Zaman dulu, mana berani sineas memfilmkan cinta beda ras. Selain kemungkinan besarnya tak laku, puluhan tahun silam, kisah cinta beda ras juga masih dianggap tabu. Tapi zaman sudah berubah, justru kisah-kisah cinta seperti ini lebih riil, indah dan menguras emosi.
Duluuu... mengangkat kisah cinta beda etnis ke layar lebar adalah sesuatu yang kelewat berani, kalau tak mau dikatakan tabu. Kisah cinta Richard and Mildred Loving dalam LOVING yang tahun silam diangkat ke layar lebar dan mendapat banyak penghargaan, barangkali sesuatu yang tak akan berani dilakukan pada masanya, 1958. Begitu kejamnya pandangan rasial, sampai-sampai Richard Loving (Joel Edgerton) yang nekad menikahi kekasihnya yang berkulit hitam, Mildred (Ruth Negga) diusir dari negara bagian di mana mereka tinggal. Pasangan inilah yang kelak mengubah aturan pernikahan antar ras menjadi lebih manusiawi.
Masih tahun lalu, sebuah film berjudul A UNITED KINGDOM dibintangi David Oyelowo sebagai raja dari Botswana bernama Seretse Khama, yang jatuh cinta dan menikahi juru ketik berkulit putih Ruth Williams (Rosamund Pike) berkebangsaan Inggris. Pernikahan ini sempat membuat shock warga Botswana dan kerajaan yang dipimpinnya sempat goyah. Pasangan ini harus berjuang melewati sentimen rasial. Tapi demi cinta, atau malahan berkat cinta, sang raja bahkan akhirnya bukan hanya bisa hidup bersama perempuan yang dicintainya, tapi juga mengubah kerajaannya menjadi republik Botswana seperti yang dikenal sekarang.
Film awal yang 'diakui' sebagai film cinta antar ras, adalah GUESS WHO'S COMING TO DINNER. Film yang dibintangi bintang terkenal pada masanya: Sidney Poitier, Spencer Tracy dan Katharine Hepburn ini saat pertama kali beredar akhir 1967 silam mengejutkan publik Amerika (dan akhirnya belahan dunia lain) dengan menampilkan kisah perempuan muda dari keluarga kulit putih berada dan terpelajar, yang pulang ke rumah untuk memperkenalkan sang tunangan pada orangtuanya: seorang pemuda kulit hitam.
Memenangkan dua Oscar, untuk Hepburn dan naskah terbaik, Guess Who's Coming to Dinner boleh dibilang mengubah peta hubungan antar ras di layar lebar. Sehingga sekarang kita bisa menikmati kisah cinta semua orang seperti Everything, Everything, Get Out, Lion, dan tentu saja The Big Sick.
Film 'masa kini' yang berkisah tentang cinta beda ras di tahun 60-an adalah FAR FROM HEAVEN. Besutan Todd Haines ini mendapat nominasi Oscar untuk Julianne Moore yang bermain apik sebagai seorang istri yang baik, perempuan berpikiran lurus yang merasa tak ada yang aneh ketika harus berteman dengan tukang kebunnya yang kebetulan berkulit hitam. Ia merasa dunia tidak adil, ketika suaminya - diperankan oleh Dennis Quaid, justru tak mendapat sorotan, padahal sang suami punya hubungan istimewa dengan seorang pria. Dunia adil? Barangkali nyaris tak pernah bagi seorang wanita.
Seting waktu dua abad kemudian ternyata kisah cinta antara ras masih memberi kejutan penonton. Tahun 80-an muncul JUNGLE FEVER garapan Spike Lee yang mengagetkan banyak orang lantaran adegan panas pasangan kekasih beda ras yang diperankan Wesley Snipes dan Annabella Sciorra. Apalagi di film ini Sciorra adalah kekasih baru Snipes, yang memerankan pria kulit hitam yang sukses. Bagaimana keluarga Afrika Amerika yang kaku bertemu dengan keluarga Italia yang tak kalah kakunya.
