dingin dan pemimpin dengan tingkat intelegensia tinggi. Sangat berbeda dengan sifat yang ditampilkan dalam film.

  

2. Shrike

Robot yang dulunya adalah manusia ini kita kenal sebagai Shrike. Dalam film ia diperkenalkan ketika dipenjara di tengah laut. Dalam novelnya, Shrike (Stephen Lang) pertama kali muncul dalam markas perkumpulan insinyur tapi bukan sebagai tahanan. Shrike justru menjadi bahan penelitian di London untuk membuat lebih banyak robot seperti dirinya. Crome bahkan berjanji membantu Shrike menangkap Hester.

 

3. London

Film tak menampilkan empat serikat buruh di London. Dalam novel, ada empat karakter dari serikat buruh yang terdiri dari: sejarahwan, pedagang, navigator dan insinyur. Walikota Magnus Crome adalah pemimpin insinyur, sedangkan Thaddeus Valentine menjadi kepala para ahli sejarah. Hal ini tak disebutkan dalam filmnya. Padahal, nantinya ini akan terkait investigasi yang dilakukan Katherine Valentine dan akan menjadi plot baru dalam sekuelnya.

 

4. Bekas luka Hester

Dalam film, Hester kecil (Poppy Macleod) terkena sayatan di bagian mukanya di malam ketika Thaddeus Valentine membunuh ibunya. Dalam film, luka ini ditampilkan setengah dari mukanya; dalam novel, bekas luka Hester begitu mengerikan. Sayatan Thaddeus melukai hidung dan mulutnya, bahkan satu matanya tercungkil. Namun hal ini akan menjadi pemicu hubungan romantis antara Hester (Hera Hilmar) dan Tom (Robert Sheehan). Tom membeli selendang sutra berwarna merah sehingga Hester bisa menyembunyikan wajahnya. Kisah romantis ini, sayangnya, tak tampil dalam film.

 

5. Katherine Valentine

Putri Thaddeus Valentine ini diperani Leila George, dikenal sebagai salah satu karakter penting dalam Mortal Engines. Dalam film dan novelnya, Katherine berhasil mengungkap masa lalu sang ayah dan senjata MEDUSA. Penyelidikannya ini dibantu Bevis Pod (Ronan Raftery), yang juga membuka kisah romantis di antara keduanya. Katherine juga yang banyak membantu menghentikan MEDUSA. Dalam novel, kejadiannya lebih dramatis. Katherine melindungi Hester dari lemparan pisau ayahnya lalu jatuh ke papan kendali MEDUSA dan menyebabkan senjata itu rusak. Katherine hidup dalam filmnya, sedangkan dalam novel, karakter ini tewas.