Sutradara Tim Burton, Michael Keaton pemeran Batman, Michelle Pfeiffer si Catwoman, dan Danny DeVito sang Penguin, buka-bukaan film ikonik tak terlupakan ini. Inilah hal-hal gila yang mungkin tak Anda tahu!
Dua puluh lima tahun lalu, Batman “kembali” ke hadapan penggemarnya lewat Batman Returns pada 19 Juni 1992. Salah satu superhero paling populer ini kembali sukses, setelah sebelumnya pada 1989 jadi peran yang meroketkan Michael Keaton lewat Batman. Film ini juga menciptakan sosok ikonik karakter Catwoman yang dimainkan aktris Michelle Pfeiffer dan Penguin yang diperani Danny DeVito.
Majalah bisnis Forbes mencatat Batman Returns meraup $267 juta saat dirilis, atau sekitar $473 juta saat ini (dari bujet $80 juta, atau sekitar $140 juta nilai sekarang). Meski secara finansial sukses, raihannya kalah dengan Batman yang dirilis pada 1989 dengan total $411 juta, sekitar $810 nilai sekarang setelah disesuaikan tingkat inflasi.
Yang menarik dari semuanya, Batman Returns dinilai sebagai salah satu film superhero paling kontroversial yang pernah dibuat. Sebagian orang – baik penggemar maupun jurnalis -- menyebutnya masterpiece, sementara sebagian lain menyebutnya sebagai penafsiran keliru karakter Batman. Pasalnya, terdapat adegan kekerasan di mana Batman membunuh dua musuhnya, satu dibakar hidup-hidup, dan yang lain diledakkan dengan Batman yang tertawa ngakak. Sekuel ini dinilai penuh kekerasan dan sejumlah dialog yang lebih layak untuk penonton dewasa. Para orangtua jadi risi saat mengajak anak-anak mereka ke bioskop.
Terlepas kontroversi itu, Batman Returns amat layak dikenang. Jadi mari kita rayakan film yang dirilis tepat seperempat abad lalu!
Alasan Batman “kembali”
Setidaknya mendapat nominasi di 16 kategori di berbagai festival, di antaranya di ajang Oscar 1993 untuk Efek Visual dan Tata Rias, Batman Returns mengisahkan pasangan suami-isteri yang baru saja melahirkan bayi.
Ingat kisah selanjutnya? Begini. Bukannya bahagia, pasangan ini justru bertikai karena kedua kaki bayi amat pendek. Takut menanggung malu, mereka membuangnya di sebuah selokan di kota Gotham. Di tengah selokan ini hiduplah para Penguin mutan dan merawat bayi itu hingga dewasa.
Di kemudian hari, bayi yang menamakan sendiri dirinya sebagai Penguin, diperani dengan akting cemerlang oleh Danny DeVitto, melakukan aksi balas dendam ke semua orang. Kemurkaan Penguin secara tak sengaja bikin seorang perempuan biasa jadi berkekuatan luar biasa, yang bertransformasi menjadi Catwoman. Penguin dan Catwoman dengan caranya sendiri berpotensi merusak kota Gotham, membuat Dark Knight, alias pahlawan dari kegelapan Batman, keluar dari sarangnya. Tantangan Batman makin rumit berkat kehadiran Max Shreck, manipulator politik dan pebisnis licik yang diperani Christopher Walken.
Batman Returns tak hanya “kembali” sebagai sekuel Batman, tapi juga kembalinya sutradara Tim Burton membesut film ini. Saat itu, ia tak ingin menyutradarai Batman lagi. Sementara itu, Warner Bros. telah mengembangkan naskah bersama penulis Sam Hamm, yang mengadirkan karakter Penguin dan Catwoman sebagai “harta karun” masa depan.
Rayuan Warner Bros. pada Burton sukses setelah memenuhi permintaannya mengganti sang penulis dengan Daniel Waters, membuang karakter Harvey Dent dan Robin, dan menulis ulang klimaks cerita.