Masalahnya sebenarnya simpel saja. Seorang bapak yang neurotik mendadak merasa lebih perlu berlibur ke Hawaii ketimbang menguliahkan anaknya, dengan kata lain kuliah itu masih bisa menunggu tahun depan. Tapi Mark (C. Thomas Howell), yang kebetulan sudah diterima di Harvard malah tak sabar masuk kampus, membayangkan masa dewasa yang seru tanpa gangguan ortu, boleh mengendarai mobil sendiri, bersenang-senang dengan gengnya, dan sudah pasti bisa menggodai cewek-cewek kece.
Dengan gaya hidupnya yang semi-semi papan atas, mau tak mau ia harus cari tambahan atau cara lain agar tetep kuliah dengan gaya di kampus impian. Putar otak, eh ia menemukan ada beasiswa penuh dari kampusnya untuk mahasiswa keturunan Afrika-Amerika. Mark pun nekad mendaftar dan 'sialnya' atau malah 'untungnya' diterima. Selanjutnya ia mau tak mau harus berdandan sebagai cowok kulit hitam.
Konyol, tapi SOUL MAN menyentuh dan menyentil dengan caranya sendiri. Beda ras, terus kenapa?
16 tahun silam, Kirsten Dunst mengejutkan banyak orang ketika tampil sebagai Nicole, anak anggota dewan yang kaya dan terhormat, yang tak akur sama bapaknya. Ketika ia merasa perlu mencari perhatian sekaligus memberontak, ia menemukan cara terbaiknya: memacari cowok Latin miskin yang 'bisa membebaskan' jiwanya. Si Latin seksi, diperankan Jay Hernandez (ini akting perdananya). CRAZY/BEAUTIFUL, barangkali adalah salah satu kisah cinta beda ras remaja yang layak ditonton ulang lantaran masih kontekstual.
Lalu kita dibawa ke penampilan 'all-out' Halle Berry di tahun 2001 lewat MONSTER'S BALL, film yang memberinya Oscar pertamanya. Ia memerankan Latecia Musgrove, perempuan yang baru saja kehilangan suaminya yang dihukum mati. Depresi dan kalut, ibu tunggal ini tanpa sengaja malah berteman dengan polisi rasis yang mengeksekusi suaminya, Hank Grotowski (Billy Bob Thornton). Hubungan mereka memanas, saling membutuhkan, bahkan boleh dibilang mereka lantas pacaran. Monster's Ball adalah drama yang kelam tentang orang-orang yang (merasa) terbuang.
Tak semua film cinta beda ras harus menyesakkan, sebagian di antarnya 'normal' bahkan indah seperti komedi romantis lainnya. Salah satu kisah cinta antar ras yang manis, natural namun menggemaskan bisa jadi adalah SOMETHING NEW (2006). Hubungan 'tarik-ulur' akuntan cantik sukses bernama Kenya McQueen (Sanaa Lathan) yang jatuh cinta pada kencan butanya, Brian Kelly (Simon Baker). Tak ada masalah sebenarnya, selain Kenya meragukan dirinya sendiri bahkan takut jatuh cinta pada pria yang tidak satu ras dengannya. Film ini mengajak kita bermain-main emosi dan naluri... dan, lantas: cinta itu apa sih?
Dan akhirnya kita dibawa ke film sejenis yang paling mutakhir, THE BIG SICK diangkat dari kisah nyata kehidupan komedian asal Pakistan, Kumail Nanjiani yang memerankan diirnya sendiri di film, saat jatuh cinta pada Emily (Zoe Kazan), yang bule asli Amerika. Tapi, Emily memutuskan hubungan saat tahu Kumail masih mengencani gadis-gadis pilihan sang ibu. Ketika penyakit misterius menyerang Emily sampai ia koma, Kumail harus menghadapi orangtua gadis ini, harapan orangtuanya sendiri, dan apa yang sebenarnya ia inginkan.
Big Sick, adalah kisah yang familiar di telinga kita. Cinta antar etnis sama sekali bukan hal langka di Indonesia, tonton film ini dan bandingkan, sambil menertawakan hidup, eh cinta!