Sutradara dan penulis skenario Adam McKay segera menggarap biopic tentang sukses dan kehancuran Elizabeth Holmes, pendiri dan CEO Theranos.
McKay, yang tahun ini meraih Oscar lewat The Big Short untuk kategori “Best Writing, Adapted Screenplay,” mempercayakan Jennifer Lawrence untuk menghidupkan sosok kontroversial dari Lembah Silikon itu.
Siapa Holmes, si cerdas nan cantik yang pernah menghiasi sampul sejumlah media bergengsi dunia, dari majalah bisnis hingga majalah fesyen?
Pada 2002 Holmes terdaftar di Stanford University. Ia meninggalkan kampus demi mendirikan Real-Time Cures (kemudian bernama Theranos), di Palo Alto, yang diklaim sukses mengembangkan perangkat tes darah berteknologi mikrofluida. Theranos menjadi perusahaan bernilai $9 miliar, meraup $ 700.000.000 dari investor, tanpa satu pun pihak pernah melakukan pengujian cermat terhadap perangkatnya.
The Wall Street Journal, Oktober 2015, mengungkapkan, teknologi di Theranos adalah kebohongan besar. Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS menyatakan, kontainer darah Theranos tak layak, selain untuk tes herpes. Departemen Kesehatan Arizona menemukan masalah besar di laboratorium Theranos, yang membahayakan keselamatan pasien.
Holmes pada 2015 masuk daftar Forbes sebagai "Perempuan Terkaya Amerika” dengan kekayaan $4.7miliar. Pada 1 Juni 2016, majalah itu merevisi nilai kekayaannya menjadi… nol!
Apa alasan McKay memberi peran Holmes pada Lawrence? Ada kemiripan wajah di antara keduanya. Lebih dari sekedar mirip, Lawrence adalah salah satu aktris paling berpengaruh saat ini. Ia bagian penting sukses The Hunger Games (2012) dan sekuel-sekuelnya, dan peraih Oscar sebagai Aktris Terbaik dalam Silver Linings Playbook (2012).
Setelah sebelumnya kita disuguhi Jobs (2013) dan Steve Jobs (2015), satu lagi tokoh dari Silicon Valley segera diangkat ke layar perak!