Selamat hari Kartini. Sosok yang satu ini sungguh membawa inspirasi, terutama bagi kaum hawa negeri ini. Bagaimana dengan di film? Ternyata tidak sedikit, ini 10 di antaranya.
Ya, cukup banyak film dan serial yang mengusung spirit cita-cita Kartini. Baik lokal maupun mancanegara, kebanyakan ceritanya malah diangkat dari sosok nyata. Karakter mereka memperlihatkan semangat bagaimana meneruskan perjuangan itu, mulai dari tingkat yang terdekat hingga di tingkat yang mendunia.
Sebelum menyimak apa aja filmnya, kita cek dulu deh info seru berikut:
Nonton sambil berdonasi
Nonton film Single Rental judul apa aja di CATCHPLAY+ selama bulan Ramadhan, kamu otomatis ikutan berdonasi Rp3,000 setiap film! Hasil donasi yang terkumpul akan disumbangkan ke Palang Merah Indonesia untuk membantu teman-teman yang membutuhkan. Periode: 12 April - 13 Mei 2021
Donor darah gratis langganan nonton 30 hari
CATCHPLAY+ bekerja sama dengan 10 Unit Donor Darah PMI yang tersebar di pulau Sumatra, Jawa, dan Bali, memberi VOUCHER GRATIS 30 hari berlangganan CATCHPLAY+ untuk para pendonor darah.
Asyik kan. Balik lagi deh, ada film apa aja sih? Kita cek aja artikel berikut ini.
The Glorias (2020, Julie Taymor) – perjuangan aktivis feminis
Ini merupakan kisah nyata Gloria Steinem, aktivis sosial perempuan di Amerika di akhir 1960an. Buah pikirannya keren banget, bikin namanya identik sebagai ikon gerakan feminis masa itu. Di film, sosoknya dimainkan oleh empat aktris, mulai dari Julianne Moore, Alicia Vikander, Lulu Wilson, hingga Ryan Kiera Armstrong. Masing-masing menjadi Steinem di usia yang berbeda-beda. Unik deh, kita seperti diajak untuk melihat bagaimana proses pemikiran seorang feminis itu bermula.
Little Women (2019, Greta Gerwig) – perjuangan demi impian sederhana
Kehidupan perempuan Amerika pada abad ke-19 beda tipis dengan kondisi di sini, sama-sama tak berdaya. Jangankan ikut pemilu, punya cita-cita tinggi pun sebuah kemewahan. Greta Gerwig menggambarkan situasinya dalam adaptasi novel karya Louisa May Alcott ini. Perempuan cukuplah menanti pria yang akan menikahi. Namun perkara simpel ini malah asyik untuk dikisahkan. Dibintangi oleh Laura Dern, Emma Watson, Saoirse Ronan, Florence Pugh, hingga Meryl Streep film ini meraih 6 nominasi Oscar, termasuk untuk Film Terbaik.
Big Eyes (2014, Tim Burton) – perjuangan merebut hak cipta
Dalam dunia buku, ada istilah ghost writer, dibayar menulis untuk orang lain tanpa hak mencantumkan nama. Ternyata fenomena ini hadir pula di dunia seni lukis. Seperti dikupas Tim Burton tentang pasangan Walter (Christoph Waltz) dan Margaret Keane (Amy Adams) yang diangkat dari kisah nyata ini. Margaret si pelukis asli, ikhlas nama sang suami tertera pada lukisannya, demi cinta! Apa yang terjadi saat mereka berpisah? Margaret pun menuntut balik kredit namanya. Nah, film ini menuturkan bagaimana perjuangan perempuan menuntut hak atas karyanya itu.
A Private War (2018, Matthew Heineman) – perjuangan seorang jurnalis perempuan
Kisah biografi Mary Colvin, seorang jurnalis yang tak kenal takut meliput di medan perang. Diperankan oleh Rosamund Pike, Mary seperti Kartini, menyuarakan aspirasi kaum yang lemah dan terbungkam. Terjun di garis depan medan perang Suriah, ia berjuang habis-habisan layaknya seorang gerilyawan, tanpa peduli risikonya. Berkat akting apiknya, Rosamund mendapat nominasi Golden Globe Awards.
