wiseguy
by wiseguy

Gabungan penampilan terbaik Jeremy Renner dan akting Elizabeth Olsen yang amat menjanjikan, Wind River adalah debut penyutradaraan Taylor Sheridan yang layak diacungi jempol!

 

Seperti menikmati bubur panas, Wind River memaksa Anda harus pelan-pelan menjilati bagian pinggirnya dulu, sambil bersiap dengan sesuatu yang memanas, dan menohok di ujung cerita. Sejumlah media memujinya sebagai satu dari “film thriller tahun ini". 

Ditayangkan perdana di ajang Festival Sundance pada Januari lalu dan dirilis di Amerika Serikat pada 4 Agustus, Wind River mendapat ulasan positif para kritikus. Selain ditulis dengan amat baik, dan debut penyutradaraan yang layak diacungi jempol, tak heran bila Sheridan dianugerahi Un Certain Regard - Best Director oleh Cannes Mei 2017 silam. 

Sheridan adalah penulis skenario yang tahun lalu membetot perhatian dengan Hell or High Water dan diganjar nominasi Oscar untuk Naskah Asli Terbaik. Masih segar dalam ingatan kita, pada 2015 ia menulis Sicario yang kemudian disutradarai pembesut Blade Runner 2049, Denis Villeneuve, yang dibintangi Emily Blunt, Josh Brolin dan Benicio Del Toro , film ini sukses gaet tiga nominasi Oscar (sinematografi, skor musik asli, tata suara). Dengan Wind River, ia punya peluang yang sama, bahkan makin menarik saat ia juga menyutradarai skenario yang ditulisnya sendiri.

Sicario

Dibuka dengan pemandangan langit malam yang menawan dan pegunungan berselimut salju, seorang perempuan muda berlari di hamparan tanah terbuka. "Ada padang rumput di duniaku yang sempurna," kata suara seorang gadis. Gambaran sesaat malam dingin yang puitis inilah yang akan membawa penonton berkenalan dengan sejumlah tokoh di sekitar Cory Lambert, diperani Jeremy Renner, seorang petugas pelacak ikan di Dinas Perikanan dan Satwa Liar, Indian Reservation Wind River, di Wyoming.

Pada satu ketika dalam tugasnya, Cory menemukan mayat gadis berjaket biru dan kenal sosoknya: sahabat baik puteri kandungnya, yang tiga tahun lalu meninggal dunia. Segera saja ia menghubungi pihak berwajib, yang kemudian mengirim Jane Banner, diperani Elizabeth Olsen, agen FBI culun yang bahkan tak siap dengan medan dan cuaca buruk di Wind River. 

Jane, sedikit frustrasi dengan investigasi yang tak semudah diktat yang dipelajarinya dalam pelatihan, bersama Cory, berusaha menguak pembunuh si gadis malang bernama Natalie Hanson, yang diperani Kelsey Asbille itu. Cory Banner yang pendiam, terbiasa menyendiri, mengaku lebih mementingkan keadilan di daerah perbatasan daripada hukum federal, jadi kunci yang memecahkan kasus ini.

Wind River adalah wilayah cagar alam yang dihuni kaum Indian, suku asli Amerika, terletak di wilayah hutan belantara Wyoming. Seperti digambarkan Cory Lambert, di sini selalu bersalju dengan suhu di bawah nol derajat. “Bisa saja udara cerah dalam satu jam,” kata petugas pelacak ikan itu pada agen FBI muda yang baru datang, “tapi selebihnya beku.”

Film yang juga didukung dua aktor berdarah Indian kawakan Gil Birmingham dan Graham Greene ini terinspirasi kejadian nyata, merujuk ribuan kasus nyata yang melibatkan kekerasan seksual terhadap perempuan. Dengan dasar itulah Sheridan menulis skenario film ini.Sejumlah kritikus menyebut di film inilah kita bisa menikmati akting terbaik Jeremy Renner dan akting agen FBI muda Elizabeth Olsen disebut-sebut sangat menjanjikan.

Menonton film ini seperti menikmati bubur panas: Anda harus menjilati bagian pinggirnya dulu yang hangat, sambil menyiapkan nyali untuk menuju bagian terdalam dan terpanas yang mungkin akan membakar tenggorokan Anda. Wind River, bisa jadi, drama thriller terbaik tahun ini. Tunggu tayangnya di Catchplay!

Wind River