Sudah nonton kegilaan Ryan Reynolds dan Samuel L. Jackson dalam The Hitman's Bodyguard? Ternyata bukan hanya di film keduanya kompak, sehari-harinya dua aktor laris ini juga kompak dan tak kalah gilanya. Wawancara mereka dengan majalah film Empire jadi buktinya.
Siapa sih yang tak kenal Ryan Reynolds dan Samuel L. Jackson? Reynolds, aktor asal Kanada yang sudah berakting sejak tahun 1991 ini memulai karirnya dari bintang TV sebelum sukses hijrah ke Hollywood dan membintangi aneka genre. Belakangan ia sukses menghidupkan Deadpool, superhero kocak yang rilis tahun lalu, yang sekuelnya siap hadir tahun depan.
Sementara Jackson sudah malang melintang di Hollywood dan terlibat dalam lebih 100 film! Beberapa peran ikoniknya antara lain sebagai master Jedi Mace Windu dalam trilogi Star Wars episode 1 hingga 3, si 'centeng' Jules Winnfield dalam Pulp Fiction (1994) garapan Quentin Tarantino, detektif Shaft (Shaft - 2000), pria 'patah tulang' Elijah Price dalam Unbreakable (2000), yang kini mash-up sekuelnya, Glass (di mana tokoh-tokoh Unbreakable akan bertemu dengan karakter-karakter Split) tengah digarap M. Night Shyamalan.
Sebelum duet dalam Hitman's, ternyata mereka sempat bertemu dalam Turbo, animasi tentang siput yang hobi kebut-kebutan. Namun walau satu produksi, keduanya tak pernah bertemu dan beradu akting, karena mereka hanya mengisi suara karakter secara terpisah. Bertemu dalam Hitman's bagi mereka ada semi-reuni, apalagi keduanya lantas harus promo bareng, termasuk wawancara dengan media.
Dan berikut adalah cuplikan wawancara seru mereka dengan Empire:
Empire (E): Ryan, film seperti ini (The Hitman's Bodyguard) tampaknya tak ada dalam CV-mu…
Ryan Reynolds (R): Betul, saya tak pernah berakting dalam film semacam ini. Tapi saya sangat suka film seperti ini, tak bertele-tele, penuh aksi dan komedi.
Samuel L. Jackson (S): Ditambah kebebasan dalam memerankan karakter. Dalam adegan berduaan di mobil, dua karakter ini harus bisa tampil tak membosankan.
E: Ryan, Anda menyanyikan lagu All That She Wants milik Ace of Base!
R: Sayangnya saya membuat lagu ini 10 kali lebih buruk dari versi aslinya.
E: Dan Sam, Anda menyanyikan Hello-nya Lionel Ritchie yang legendaris.
S: Ya, saya sendiri yang minta lagu langsung ke Lionel dan dia langsung berkata “Silakan nyanyikan!”. Tapi pada Lionel, saya tidak bilang kalau lagu itu akan dipakai di adegan perkelahian dalam bar di mana Salma Hayek menghajar semua orang dalam ruangan itu.
E: Bagaimana rasanya bermain bersama pertama kali dalam satu layar?
S: Sangat menyenangkan, seperti apa yang saya bayangkan.
R: Ah, Samuel terlalu baik. Menyenangkan memang karena chemistry bukan sesuatu yang gampang.
E: Ryan, sejak kapan Anda mengetahui Sam adalah aktor hebat?
R: Saya pikir dalam True Romance. Begitu Sam muncul pertama kali, dia menghancurkan semua yang ada di sana. Saya ingat sedang berpikir, siapa sih orang ini?
S: Sutradara Tony Scott mengarahkan adegan saya dan Gary Oldman ketika itu. Namun ketika mulai berakting, kami berimprovisasi tanpa skrip. Saya pikir Tony tidak akan memasukkan adegan itu dalam film. Tapi ternyata Tony suka dan malah memasangnya.
E: Sam, Anda pernah lihat akting Ryan?
R: Sepertinya Sam baru mengenal saya di akhir syuting The Hitman's Bodyguard.
S: Saya ingat banyak yang ngomongin dia…
R: Wah, perasaan saya jadi nggak enak nih.
S: Saya punya bayangan mengenai Ryan dari berita dan gosip. Tapi ketika syuting bareng, itu saat yang penting untuk menilai bagaimana dia yang sebenarnya.
E: Apa sih rahasia membuat film seperti ini menjadi tontonan menarik?
S: Saya sangat suka buddy movies. Midnight Run, Lethal Weapon, duet Mel Gibson dan Danny Glover bener-bener kereeen.
R: 48 Hrs. Duo Bing Crosby dan Bob Hope luar biasa.
S: Dalam Die Hard With a Vengeance, saya menjadi orang biasa yang sedang berpetualang bersama John McClane (Bruce Willis) yang gila dengan senjata. Sedangkan dalam The Long Kiss Goodnight, mirip dengan The Hitman’s Bodyguard, saya menghabiskan banyak waktu dengan Geena Davis di mobil. Saya menjadi pembunuh bayaran dalam The Hitman’s Bodyguard, tapi pembunuh yang disukai penonton. Karakter yang biasa saya perankan, orang jahat namun menyenangkan.
R: Ya, kami adalah jagoan dengan kisah hidup masing-masing.
E: Kalian berdua banyak melakukan adegan aksi di sini. Bagaimana dengan pemain pengganti/ stunt?
S: Stunt saya melompat dari gedung dan tangga.. Sepertinya dia jago Parkour dan bisa segalanya.
R: Hah, dia itu gila! Orang itu seperti punya per di sepatunya.
S: Kiante Elam adalah stunt pribadi saya. Ayahnya adalah salah satu pionir stunt kulit berwarna Hollywood. Semua saudaranya menjadi stunt. Dari kecil Kiante melompati atap dan menabrakkan mobilnya. Dia menjadi sangat ahli. Dan berita baiknya adalah secara fisik, dia sangat mirip dengan saya.
E: Apakah kalian merasa memerlukan jasa bodyguard?
R: Sam tak memerlukannya! Orang yang sudah nonton film-filmnya nggak akan berani sama dia. Kita berdua juga memiliki badan besar, jadi rasanya kami tak perlu menyewa pengawal.
S: Kebiasaan orang berbeda di tiap tempat. Di Prancis, orang akan berkumpul di luar hotel dan meneriakkan nama saya. Di Jerman, kita akan perlu pengawal karena orang lebih agresif meminta tanda tangan. Tapi saya tak masalah tanpa pengawal.
R: Saya hanya perlu pengawal di Comic-Con, karena kita perlu bantuan untuk naik setinggi 30 meter supaya bisa melihat pertunjukan panggung di depan.
E: Terakhir, siapa sih yang bakal menang antara Deadpool dan Nick Fury (superhero yang diperankan Jackson)?
R: Yang menang? Deadpool dong, dia bisa menyembuhkan diri!
S: Saya akan bilang: “Sini kalau berani lawan si mahluk hijau (Green Lantern superhero yang pernah diperani Ryan Reynolds)." Atau tinggal kirim Deadpool ke rumah Tony Stark dan beri pelajaran di sana.
R: Dan akhirnya...kayaknya kita sama-sama terkapar. Ngesot...