Bombshell (2019, Jay Roach) – perjuangan melawan pelecehan seksual
Ternyata perempuan di zaman modern sekalipun masih harus memperjuangkan haknya. Ya, seperti yang dialami para pekerja di kerajaan media Fox News ini. Bintang sekelas Nicole Kidman, Charlize Theron, dan Margot Robbie memamerkan akting gemilangnya dalam menyuarakan pelecehan seksual yang dilakukan bos mereka. Isu yang tetap aktual sampai saat ini, dikemas dengan bumbu komedi yang absurd. Hasilnya, film ini mendapatkah tiga nominasi Oscar.
Queen of the Desert (2015, Werner Herzog) – perjuangan demi segudang cita-cita
Sebuah kisah nyata dari Gertrude Bell (Nicole Kidman), putri keluarga tajir Inggris yang bosan dengan kehidupan sosialita. Mengikuti kata hatinya, ia ikut pamannya seorang pejabat diplomat di Iran dan mendapatkan cinta di sana. Terlepas dari hubungannya yang kandas, Gertrude merasa cocok di tempat barunya dan menemukan apa yang selama ini diimpiakannya. Mulai dari menjadi wisatawan, penulis, arkeolog, penjelajah, bahkan melakukan lobi politik sekalipun digeluti dengan antusias.
Perempuan Berkalung Sorban (2009, Hanung Bramantyo) – perjuangan sang ukhti
Mungkin banyak perempuan dalam kehidupan modern sudah bisa menikmati haknya. Bagaimana dengan mereka yang ada di lingkungan religius? Itulah yang selalu dipertanyakan Anissa (Revalina S.Temat). Alih-alih menggapai cita-cita, akhirnya malah dikawinkan dengan pria yang tak dicintainya (Reza Rahadian). Alhasil, semakin berliku pula jalan yang harus ditempuhnya. Setidaknya, seperti yang dilakukan banyak perempuan lain, Annisa sudah mencoba.
The Making of an Ordinary Woman (2019, Yi-Wen Yen) – perjuangan sederhana perempuan milenial
Seperti disebutkan pada judulnya, ini memang kisah ringan seorang perempuan yang biasa saja. Namanya Chen Chia Lin (Ying-Hsuan Hsieh), di usia akhir 30-an ia masih belum punya properti dan jomblo akut. Dia juga baru kena PHK. Namun Chen masih punya mimpi yang menyala-nyala. Maka ia merantau ke Taipei untuk mewujudkannya. Ia menjalani hidup dengan modal rasa percaya diri. Dari perempuan biasa macam Chen kita diajak untuk merenung, bagaimana caranya bertahan hidup di zaman modern ini.
Please Stand By (2017, Ben Lewin) – perjuangan meraih cita-cita
Lahir sebagai seorang anak berkebutuhan khusus, Wendy (Dakota Fanning) tetap yakin dan percaya diri dalam menjalani hidup. Dia juga sangat antusias dalam menekuni hobinya, yaitu menulis. Saking seriusnya, ia mengirim naskah 500 halamannya untuk ikutan kompetisi menulis Star Trek di Paramount Pictures. Luar biasa bukan! Ratusan kilometer ditempuh seorang gadis cilik berkekurangan. Perjuangan Wendy sungguh menyadarkan bahwa orang sepertinya tetap punya semangat dalam menggapai cita-cita.
Samjin Company English Class (2020, Jong-pil Lee) – perjuangan membongkar kecurangan
Kisah tiga perempuan modern dari kelas pekerja yang berusaha meraih promosi di kantor mereka. Syaratnya, mereka (Ah-sung Ko, Esom, Hye-Soo Park) harus ikutan kursus Bahasa Inggris. Tak disangka, ternyata mereka menemukan kasus kejahatan korporasi yang dilakukan perusahaannya. Kendati ini drama komedi, bumbu thrillernya lumayan terasa. Kita diajak melihat bagaimana para gadis muda ini berjuang mengungkap kasus yang terjadi di sana. Bikin gemas deh.
Miss Scarlet and the Duke (2020, Declan O'Dwyer) – perjuangan membongkar kasus kejahatan
Kalau perempuan yang satu ini sih kasusnya lebih karena “power of kepepet”. Sepeninggal ayahnya, Eliza Scarlet (Kate Phillips) bokek berat. Mau kawin kok nggak kepikiran. Maka jadilah ia meneruskan biro detektif ayahnya, bergabung dengan agen Scotland Yard, William Wellinton aka The Duke (Stuart Martin) untuk memecahkan kasus-kasus kejahatan. Sosok Scarlet sejatinya merupakan pionir bagi kaumnya, lantaran pada masa itu jarang banget ada detektif perempuan.