Tapi, persoalan lain muncul. Annette Bening, yang sedianya memerani Catwoman, diketahui hamil! Jadi?
Inilah pengakuan Pfeiffer, baru-baru ini, tentang peran yang akhirnya ia dapatkan. “Aku terobsesi Catwoman sejak kecil. Ketika Tim memberinya pada Annete, hatiku hancur,” tuturnya. “Tapi Annete hamil, dan ia bahagia karenanya, dan Tim kemudian memberikannya padaku. Bikin aku girang luar biasa!”
Demi perannya, Michelle berlatih kickboxing dan ….permainan cambuk! Langsung dari suhunya. Akting lincah dan memukaunya adalah hasil kerja kerasnya. Asal tahu saja, kostum yang dikenakannya tak ringan, bahkan tak bisa di simpan di lemari karena tak bisa dilipat. Maklum, kostumnhya harus diberi sentuhan akhir silikon agar terlihat berkilat-kilat. “Kostum paling tak nyaman yang pernah kukenakan sepanjang hidupku,” katanya. Adegan cambuk-mencambuk ia lakukan berkali-kali gara-gara pencahayaan selalu terlihat kurang pas saat ditangkap kamera. Repot!
Sementara sang aktor utama, Keaton, tak mau mengeluhkan kostum yang tak nyaman ia kenakan. "Ada tuntutan kuat agar kostum yang kukenakan harus istimewa secara visual, jadi aku terima sajalah," katanya.
Kini, kata franchise atau waralaba tak hanya dikenal untuk produk macam makanan siap saji, tapi juga berlaku film-film serial dengan berbagai sekuel.
Ketika Burton membesut Batman pertamanya, ia tak berpikir harus bersinergi dengan perusahaan lain, semisal perusahaan makanan atau mainan. Semua mulai berubah setelah Batman Returns.
"Saat Batman pertama, tak pernah terdengar kata waralaba,” kata Burton. "Pada sekuelnya, kami didukung produsen mainan dan restoran McDonald's, dan mempertimbangkan komentar mereka.”
Lalu, bagaimana dengan sang komedian yang memerani Penguin? "Aku aktor yang suka berada di lokasi syuting. Tapi, aku amat kedinginan karena kami juga melibatkan penguin sungguhan. Air harus dijaga agar tetap dingin. Ada banyak AC raksasa, " kata DeVito. "Aku mungkin orang paling tak nyaman. Ada banyak tempelan prosthetics di wajah, bantalan tubuh, dan mantel amat berat!" ungkapnya dengan wajah jenaka.
Tapi penyayang binatang tak perlu kuatir dengan nasib para penguin itu. "Mereka punya area sendiri di studio, dengan kolam renang berpendingin. Mereka dirawat dengan sangat baik," kenang Walken, si pemeran pebisnis jahat.
Film itu tak hanya amat berkesan bagi Walken, tapi juga kekaguman abadinya pada DeVito, yang ia nilai amat berkomitmen terhadap karakter yang dimainkannya. Katanya, "Begitu DeVito mengenakan kostumnya, ia adalah Penguin. Ia selalu berkarakter, dengan suara mengancam. Aku tak melihatnya selama syuting, tapi aku menontonnya setelah film ditayangkan. DeVito dan Penguin-nya, adalah sesuatu yang selalu bersamanya. Hingga hari ini!”
Walken benar. Seperti diakui DeVitto, sekian tahun setelah Batman Returns dirilis. "Saat aku bertemu sutradara Burton, ia memberiku lukisan sesosok mahluk pada bola kuning dengan garis merah dan putih," tutur aktor ini. "Di situ tertulis, 'Namaku Jimmy, teman-temanku memanggilku anak penguin yang mengerikan.' Lukisan kecil itu selalu kupandangi, dan kubawa ke mana pun aku pergi….”
Batman Returns memang layak dikenang, karena ia selalu kembali di hati penggemarnya. Astaga, dua puluh lima tahun lalu, umur berapa kita?